PART 38 | SEMAKIN DEKAT

7.5K 390 22
                                    

Satu minggu berlalu hubungan Aksa dan Rissa semakin dekat, bisa dibilang lebih serius.

Selama satu minggu itu juga Rissa selalu menuntut untuk Aksa untuk menikahinya, bahkan hampir setiap hari dia selalu mencoba membujuk Aksa.

Rissa harus selangkah lebih maju, saat ini dia sudah mendapatkan kepercayaan dari Aksa dan hal tersebut tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Dia harus mengambil kesempatan itu sebaik mungkin, juga mengambil langkah cepat agar tujuannya mendapatkan Aksa berhasil begitu pula dengan Axel.

Bahkan sekarang Rissa-lah yang lebih berambisi dalam rencana ini, dia benar-benar bersemangat, Axel juga turut ikut andil namun rencana yang dia lakukan tetap sama. Sekedar memberikan begitu banyak paket, dan memberikan pesan-pesan tidak penting setiap harinya pada Ara.

Untuk hubungan Aksa dan Ara sendiri--mereka membuat jarak, hanya untuk berbicara saja mereka tidak sempat. Ara lebih banyak mengurung dirinya di kamar tiap jam, beberapa kali juga dia meninggalkan sarapan dan makan malamnya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Ara pada Rissa yang mengikutinya berjalan menuju mobil Aksa.

"Maaf, Nyonya. Tapi Tuan Aksa mengajakku untuk ikut bersama kalian," jawab Rissa dengan senyum miringnya.

Dahi Ara berkerut.

"Ya, Ara. Dia akan ikut, dan saya harap kamu nggak keberatan." Aksa datang dan mendekat pada kedua perempuan itu.

"Ara nggak mau!" ujar Ara dengan raut wajah yang tidak bersahabat.

"Saya nggak minta persetujuan dari kamu, ayo Rissa!" ajak Aksa.

Rissa tersenyum lebar pada Ara seakan menunjukkan kemenangannya, hal itu berhasil membuat Ara kesal.

Terlebih lagi dia melihat Rissa yang membuka pintu penumpang di samping Aksa.

"Berhenti! Kamu duduk di belakang, ngapain di sini?!" bentak Ara.

"Kamu duduk di belakang Ara!"

"Bangsat" umpat Ara. Dia membuka pintu belakang mobil dan menutupnya dengan kencang.

Aksa yang mendengar umpatan dari istrinya itu berjengkit terkejut, baru kali ini dia mendengar Ara mengumpat.

Di dalam mobil tidak ada yang membuka suara antara Aksa dan Ara, hanya Rissa yang terus-terusan berkicau tanpa henti walaupun Aksa hanya menanggapinya dengan kepala mengangguk dan menggeleng.

"Ara saya memutuskan memberikan butik itu untuk Rissa dan tentu dengan namanya."

"Atas dasar apa dia berhak? Itu butik punya Ara dan Ara udah nunggu sejak lama, Ara nggak sudi!" jawab Ara. Lama-lama dia kesal dengan Aksa yang bertindak egois.

"Kamu bisa mendapatkan butik yang kamu mau, tapi sekarang butik itu untuk Rissa terlebih dahulu. Atau kamu mau bekerja dulu di butik milik Rissa?" tanya Aksa santai.

Ara menatap sengit pada Aksa yang sedang menyetir, kedua tangannya sudah mengepal erat.

"Ara nggak mau!"

"Jangan membantah, Ara!" ujar Aksa.

Ya, memang.
Pagi tadi Aksa memutuskan untuk mengajak Ara melihat butik yang sudah 100% jadi.

Namun sialnya, Aksa juga mengajak Rissa untuk pergi ke sana dan lebih sialnya lagi sekarang Aksa mengatakan kalau dia akan memberikan butik tersebut pada Rissa.

"Turunin Ara di sini!"

"Nggak."

"Turunin Om Aksa!"

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang