vingt-deux

376 98 56
                                    

"lo mau ikut apa tunggu di sini?" tanya anya saat haruto selesai memarkirkan motornya

Haruto masih dalam posisinya melihat gedung tidak terlalu besar di depannya ini. Jadi saat itu, orang yang anya panggil om ternyata ayah dari aya. Sebenarnya jika haruto bersungguh-sungguh mengulik setiap informasi mengenai anya, tidak sesulit yang ia bayangkan. Apapun yang anya lakukan, kemana pun ia melangkah, selalu ada hubungan dengan masa lalunya.

"haruto"

Seketika haruto terkesiap saat anya menepuk bahunya,

"nya, pelan-pelan kan bisa" namun anya hanya menggelengkan kepalanya lalu masuk tanpa menunggu haruto menjawab pertanyaan yang ia ajukan.

"sore teh anya" sapa seorang perempuan

"sore mba dara, omnya ada?"

"ada teh di dalem, masuk ajaa"

"oh gitu yaudah anya masuk ya mba"

"iya teh, ini juga ikut masuk? Siapa teh?"

Anya melirik haruto saat mba dara menunjuknya,

"iyaa ikut, ini adik sepupu saya. Anya masuk mba"

Haruto membulatkan matanya kala anya menyebut dirinya sebagai adik sepupunya, sedikit tidak terima tapi apa boleh buat lagi pula kalau sampai anya tidak mengakui haruto, ia pasti harus membayar jika ingin masuk.

"assalamualaikum om, ini anya"

"waalaikumsalam anya, sini masuk nak", baru saja haruto menginjak lantai ruangannya tangan mungil anya mendorong perutnya keluar

"tunggu sini aja, gue bentar doang"

Terserah anya saja, terserah.

"sama siapa itu?"

"sama temen anya, om"

"temen atau temen hayo??", anya tersenyum

"temen om, setidaknya untuk saat ini" itu tujuan anya datang, meminta izin ayah aya.

"kenapa anya? Ada yang mau anya omongin sama om?" tanya ayah aya

"ada om, ini salah satunya. Anya, gak bisa tepatin janji anya sama kak aya, om. Maafin anya. Padahal anya udah janji kalo sampai kapanpun gak akan ada yang gantiin kak aya di hati anya, tapi tiba-tiba anya kayak gini om. Ada seseorang yang sekali lagi membuat dunia anya sedikit berwarna dari sebelumnya, anya gak bisa kendaliin perasaan anya-"

"kamu tau gak? Kalo aya tau kamu minta maaf gini dia pasti sedih di sana? Kebahagiaan anya itu segalanya untuk aya. Sekarang kalo anya terus menerus dirundung kesedihan karena aya, anya yakin aya gak sedih? Om sendiri justru seneng pas tau ada seseorang seperti aya yang mau melindungi anya"

Satu tetes airmata diikuti tetes lainnya mengalir damai di atas permukaan wajah anya. Sedikit demi sedikit rasa sesaknya kembali timbul, namun kali ini ayah aya senantiasa mengelus punggungnya memberi kekuatan pada anya.

"tapi anya takut om, kejadian kak aya udah cukup buat anya sadar kalo gak semudah itu menempatkan dia di kehidupan anya yang rumit"

"kita gak pernah tau rencana apa yang tuhan udah siapkan untuk kita, nya. Biarkan semuanya berjalan dengan semestinya. Kita sebagai makhluk hanya bisa berencana dan mensyukuri setiap hal-hal baik yang datang pada kita. Kalo anya terus menerus mikirin sesuatu yang bahkan belum terjadi, sampai kapanpun anya gak akan tenang. Kalo anya yakin sama dia, jalani aja. Tapi kalo perlahan dia gak bisa menerima anya, anya harus siap lepas dia. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan"

Ayah aya membawa anya ke pelukannya, menenangkan anak gadis yang sudah bersedia menjadi sumber bahagia putra semata wayangnya. Beruntung sekali aya pernah mengenal sosok anya. Aya bilang, apapun yang berhubungan dengan anya selalu sempurna. Kini ayah aya tau, itu ternyata benar.



Comρlicαtҽd✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang