PART 27 | (MALDIVES III)

9.9K 509 9
                                    

Terhitung sudah hampir satu minggu mereka di Maldives, dan selama itu pula Aksa selalu mengajak istrinya pergi ke destinasi yang menarik.

Ada banyak hal yang Ara rekam dalam pikirannya, mulai dari tempat yang indah, pengalaman baru, orang yang ramah, dan lain sebagainya.

Jika ada kesempatan kembali, Ara ingin kembali lagi ke Maldives suatu saat dan tentu saja bersama Aksa atau mungkin dengan anak-anak mereka nantinya.

"Raa ...," panggil Aksa pada istri kecilnya ini.

"Eum?" Ara hanya bergumam, dia masih asik menonton sunset yang indah.

"Sini dulu, Sayang!" titah Aksa.

Ara menurut, duduk di atas pangkuan Aksa tidak peduli jika ada orang yang melihat posisi mereka saat ini.

Kini perhatian Ara sudah tertuju pada Aksa yang tampak serius.

"Kenapa, Om?" tanya Ara penasaran.

"Nggak ada. Pengen peluk kamu aja."

"Ihhh nyebelin, kirain kenapa."

Ara memanyunkan bibirnya tidak suka, Aksa yang merasa gemas lantas memberikan kecupan singkat di bibir Ara.

"Bagus nggak?" tanya Aksa.

Pria itu memperlihatkan sebuah konsep butik pada Ara yang langsung disambut senang oleh Ara.

"Bagus! Om Aksa mau buat butik?"

Aksa mengangguk pelan.

"Cantik, kok! Designer-nya siapa, Om?" tanya Ara.

"Kamu."

Jawaban singkat dari Aksa berhasil membuat Ara terdiam. Yang benar saja Aksa?

"Kok Ara? Ara nggak pinter jahit."

Dahi Aksa berkerut heran. "Emang harus banget bisa jahit, cukup tentuin konsep dan gambar, selesai."

"Nggak semudah itu Om ...," rengek Ara manja.

"Saya udah lihat buku harian kamu, di sana banyak curhatan kamu yang pengen banget jadi designer, masalah jahit nanti kamu tinggal belajar jahit atau mau lanjut sekolah khusus untuk designer?" tawar Aksa serius.

"Nggak perlu."

"Anggap ini sebagai hadiah dari saya untuk kamu, saya nggak mau ditolak. Lagipula proses pengerjaan butiknya sudah setengah jalan," jelas Aksa santai.

"Kok Om nggak bilang-bilang dulu sama Ara, sih?"

"Surprise, Cantik!"

"Ara ngerasa nggak enak selalu ngerepotin Om."

Kepala Ara tertunduk malu.

"Kenapa harus nggak enak? Saya suami kamu, uang saya juga uang kamu, harta saya harta kamu, dan diri saya ini milik kamu. Saya bakal ngelakuin yang terbaik sebisa saya agar kamu bahagia di dekat saya."

"Nggak usah ngerasa nggak pantes untuk dapetin ini semua. Justru saya harus berterima kasih sama kamu, karena sudah berusaha jadi istri yang baik di usia kamu yang masih sangat muda ini," jelas Aksa dengan tatapan memujanya.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang