PART 07 | TERBUKA

13.6K 708 5
                                    

"Mau ke mana lagi, Ra?"

"Nggak tau, Ara bingung. Semuanya bagus," jawab Ara gusar.

Seketika terlintas sebuah ide di benak Aksa. "Gimana kalo borong semua?"

"Jangan, ih. Itu namanya boros."

Kepala Aksa menggeleng cepat, kembali melanjutkan langkah mereka sembari menjawab, "percuma saya kerja keras dari siang sampe malem kalo hasilnya nggak dipake apa-apa."

"Mending ditabung Om buat masa depan cebong-cebong kita."

"Ra, kekayaan saya udah diatas rata-rata, mau sampe 10 tahun ke depan atau 100 tahun ke depan juga nggak akan habis. Kamu jangan khawatir kalo soal cebong, udah ada bagiannya masing-masing," jelas Aksa sedikit sombong.

"Om jadi orang jangan sombong, gimana nanti tiba-tiba dikutuk jadi bangkrut? Hayooo."

"Emang kamu mau kita tinggal di pinggir jalan?" tanya Aksa balik.

"Ara kan bisa cari om yang baru," jawab Ara kelewat santai.

"Saya patahin kaki kamu, Ra."

"Serem banget sih Om."

Aksa mengajak Ara masuk ke salah satu brand terkenal lainnya, menyuruh sangat istri untuk melihat-lihat siapa tahu ada yang membuat Ara tertarik.

Lagi dan lagi Ara menggeleng tidak tertarik membuat Aksa menghela napas sabar. Istrinya ini kelewat irit sedikit lagi medit.

Padahal Aksa tidak masalah jika satu atau dua kartunya habis untuk Ara. Justru Aksa akan merasa sangat senang, karena kerja kerasnya begitu dihargai.

"Makan aja gimana? Kamu belum makan, kan?" tawar Aksa.

"Boleh. Abis makan, jajan ya Om cemilan di rumah udah mau habis."

Aksa mengangguk saja menyetujui.

Mereka segera memasuki restoran makanan khas Jepang, tentu saja itu adalah keinginan Ara.

"Om nggak sibuk emangnya?" tanya Ara penasaran.

"Nggak ada kata sibuk kalo buat nemenin kamu, Sayang."

"Awssss Ara baper. Tanggung jawab loh!"

"Udah saya nikahin. Tanggung jawab yang mana lagi yang kamu maksud?"

"Tanggung jawab aja karena udah bikin Ara baper."

"Biarin. Biar kamu cepet cinta sama saya," jawab Aksa santai.

"Udah sayang kok," gumam Ara.

"Cintanya kapan?"

Pernikahan karena perjodohan memanglah hal tersulit dalam hidup Ara, dia dan Aksa bukan baru kenal, justru mereka sudah saling kenal sebelumnya.

Hanya saja mereka memang tidak pernah mempunyai hubungan yang intens hingga bisa menikah sampai sekarang.

Jika dipikir-pikir Ara saja masih tidak menyangka bisa menikah dengan Aksa.

"Nanti, ya, Om. Berjuang dikit lagi nggak papa kan?"

Aksa tersenyum tipis.

"Saya nggak akan nyerah, Ra."

"Makasih ya Om udah mau nerima Ara yang kayak bocil ini, udah mau nunggu Ara, udah mau perjuangin Ara. Kalo dipikir-pikir nggak ada yang istimewa dari diri Ara sampe harus diperjuangin sangat keras sama Om."

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang