vingt-neuf

364 78 111
                                    

"Iyaa ri"

"Dimana?". Anya mengerutkan alisnya, ada apa dengan intonasinya itu.

"Aku di kampus, baru selesai kelas. Kenapa?"

"Engga, yaudah aku pulang bareng wynne"

Tanpa menunggu jawaban anya, haruto mematikan panggilannya secara sepihak. Kali ini kenapa lagi, seingatnya anya tak membuat kesalahan sejak tadi malam sampai sekarang. Bukan seharusnya ia yang harus marah, karena tak ada satu pun kabar yang ia terima darinya. Terlebih apa katanya, dengan wynne?

"Kenapa nih tumben muka lo kusut bangatt"

"Jaz,"

"Stop stop, hentikan. Gue gak jadi nanya enggak, lagi mager ah dengerin orang curhatt see youu anya-"

"Kok lo gitu sih" anya menundukkan kepalanya, seolah ia benar-benar terluka, padahalmah baik-baik aja kesel dikit doang.

"Anya? Lo gak apa-apa? Jadinya putus nih?" Jazli akhirnya gagal pergi karena tatapan menyebalkan para perempuan yang kembali membuatnya luluh.

"Sembarangan mulut lo, engga gak putus dan gak akan pernah putus"

"Tau apa lo sama takdir?"

Takdir. Benar. Anya tak pernah mengetahui dengan jelas apa itu takdir dan bagaimana cara kerjanya.

"Gue kesel aja, masa gue yang gak di kabarin tapi arion yang malah marah sama gue"

"Palingan lo gak sadar, cewe kan gitu suka banget cari pembenaran"

"Jingan"

"Gue denger-denger lo baru baikan yaa? Mungkin dia masih ada hawa marahan sama lo jadi terkesan dia marah padahal engga. Atau ada sesuatu yang lo lakuin secara gak sadar bikin dia marah."

"Makanya, gue dari tadi mikir apa iya gue ada salah perasaan engga. Tadi berangkat sama chandra tetangga gue, udah bilang juga sama arion"

"Mungkin dia gak suka lo berangkat bareng tetangga lo itu"

"Ya kan bilang bisa gituloh, kenapa harus tiba-tiba marah. Gue juga kalo ada yang gak gue suka bilang kok gak pernah asal-asalan marah, toh kalo emang ada alasannya gue terima dengan baik"

"Jadi yang salah pacar lo nih?"

"Gak bisa dibilang gitu juga sih, tapi ya ahh gak tauu pusing gue jazz baru juga damaii"

"Makanya gak usah pacar-pacaran nih kayak gue" ujar jazli dengan percaya diri palsunya

"Jazz, mau berapa kali pun lo ngomong gitu jawaban gue tetep sama. Sabar yaa, pasti nanti ada yang lebih dari asna yang jadi pendamping hidup lo" anya mengatakan itu dengan tangan yang perlahan menepuk bahu jazli.

"Anj kok masih sakit ya"

Bagaimana tidak, hubungan yang ia bangun bersama asna tiba-tiba diputus sepihak oleh pihak keluarga asna. Keluarganya menjodohkan asna dengan laki-laki pilihan mereka dan menyuruh asna memutuskan dirinya. Pahit memang, ia sudah berusaha sebaik mungkin baik-baik saja. Namun nyatanya itu lebih sulit dari dugaannya.

"Yuk bisa yukk semangatt yuk" entah darimana lita sudah berada di belakang dan menghampiri jazli dan anya.

"Taa nih liat masa ade- awww" jazli meringis saat kakinya sengaja diinjak oleh anya

"Nyaa? Kanapa?" Lita memandang anya penuh selidik

"Gak apa-apa cantikk, dah yaa gue sama lita duluann dadah jazliii"

Tak lama, ponsel jazli bergetar

Anya
Jangan kasih tau lita gue abis curhat

Comρlicαtҽd✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang