PART 46 | MELAHIRKAN

12K 565 15
                                    

BENTARR TADI MAU DIREVISI DIKIT😂

⚠️Aku nggak tahu gimana proses orang melahirkan, ini cuma sebatas informasi yang aku dapet dari Google wkwk. Jadi mohon maaf apabila ada kesalahan🤧

- S E L A M A T M E M B A C A -

8 BULAN KEMUDIAN ....

Para orangtua tidak ingin mengambil resiko dengan tetap Ara tinggal di rumah, oleh karena itu mereka membawa Ara langsung ke rumah sakit menginap di sana. Jika terjadi sesuatu pada Ara dokter bisa langsung menangani, tanpa harus menunggu waktu yang banyak dan membiarkan Ara kesakitan dalam waktu yang lama.

Dari beberapa jam yang lalu Ara terus mengeluhkan sakit perut tapi belum saatnya untuk Ara melahirkan, karena dokter mengatakan kalau Ara baru pembukaan dua.

Dokter juga menyarankan Ara untuk jalan ringan agar Ara tidak terlalu merasa sakit, Aksa senantiasa menemani istrinya walaupun hatinya sama sekali tidak bisa tenang.

Raut wajahnya jelas sekali menyiratkan ketakutan, cemas, gugup. Ini pertama kali bagi Aksa melihat secara langsung bagaimana seorang ibu yang harus berjuang melahirkan buah hatinya.

Takut kehilangan? Ya, tentu saja, rasa itu terus menghinggapi hati dan pikirannya, tapi dia yakin Ara pasti bisa untuknya dan untuk anak mereka. Ara wanita kuat. Ya, istrinya adalah wanita kuat.

"Masih sakit, hm? Kamu mau minum?" tanya Aksa pelan.

Aksa sedang menemani Ara hanya mengelilingi ruang yang ditempati istrinya, kedua tangannya dengan setia merapat tubuh Ara.

"Masih sakit, tapi nggak sakit kayak tadi," jawab Ara meringis.

"Kamu kuat, ya, Sayang." Aksa mengusap peluh keringat di pelipis Ara.

Pria ini berjongkok mensejajarkan kepalanya tepat di hadapan perut Ara. "Anaknya Papa jangan nakal, ya. Jangan buat Mama kesakitan, ya, Sayang."

"Papa sayang kamu," ucap Aksa lembut. Dia juga tidak lupa mengecup perut Ara yang membesar.

"Ara mau duduk, capek," gumam Ara.

Dengan sigap Aksa membantu istrinya untuk kembali berbaring di ranjang rumah sakit.

Orangtua Aksa juga Ara, dan Revan masih setia duduk di sofa rumah sakit yang sudah disediakan, mata mereka terus melihat ke kedua pasangan itu.

Tak lupa mereka terus memanjatkan doa agar persalinan Ara berjalan dengan lancar. Sehat untuk bayinya dan juga ibunya.

"Ara minta maaf sama Om," bisik Ara pelan. Dia menggenggam kedua tangan Aksa dengan sangat erat.

"Nggak perlu minta maaf, kamu nggak ada salah apa-apa, ngapain minta maaf."

"Maaf, kali selama ini Ara selalu ngebantah peraturan yang Om buat, maaf kalo Ara selalu buat Om marah, maaf kalo Ara manja, maaf kal---"

Aksa dengan cepat memotong ucapan Ara. "Ssttt, nggak perlu, nggak masalah."

"Ara takut ...," lirih Ara.

"Takut apa, Sayang? Saya ada di sini, saya bakal nemenin kamu sampe ngelahirin anak kita."

"Ada banyak wanita yang meninggal sehabis ngelahirin. Ara takut, Ara nggak bisa lihat anak kita nanti, Ara mau ngebesarin anak kita sama Om Aksa," jelas Ara.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang