PART 43 | NGIDAM

12.1K 499 8
                                    

Tidur Ara terusik ketika merasakan embusan napas di telinganya berkali-kali, tangan Ara memukul keras apapun yang ada di depannya termasuk wajah Aksa.

"Aww ...." Teriakan Aksa berhasil membangunkan Ara dari mimpinya.

Tawa Ara pecah ketika melihat wajah suaminya yang terlihat benar-benar cantik, sedangkan Aksa sendiri tampak bingung. Apakah istrinya ini sedang kesurupan? Bangun tidur langsung tertawa keras.

Bahkan Aksa langsung menjauhkan diri dari Ara yang masih tertawa, dahi Aksa berkerut kemudian tangan kanannya mengambil segelas air yang ada di meja kecil di samping tempat tidur mereka.

Dengan semangat Aksa menyiramkan air itu pada Ara.

"Om!" teriak Ara.

Wajahnya basah sekarang karena siraman Aksa padanya, bibir Ara mengerucut kesal menatap suaminya itu.

Aksa sendiri kembali mendekatkan diri pada Ara ketika meyakinkan diri kalau Ara sudah kembali. Maksudnya setannya sudah hilang.

"Ini istri Aksa, kan?" tanya Aksa senang.

Ara mengambil tangan Aksa dan menggigitnya kuat membuat Aksa menjerit kesakitan, setelah puas Ara melepaskan gigitan tersebut menimbulkan bekas gigitan Ara.

"Om jahat siram Ara," ujar Ara keras.

"Ya kamu bangun tidur langsung ketawa, saya kira kesurupan." Aksa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Muka Om Aksa kayak badut," ucapnya ketus.

Aksa dengan heran turun dari ranjang  berjalan menuju meja rias milik Ara, matanya membulat sempurna melihat wajahnya yang sudah tidak tampan lagi.

Bedak yang ditaburi dengan berantakan juga tebal, pensil alis yang diiukir di alisnya sampai ke pelipis, kemudian perona pipi yang berwarna merah muda terang, dan terakhir lipstik yang dibuat setebal mungkin. Tak lupa lipstik tersebut diukir sepanjang mungkin sampai ke rahan Aksa, seperti Joker.

Aksa kembali mendengar tawa Ara yang keras, bahkan Ara sampai memukul-mukul tempat tidur saking lucunya wajah Aksa.

Mata Aksa memincing, kemudian dia berlari cepat dan melompat ke pinggir ranjang.

Tanpa diduga Aksa menindih Ara mengunci kedua tangan ibu hamil itu agar tidak bisa berontak, dengan jahilnya Aksa menduselkan wajahnya ke wajah Ara agar make up tersebut menempal sempurna di wajah basah Ara.

"Om nggak mau ih, nggak mau ...." Ara mencoba berontak tapi tak berhasil, cengkaraman Aksa kuat.

Akhirnya Ara hanya bisa pasrah ketika Aksa masih saja melanjutkan kegiatannya.

"Cantiknya istri Aksa," ucap Aksa melihat hasil karyanya.

"Ihh, lepas!" ujar Ara.

"Nakal kamu!"

Ara terkirim geli. "Habisnya Om kemarin ngomelin Ara, terus anak kita nggak suka, jadi dia kasih ide ke Ara buat rias wajah Om."

Bohong? Ya, tentu saja.
Memang sejak kapan janin bisa bicara, Aksa yang mendengar jawaban istri kecilnya ini hanya tersenyum lebar.

Dia tidak mempermasalahkan kejahilan Ara selagi itu membuat istrinya senang, lagipula Aksa juga sering jahil pada Ara.

Perlahan Aksa melepaskan kungkungannya pada sangat istri membiarkan Ara berkaca melihat apa yang terjadi pada wajah cantiknya itu.

"Om iiiih!" ucap Ara dengan bibir mengerucut, wajahnya sudah tidak cantik lagi.

"Mandi bareng, ayok!" ajak Aksa, kemudian dia berjalan mendekat pada Ara yang masih berkaca. Kemudian menggendong tubuh Ara masuk ke dalam kamar mandi.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang