Keinginan haruto untuk bisa bersama dengan anya bukan main-main. Dalam sorot matanya kanaya dapat melihat ketulusan yang sama seperti aya, mungkin sedikit lebih besar. Sehingga kanaya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memutuskannya. Ia tau haruto bisa menjaga anya, tapi di sisi lain anya sendiri tak mau lagi ada aya kedua.
"saya mohon kak, kasih kesempatan dulu untuk saya" ucap haruto
"kamu gak tau bahaya apa yang kamu hadapi haruto, setidaknya kamu udah liat sendiri kalo anya jauh dari kehidupan perempuan pada umumnya. Anya udah kesulitan bertahan sendiri, ketergantungannya sama kamu nantinya akan membuat anya terikat sama seseorang dan gak mudah untuk lepas. Dengan segala pengorbanan kamu emang siap tanggung? "
Saat itu, haruto memilih bungkam dengan mengandalkan otaknya ia memikirkan segalanya, mempertaruhkan segalanya, untuk anya. Namun setelahnya,
"siap kak"
Akhirnya kanaya memilih untuk percaya pada haruto dan secara tidak langsung ia berkewajiban menjaga haruto dari segala ancaman laki-laki itu. Ia tak egois, sekali saja. Sekali lagi membiarkan anya bahagia, kanaya rasa itu sudah cukup menebus kegagalannya menjaga anya. Seburuk apapun masa lalu anya, ia tetap berhak bahagia.
Oleh sebab itu di sinilah haruto, duduk di samping anya sekali lagi untuk menantang dirinya yang bisa-bisanya mual hanya karena menaiki sebuah angkot. Bahkan kecepatannya masih kalah sangat jauh jika ia bandingkan dengan motornya.
Haruto tau bahwa anya tak mengabaikannya, entah ia sok tau atau apapun tapi hatinya tau. Tapi ternyata anya memesan sebuah taksi, lima detik yang lalu berhenti di depan mereka.
"neng anya ya?"
"iya pak saya sendiri"
"oh yaudah hayu neng" namun bukan dirinya yang masuk, melainkan ia melihat ke arah haruto dan menunjuk taksi dengan dagunya.
"loh gue?" tanya haruto
Anya memandang ke seluruh arah yang mungkin saja laki-laki itu gunakan untuk memantau setiap pergerakan anya, dengan cepat anya menarik tangan haruto untuk ia dorong masuk ke dalam taksi. Setelah itu ia menyusul haruto dan menutup pintunya dengan cepat.
Rupanya kanaya tak menuruti keinginannya menjauhkan haruto darinya. Mau tak mau anya sendiri yang harus melindungi haruto. Haruto dengan keras kepalanya.
Ternyata haruto sudah memandanginya sejak ia masuk ke dalam taksi.
"apa?"
"lo kenapa pesen taksi?"
"karena lo gak bisa naik angkot"
Astaga bukannya haruto yang harus melakukan ini pada anya, membuat ia melayang setinggi mungkin. Tapi kenapa malah dirinya yang anya buat terbang setinggi langit sampai ia lupa anya bisa menjatuhkannya kapan pun.
Tak ada obrolan di sana, hanya ada radio yang memutar beberapa lagu menuju rumah anya. Hingga tanpa sadar mereka sudah sampai di tempat yang mereka tuju. Haruto seketika panik sendiri saat merasakan de javu, ia benar-benar takut kejadian saat itu terulang kembali.
"gue udah pesen taksi, lo yang bayar" ucap anya lalu membuka pintu dan keluar dari taksi setelah beberapa saat haruto menyadari
"Bikin baper iya, bikin tekor iyaa" teriak haruto
Sedangkan anya sudah menghilang di balik gerbang rumahnya seraya tersenyum membayangkan wajah kesal haruto yang rasanya sayang sekali harus ia lewatkan.
"pacarnya a?"
Haruto yang semula tak ingin berkeluh kesah kepada bapak taksi ini menghela napasnya panjang, berapa banyak bapak taksi lagi yang harus ia curhati tentang satu orang yang sama. Anya kyra fidelya.
"bukan pak, calon eh gak tau juga sih susah pak dideketinnya saya sampe cape sendiri"
"bagus atuh a, cewe jual mahal teh susah di cari apalagi muka aa nya udah seganteng ini tetep di tolak mah wah si neng nya kuat iman"
"iya sih pak, tapi ari susah banget mah saya juga cape"
"a tau kan pepatah yang bilang batu aja bisa bolong hanya karena tetesan air tapi terus menerus"
"tauuu pisann, udah hatam pak. Saya juga tau bapak pasti mau nyama-nyamain pepatah itu sama saya kan? Tau pisan pak"
"pinter geuning si aa nya"
"kitu-kitu wae mah atuh da pak, udahan pak ngomonginnya saya mau tidur masih mual nih sampe sekarang gara-gara-" haruto tidak harus melaporkan semuanya pada bapak taksi, bisa-bisa ia menertawakannya seperti lita.
"iya sok mangga a" (iya silahkan a)
»»»★★«««
Ah rasanya sudah lebih baik semenjak haruto mengistirahatkan dirinya. Sementara lita sudah mengintip haruto dari pintu kamarnya.
"aaaaanj kaget eh kak lita?"
"kurang ajar manggil gue apa barusan hah?!"
"ya lo ngapain di situ kan orang ganteng jadi kaget"
"najiss rii najiss" haruto mengedikkan bahunya tak peduli toh memang seperti itu kenyataannya. Dia memang ganteng.
"katanya mau ceritaaa apaaan cepet udah penasaran gue dari pulang sekolah nungguin lo"
"kan gini,"
Baru saja ia akan bercerita tentang pertemuannya dengan kanaya baru-baru ini dan tentang percakapannya dengan anya, namun ponselnya bergetar hingga mengharuskan ia menjedanya sebentar untuk melihat siapa yang baru saja mengganggu proses gibahnya dengan lita.
Kakak ipar is calling
"asu begaya amat kakak ipar, kak kanaya ogah kali punya adik ipar kayak lo"
"iri? Bilang bos", setelah itu haruto menuju balkon untuk menerima telepon kanaya.
"iewh"
"halo kak?"
"kamu dimana? Sibuk?"
Ingatkan haruto bahwa ia sedang mendekati adiknya, karena panggilan kanaya hampir membuatnya serasa menjadi pacar kanaya.
"di rumah kak, engga ada apa?"
"anya mau keluar, temenin sana", haruto mengehembuskan napasnya lega, tentang anya ternyata.
"kemana kak?"
"ke tempat ayahnya aya, kakak kirim alamatnya sekarang"
"oke kak, thanks"
Tapi baru saja ia mendengar kata aya, lagi-lagi haruto sedikit tidak percaya diri. Ia harus menemani perempuan yang ia suka bertemu dengan ayah dari orang yang ia suka. Rumit. Sama seperti perasaannya pada anya.
"semangat arion!! Sejak kapan lo sok-sokan insecure gini"
Kakak ipar
Jangan merasa terbebani
Jangan insecure juga haha
Sent location"kakak ipar gue idaman bgt sayang gue sukanya sm adiknya" - haruto, 2021
»★━━━━━༻✿༺━━━━━★«
Tuesday, may 18th 2021- isnaa_nisaa -
KAMU SEDANG MEMBACA
Comρlicαtҽd✔
General FictionCompleted, 2021 ©Isnaa_nisaa - ft watanabe roseanne Sepenggal kisah tentang Anya yang terjebak dalam belenggu masa lalunya. Start: 3 Januari 2021🌙 End: 22 September 2021🌖