EXTRA PART | PAPA

17.1K 586 14
                                    

"Papa!"

Aksa yang baru pulang kerja lantas tersenyum melihat Darrel yang berlari ke arahnya dengan merentangkan kedua tangan, rasa lelahnya menghilang begitu saja entah ke mana.

Dengan senyum lebar Aksa meletakkan tas kerjanya sembarang arah, diam tersenyum kemudian berjongkok seraya merentangkan kedua tangannya juga, menyambut pelukan sang putra nanti.

Namun, senyumnya langsung luntur ketika Darrel melewatinya begitu saja. Dahi Aksa berkerut, kemudian sejenak berpikir.

"Papa?" gumam Aksa.

Pria yang sudah memasuki kepala tiga ini lantas menoleh, sontak matanya membulat sempurna ketika melihat Darrel yang berada di gendongan bocah tengil yang selalu membuat Aksa darah tinggi secara tiba-tiba.

Ya, Revan.

Bahkan dia tersenyum jahil pada Aksa seraya mengangkat kedua alisnya menggoda Aksa, dengan arti mengatakan kalau Darrel menganggapnya sebagai ayahnya.

Kemudian mata Aksa teralihkan pada Ara yang baru datang, dengan penuh lembut Ara memeluk Aksa dengan sangat erat, dia terkekeh melihat wajah Aksa yang menahan kesal dan juga melihat seringai jahil yang ditunjukkan oleh Revan, sedangkan Darrel masih sibuk memeluk Revan dengan sangat erat sambil mengucapkan kata 'Papa' berulang kali.

"Sayang ...," rengek Aksa manja pada Ara.

"Bukan Ara yang ngajarin, serius!" jawab Ara dengan menunjukkan jari telunjuk juga jari tengahnya.

"Terus kenapa Darrel manggil bocah tengil itu Papa?" tanya Aksa kesal.

"Ara nggak tahu, Kak Aksa."

Yup, sekarang Ara sudah tidak lagi memanggil Aksa dengan sebutan 'Om' karena Aksa seringkali protes.

Mereka sudah memiliki anak, tidak mungkin Ara terus-terusan memanggil Aksa dengan sebutan 'Om'.

"Darrel!" panggil Aksa dengan nada rendahnya.

Namun panggilan tersebut sama sekali dihiraukan oleh Darrel, yang semakin membuat Aksa kesal ketika Revan semakin menunjukkan wajah menyebalkannya itu.

Ara yang tak tega melihat Aksa lantas memanggil Darrel, benar saja gadis kecil berusia lima tahun itu langsung menoleh dan meminta diturunkan dari gendongan Revan.

"Ya, Ma?" tanya Darrel tersenyum manis.

"Ini Papa, bukan yang itu," ucap Ara menunjuk ke arah Aksa.

Dahi Darrel terlihat berkerut,
Sesekali Darrel menatap ke arah Aksa dan juga Revan.

"No!" Kepala Darrel menggeleng cepat.

"Sayang," panggil Aksa ikut mensejajarkan tubuhnya di hadapan Darrel.

"Om bukan papa El!"

"Kok kamu gitu sih sama papa?" tanya Aksa kesal.

"No! Papa El ini, ganteng ...." Darrel beralih memeluk Revan.

Revan yang dipuji ganteng oleh Darrel lantas menyugar rambutnya ke belakang berpose ala-ala model terkenal. Bagi Revan ucapan anak kecil adalah kejujuran bukan kebohongan.

"Udahlah, Bang. Kan udah gue bilang kalo Darrel itu anak gue ...."

"... kamu anak papa, kan, Sayang?" tanya Revan pada Darrel.

"Betul ... betul ... betul," jawab Darrel semangat.

Aksa menghiraukan ucapan Revan.

"Panggil Papa, nanti nggak papa kasih lagi kamu donat," ujar Aksa, mencoba menyogok Darrel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang