trente-six

323 83 75
                                    

2 months later

Seperti hari-hari biasanya, lita berjalan lurus tanpa pernah menyapa siapa pun lagi setelah hari itu. Ia tak memiliki cukup mood yang baik untuk sekedar berbasa-basi seperti sebelumnya.

"Awas, taa" seseorang menarik tangannya dan seketika motor melaju dengan kencang seraya berteriak pada lita.

"Hati-hati kalo jalan" ujarnya

"Kak," panggil lita pelan

"Kenapa?"

"Belum ketemu juga yaa?" Tawanya miris

"Anya, baik-baik aja pasti. Polisi juga masih nyari juga kan, kita juga. Di samping itu kita juga harus doain yang terbaik buat keberadaan dan kondisi anya saat ini, lo kuat lalita. Lalita yang gue kenal dulu gak gini" ujar tiertta.

Tiertta akhirnya mengetahui kabar mengejutkan yang menimpa anya setelah beberapa hari ia pergi ke kalimantan. Padahal pagi itu, ia dengan jelas melihat anya pergi.

"Gimana gue bisa baik-baik aja sedangkan anya-"

"Litaa, litaa lalitaa" jazli menghampiri lita dengan tergesa-gesa

"Jaz, kenapa?"

"Anya, taa. Kabar terbaru anya,"

"Kenapa? Polisi nemuin apa jaz?"

"Kita ke sana dulu ya sekarang, ayoo"

"Boleh, gue ikut?" Tanya tiertta ragu.

"Kak tiertta udah gak ada jadwal?"

"Masih ada, ta"

"Ya udah masuk aja yaa. Nanti gue kabarin kak tiertta kalo udah tadi yang kabar selengkapnya gimana, gue pergi dulu kak"

Tiertta pasrah, ia tidak enak jika harus memaksa lita untuk mengizinkannya ikut. Ia cukup tau diri untuk mengetahui batasannya.


»»★★««

Saat lita sampai, sudah ada kanaya, jenaya dan haruto yang tengah mendengarkan penjelasan dari pihak kepolisian.

"Kami terus memantau perkembangan saudari anya, dan kami sempat mendapatkan sinyal karena ponselnya sempat ia nyalakan. Tapi hanya beberapa menit saja sampai sinyal kembali hilang. Kami juga sudah mencoba melacak melalui cctv, namun kami tidak bisa menemukan jejaknya lagi setelah saudari anya pergi dari salah satu kawasan apartemen itu"

Mereka kompak menghembuskan napasnya dengan berat. Sebenarnya anya ada di mana saat ini. Kenapa sampai sekarang ia belum juga ditemukan.

"Lita" panggil kanaya yang berjalan bersama jenaya menyusul lita, jazli dan haruto.

"Gak usah sebut nama gue, gak sudi gue ngomong sama lo" baru saja lita kembali melangkah,

"Taa, jangan gini lah" ujar jenaya

"Gak kak, makasih. Mending kak jenaya udah deh gak usah bareng dia kak"

"Kak lita" haruto juga ikut menegur lita.

"Apa ri? Ya udah sana lo gabung aja sama mereka"

"Gue juga sama-sama kehilangan lalita, bukan lo doang yang kehilangan. Udah cukup lo bersikap kekanakan kayak gini" ujar kanaya, ia cukup kesal dalam 2 bulan terakhir lita terus menginjaknya seperti ini.

"Terserah tuan putri aja, gue gak peduli"

"LALITA"

"APA? HAH? APA? CUKUP KANAYA, LO SALAH. DAN GUE JUGA, TOLONG JANGAN MENCOBA BERKOMUNIKASI SAMA GUE KARENA ITU BIKIN GUE SAKIT, bikin gue keinget momen terakhir saat anya sakit dan lo MENGABAIKAN ANYA, dan gue juga" pertahanan lita runtuh

Comρlicαtҽd✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang