vingt-six

371 95 33
                                    

Entah apa yang membuat haruto begitu banyak membutuhkan waktu untuk sekedar membuka matanya, memperlihatkan pada dunia, pada orang-orang di sekitarnya, orang-orang yang sayang padanya kalau dia baik-baik saja. Apa sesulit itu.

Anya sendiri tak pernah satu kali pun mendapat kesempatan menjenguk haruto. Tentu saja, bunda haruto tak akan mungkin mengizinkannya. Ia hanya akan duduk di kursi yang berada tak jauh dari koridor ruangan haruto setelah ia selesai dengan kelasnya, setia memakai maskernya agar bunda haruto tak mengenalinya. Dan seseorang yang selalu memberitahu anya keadaan haruto hanyalah lita. Seperti saat ini lita menghampirinya.

"anya,"

"kenapa ta? Keadaan haruto hari ini gimana?" pertanyaan yang sama dengan hari-hari sebelumnya

"semakin membaik nya, dan anehnya dokter bilang kalo harusnya haruto udah sadar, dan saat beberapa kali periksa kondisi haruto saat itu sadar. Tapi dia gak sedikit pun buka matanya," keluh lita, jujur ia rindu adik sepupunya. Bagaimana pun pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan haruto.

"ke ruangan arion ayo" ajak lita, ia tak peduli harus berhadapan dengan bunda arion nanti, ia hanya akan memastikan sesuatu

"gak bisa ta, lo tau sendiri-"

"sebentar aja, gue tau lo kangen sama arion. Ayo ikut," pada akhirnya anya hanya diam saat lita menarik tangannya untuk masuk ke dalam ruangan arion di rawat

Darahnya seakan berdesir dengan hebat, jantungnya berpacu lebih cepat. Tangannya perlahan terulur membuka ruangan yang berada tepat di hadapannya. Melihat harutonya terbaring lemah dengan perban yang menempel jelas di sekitar dahinya membuat airmata anya mengalir tak berniat berhenti.

Ia menggapai tangan haruto, begitu dingin. Haruto tak membalas erat genggaman tangannya yang mecoba memberinya kehangatan. Anya berbalik melihat lita, namun lita hanya mengangguk dan keluar dari ruangannya memberi privasi untuk anya dan adiknya.

"arion," panggil anya hampir berbisik. Tangannya bergerak perlahan,

"ari," panggilnya lagi

Anya hanya ingin menatap matanya kembali, hanya itu, anya janji. Setelah itu ia bersedia jika harus dipaksa keluar oleh bunda haruto. Tolong, sebentar saja.

Saat anya selesai memanjatkan doanya, ia kembali membuka matanya.

Netranya bertemu dengan netra indah milik haruto, ia berulang kali mengedipkan matanya dan memastikan bahwa ini bukan khayalannya.

"arion" lagi-lagi airmatanya lolos,

"kenapa lama?" tanyanya dengan matanya yang teramat sayu

"kamu kenapa gak mau sadar hmm? Bunda, lita, aku tunggu kamu bangun ari,"

"kamu tunggu aku?" tanya haruto

"jelas aku selalu tunggu kamu,"

"tapi kamu gak di sini. Aku mau liat kamu saat pertama kali aku bangun, tapi kamu gak ada di samping aku"

Anya terdiam. Hanya menelusuri wajah tampan harutonya begitu pucat saat ini.

"maaf," ujar haruto membalas genggaman tangannya dan tak berniat menatap manik mata milik anya

"kenapa kamu yang minta maaf, ini salah aku. Harusnya hari itu aku gak egois, harusnya saat itu aku tahan kamu pergi dan kita duduk bareng-bareng bicarain semuanya"

"aku udah ingkar janji sama kamu. Aku jatuh karena balapan,"

"kamu gak akan gitu kalo aku tahan kamu pergi. Udah yaa, ini bukan salah kamu."

Anya menghapus jejak airmata di daerah sekitar matanya, tak ada yang berujung baik dengan kemarahan. Semua akan menyebabkan hal-hal yang justru lebih buruk terjadi.

"ta, kenapa di luar?" suara seseorang mengejutkannya, padahal ia baru saja puas dengan apa yang ia harus pastikan ternyata benar. Haruto memang sudah sadar, hanya saja ia menginginkan anya.

"ini, itu apa bunda emm-"

"bunda itu ada orang di samping arion," wynne sedikit teriak padahal jelas-jelas mereka sedang berada di rumah sakit,

Dengan cepat bunda haruto mengalihkan pandangannya pada anaknya dan seorang perempuan yang berada di sampingnya.

Baru saja wynne berniat membuka pintu ruangan haruto, tangan bundanya dengan cepat menahan

"wyn, kamu tolong ambil pesenan bunda aja ke kantin" ucap bunda haruto

"tapi nanti di anterin bunda,"

"bunda maunya sekarang, tolong yaa" dengan langkah gontainya wynne menuruti keinginan bunda haruto mengambil pesanan makanan mereka di kantin rumah sakit.

"bunda, gak mau masuk?" tanya lita ragu, sedangkan bunda haruto terlihat sedang memikirkan sesuatu

"selama ini bunda cuma gak terima arion harus bersanding sama seseorang yang penuh dengan banyaknya kenangan buruk dari masa lalunya. Bunda hanya gak mau arion harus ikut berurusan dengan itu semua. Bunda pikir, selama masih ada perempuan lain yang lebih baik dari dia, arion bakalan mau. Tapi ternyata enggak, dia gak berniat sedikit pun pergi dari dia."

"bunda gak jarang selalu liat sekilas kamar arion, dan dia gak pernah jauh-jauh dari handphone atau laptopnya. Perempuan itu selalu ada di layarnya. Entah untuk marahin arion karena dapet nilai kecil di sekolah, entah untuk bantuin tugas arion, entah kerjain tugas barengan atau sebaliknya bunda gak tau. Dia lebih baik dari bunda dalam segi mengurus arion, tapi bunda masih aja ragu"

"tapi bunda tau kan? Arion sayang sama anya, dan pada kenyataan anya gak seburuk penilaian bunda,"

"makanya bunda di sini, bunda tau kalo arion udah sepenuhnya sadar. Seorang ibu gak mungkin gak tau tentang anaknya, taa. Bunda gak marah karena arion justru lebih memilih lihat dia untuk pertama kali saat buka matanya, karena dia sosok yang berperan penting dalam kehidupan arion lebih dari bunda sendiri." bunda arion selesai dengan ucapannya pada lita, mengembangkan senyumnya.

"jadi bunda kasih izin anya, bun?"

"bunda cuma gak mau tapi bukan berarti bunda larang arion sama dia, ta"

"anya bunda, dia punya nama. Namanya-"

"anya kyra fidelya" sambung bunda cepat

"bunda tau?"

"jangan kasih tau anya kalo bunda ke sini. Kamu bilang aja kalo bunda pulang, pastiin nanti malem dia jenguk arion lagi"

"loh?"

"bunda mau ngetes anya sedikit, itung-itung pendekatan karena bunda belum pernah satu kali pun bicara sama anya"

Lita mengangguk dengan semangat, ia sudah sangat bahagia dengan pernyataan bunda arion hari ini. Apalagi anya sendiri, yang sudah menunggu begitu lama hanya untuk mendapatkan izin dari ibu seseorang yang berarti baginya. Lita sedikit tidak sabar menunggu malam tiba, seperti akan sangat menyenangkan.










»★━━━━━༻✿༺━━━━━★«
Tuesday, june 22nd 2021

- isnaa_nisaa -

Comρlicαtҽd✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang