vingt-trois

379 94 75
                                    

Apa yang sedang anya lakukan sekarang, ia kini duduk berhadapan dengan orang yang baru saja lita kenalkan pada dirinya satu jam yang lalu setelah lita selesai dengan orang yang jazli dekatkan dengan dirinya.

"anya"

"iyaa?" jawab anya

"kenapa berniat ketemu sama orang lain?"

Anya tertegun, sedikit tidak mengerti dengan ucapannya barusan

"kalo lagi ada masalah sama pacarnya, harusnya dibicarakan aja baik-baik. Daripada menemui orang lain tapi kamu sendiri tidak nyaman" ujarnya dengan senyum yang tak sedikit pun hilang dari wajahnya

"maaf kalo kamu merasa saya seperti itu. Ah tapi kenapa tau saya udah punya pacar?" tanya anya

"lita kasih tau saya, sebenernya saya sih gak mau temuin perempuan yang udah punya pacar, cuma kata lita kamu lagi ada problem sama hubungan kamu makanya saya di sini. Saya mau jadi pendengar aja, siapa tau bisa bantu permasalahan kamu sama pacar kamu meskipun gak yakin kamu bakal cerita sih" kekehnya

Anya hanya menanggapinya dengan senyum. Namun ucapannya tidak sepenuhnya salah karena bagaimana anya bisa percaya pada seseorang yang baru ia temui satu jam yang lalu. Tapi sepertinya dia orang baik. Namanya Tiertta aarav aditya, jurusan arsitek semester enam. Memiliki bentuk wajah sempurna dan kepribadian yang cukup baik yang mampu menyihir perempuan yang sedang bersama dengannya, terkecuali anya.

"ya begitulah," jawab anya singkat, sesingkat waktu pula anya tak menyadari bahwa tiertta mulai tertarik padanya.

"tapi saya tidak menyesal mengiyakan permintaan lita karena kamu ternyata memang berbeda"

"Maaf, berbeda dalam segi apa maksudnya? Saya gak ngerti" kekeh anya

Berbeda dengan perempuan lain yang dengan mudah jatuh dalam pesonanya. Sedangkan anya, tampak acuh bahkan tak menunjukkan sedikit pun ketertarikan padanya. Jelas teramat berbeda.Belum sempat tiertta menjawab pertanyaan anya, pesanan mereka datang.

Arii is calling

"sebentar ya, saya mau jawab telepon dulu" ucap anya. Tiertta mengangguk. Tapi bukannya menjauh, anya justru dengan santai menjawab panggilan itu di depannya.

"halo ari"

"anya, dimana?"

"di restoran ri, kenapa?"

"sama siapa?"

Anya sempat melirik ke arah tiertta saat haruto bertanya padanya. Tapi tumben sekali ia bertanya anya dengan siapa.

"sama temen"

"temen yang mana?"

"ari, kenapa hm?"

"gak apa-apa, kalo udah selesai kabarin tar aku jemput" lalu haruto memutuskan panggilannya dengan anya. Ah sepertinya ada sesuatu yang menyebabkan haruto seperti ini, atau hanya perkiraan anya mungkin ia sedang berada di sini dan melihat anya.

Saat anya selesai menerima panggilan itu, Tiertta baru bisa makan. Sangat ketara kontrasnya, dengan tiertta anya hanya berbicara saja, namun dengan seseorang yang ia panggil 'ari' tampak anya berbicara dengan hatinya. Ah tentu saja pacarnya dia bukan tiertta.

"kenapa?"

"gak apa-apa" jawab anya setelah mengirimkan lokasi restorannya pada haruto, lalu ia bergabung dengan tiertta untuk memakan makanan di depannya.

Comρlicαtҽd✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang