Pagi-pagi sekali sama seperti biasanya anya sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Tapi alih-alih mendapati kanaya di meja makan anya justru mendapat pesan bahwa ia sudah pergi lebih dulu untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Sebenarnya tugas kanaya sebanyak apa hingga membuat dirinya lebih banyak menghabiskan semua waktunya di luar daripada di rumahnya untuk sekedar berbincang dengan anya. Tapi sudah anya bilang kalau ia bukan seseorang yang merengek agar kakaknya menemaninya bukan.
Melihat satu piring nasi goreng yang telah kanaya buat untuknya, membuat anya mau tidak mau memakannya walaupun ia tak terlalu terbiasa makan berat saat pagi. Tapi tak apa jika itu dibuat oleh kakaknya. Munkin kanaya lupa, atau mungkin tak pernah mengingatnya.
Baru saja anya berbalik setelah mengunci rapat pintu rumahnya, ia menemukan seseorang yang susah payah ia hindari. Tanpa menunggu lama anya berjalan melewatinya, terdiam tanpa kata.
"ngapain?" tanya anya setelah melihatnya duduk di sampingnya untuk menunggu kendaraan umum
"nunggu angkot" jawabnya acuh
Tak ada gunanya anya kembali berbicara, akhirnya ia hanya diam sampai sebuah angkot berhenti tepat di depannya. Salah jika anya pikir ucapannya hanya main-main, karena kenyataannya ia benar menaiki angkot yang sama dengan dirinya dengan posisi duduk berhadapan.
Gila, perasaan ini angkot jalannya gak kebut tapi kok gue mual ya - haruto
"bentar nya," haruto menahan tangan anya. Ketika anya berbalik ia melihat wajah pucat haruto yang mati-matian menahan agar apa yang sudah ia makan tidak kembali keluar.
Keluarlah semuanya tanpa tersisa mungkin, hingga tak sadar anya menyunggingkan senyum tipisnya dan berpikir untuk apa ia naik jika tidak bisa naik. Lalu kembali tersadar, untuk apa dia mau-mau saja dimintai tunggu oleh haruto. Tak lama anya menepis tangan haruto dan kembali berjalan tanpa peduli padanya.
"ariii, kenapaa?" tanya lita saat mobilnya berada di samping haruto.
"kak, minum". Dengan cepat lita memberikan botol minumnyaa pada haruto
"gue mual anjirr dasar abang angkot sialan" maki haruto
"pfftt, lo naik angkot? Ngapain? Bukannya motor udah dibalikin?"
"ya gimana lagi, kalo gue naik motor 100% yakin anya gak bakal mau ikut. Jadi yaa gue yang ngikut anya, dan berakhir sarapan gue keluar semua"
"anya?"
"iya anya. Oh iya gue belom cerita ya sama lo, tar deh pulang sekolah udah ah gue mau ke kelas masih mual ini buat gue aja ya kak see you"
"arionn, lo beli aja sih ngapain bawa minun guee woiii" namun haruto hanya melambaikan tangannya pada lita
»»»★★«««
"anyaaaaa"
"hmm"
"lo pergi barengan arionn? Kok bisaaa?"
"lo tanyain aja orangnya, ngapain tanya gue"
"tapi emang lo gak nanya sama arion? Kali aja dia mau ngomong sama lo"
"engga, tapi gak ada tanda-tanda dia mau ngomong sama gue"
Jika tidak ada yang ingin haruto bicarakan, kenapa juga ia harus naik angkot dan berakhir, ah untung lita tidak ikut-ikutan mengeluarkan sarapannya karena biasanya orang lain yang sedikit sensitif akan seperti itu.
"tadi dia muntah tau, nya"
"hmm"
"dia gak bisa naik angkot, tapi maksa naik masa iya gak ada yang mau di omongin sama lo"
"ya kalo gak bisa kenapa naik, kalo mau ngomong kan bisa telepon atau ngomong langsung di sekolah"
"telepon apaan, nomornya aja diblokir"dengan cepat lita menutup mulut embernya, kalau sampai haruto tau habis lita.
Anya kira dia hanya kebetulan saja bertemu haruto, tapi nyatanya tidak. Kini justru ia sedang duduk disertai tatapan yang tertuju padanya, menyantap roti dan susu yang baru saja ia beli saat beberapa menit yang lalu bel berbunyi menandakan jam istirahat.
"gausah ngeliatin gue gitu"
"lo gak pernah makan ya? Badan lo kecil aja perasaan". Anya melayangkan tatapan tajamnya pada haruto
"ya, bagus dong kan biasanya cewe tuh sering marah kalo di bilang gemuk makanya gue bilang lo kecil, tapi ternyata tetep gak suka" haruto sedikit bergumam pada kalimat terakhirnya
Setelah sebelumnya haruto seolah menerima keputusan anya, kini dia kembali tanpa merasa semua perkataannya anya anggap sebagai sesuatu yang serius.
"lo mainin gue?" tanya anya blak-blakan saat teman-temannya yang lain masih ada di dalam kelasnya
Untung saja lalita datang tepat pada waktunya, sehingga ia dengan susah payah meminta agar murid yang tersisa di sana keluar dan memberi waktu dan pengertiannya untuk anya dan adiknya bicara.
"maksudnya?"
"tentang pertemuan kita terakhir kali. Lo bilang keputusannya ada di tangan gue, lo bilang semua terserah. Gue udah memutuskan dan lo menerimanya. Tapi kenapa sekarang lo dateng lagi ganggu gue?"
"tapi kalo gue pikir-pikir, gak ada pasal-pasal yang menjelaskan bahwa gue harus ikut keputusan lo"
"tapi lo,"
"gue ngomong gitu untuk membuat lo sadar kalo lo gak seharusnya takut, tapi lo malah dengan mudahnya mundur bahkan tanpa penjelasan apapun. Gimana gue mau terima?"
"lo bilang gue harus menjelaskan kalo gue mau maju kan? Lo gak ada bilang gue tetep harus menjelaskan alasan gue mundur"
"tapi itu sepaket anya, mau lo maju atau mundur ya tetep harus kasih penjelasan"
Haruto jelas-jelas membangunkan anya dalam bentuk ganas saat ini. Tak ada pilihan lain, ia harus menghadapinya
"hanya dengan ini aja lo udah membuktikan bahwa ternyata lo orang yang gak berpegang teguh dengan apa yang udah lo katakan. Gimana gue bisa percaya sama lo?"
"ya lo pikir aja, cara lo memutuskan tanpa suatu penjelasan adil gak buat gue? Gue udah berusaha nya, keras banget buat hilangin segala tentang lo di otak gue. Berusaha menjadikan kepergian lo waktu itu bisa bikin gue benci sama lo. Tapi gak bisa, semakin lo lari jauh dari gue malah semakin gak rela lepasin lo gitu aja"
"pergi lagi?" tahan haruto saat anya hendak pergi dari hadapannya
"kalo lo gak bisa hilangin gue dari perasaan gak jelas lo, gue bisa menghilang dari pandangan lo mulai saat ini dan-"
"lo gak akan kehilangan gue sama kayak lo kehilangan kak aya, anya"
Anya seketika membeku, kakinya lemas dan dadanya kembali merasa sesak saat terucap namanya. Sebenarnya sampai kapan ia harus seperti ini.
»★━━━━━༻✿༺━━━━━★«
Monday, may 3rd 2021- isnaa_nisaa -
KAMU SEDANG MEMBACA
Comρlicαtҽd✔
General FictionCompleted, 2021 ©Isnaa_nisaa - ft watanabe roseanne Sepenggal kisah tentang Anya yang terjebak dalam belenggu masa lalunya. Start: 3 Januari 2021🌙 End: 22 September 2021🌖