PART 22 | PENYELESAIAN

15.1K 610 11
                                    

Pukul 17.21 Ara masih nyaman di atas tempat tidur, lain halnya dengan Aksa yang sudah kembali segar.

Sesekali Aksa tersenyum mengingat kegiatan yang baru selesai mereka lakukan beberapa jam yang lalu.

Istri kecilnya itu pasti sangat lelah, Aksa benar-benar melakukan apa yang Ara pinta. Apalagi mereka melakukannya dari siang tadi.

"Terima kasih, Sayang," bisik Aksa.

Aksa memberikan beberapa kecupan di dahi Ara dengan sayang.

"Om," lenguh Ara merasa terganggu akibat kecupan bertubi-tubi Aksa.

"Lanjut tidurnya di rumah saja, Baby."

"Masih ngantuk, Om."

"Atau mau saya gendong?" tawar Aksa.

Ara menggeleng pelan. Perlahan dia membuka mata menatap Aksa yang masih menunjukkan senyum lebar.

"Happy banget, Om Gula," gumam Ara.

Aksa tertawa gemas. "Saya baru dapet jackpot, makanya happy."

"Dior, jangan lupa," bisik Ara.

"Siap, Princess!"

Aksa menyanggupi, bukanlah hal sulit baginya.

"Bisa bangun? Atau mau saya bantu? Gendong aja, ya," tawar Aksa sekali lagi.

"Bisa ... mungkin agak lama, Om tunggu aja di luar nanti Ara nyusul."

"Saya tungguin kamu di sini, takutnya kamu kenapa-kenapa."

"Ara kenapa-kenapa juga karena Om," gumam Ara.

"Kamu yang maksa." Aksa membela diri.

"Ishhhhh, jangan diingetin lagi." Ara berucap malu dengan wajah yang bersemu.

Aksa semakin gencar menggoda sang istri, Aksa sedikit menunduk menatap Ara lama.

"Yang tadi itu luar biasa," bisik Aksa mengedipkan sebelah mata lalu pergi begitu saja.

"Mesum!" teriak Ara malu.

Butuh waktu setengah jam untuk Ara merapikan diri, Ara menghampiri Aksa yang sedang sibuk merapikan meja kerjanya.

Aksa menoleh sebentar pada Ara yang juga sedang menatap ke arahnya.

"Tunggu sebentar, Sayang," ujar Aksa.

Ara mengangguk, lalu memainkan ponselnya sebentar, dahi Ara berkerut heran mendapat pesan dari Axel.

Kak Axel
|Ra, gue mau ketemu lo
|Besok. Diblkng sklh

Buru-buru Ara menghapus pesan yang diberikan Axel tadi sebelum terbaca oleh Aksa.

Bisa jadi perang ini.

"Ayo!" Aksa mengarahkan tangan kirinya pada Ara agar digandeng.

Selama perjalanan menuju rumah Ara hanya diam, apakah harus memberitahu Aksa bahwa barusan Axel mengirim pesan padanya.

Tapi bagaimana kalau Aksa marah?

"Mau ngomong apa?" tanya Aksa.

Ara melebarkan mata mendengar ucapan Aksa yang tiba-tiba, mengapa suaminya ini peka sekali?

Ara tetap diam, merasa ragu untuk bicara.

Aksa yang paham hanya diam, semakin mempercepat mobilnya.

Setelah menempuh waktu yang cukup lama akhirnya mereka sampai di rumah. Aksa membiarkan Ara terlebih dahulu untuk berjalan.

ISTRI KESAYANGAN OM AKSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang