quatre: getting attention

806 133 10
                                    

Haruto mengakui bahwa dirinya cukup tampan untuk sekelas idol kpop yang selalu kakak sepupunya bangga-banggakan di depannya. Mengingat tubuh tinggi semampai, hidung mancung, kulit putih dan dan tatapan intimidasinya sudah cukup menjadikan standar ia tak kalah dengan idol-idol di luaran sana.

"ari, gimana tadi? Banyak gak yang kecantol?" tanya lalita, selaku kakak sepupunya

"oh jelas, arion gitu"

"cih belagu amat, kenal temen gue gak? Anya namanya deketin coba ri"

"gak tuh yang mana? Ogah ah temen lo uler semua, bisa-bisa gue kotor. Gini-gini juga gue masih pengen suci"

"halah suci suci, itu peluk-pelukan sama gandengan tangan sama cewe apaan lo"

Haruto tak bisa berkata-kata lagi, karena lalita sering memergokinya jalan dengan beberapa perempuan incarannya dan tak lama haruto tinggalkan dengan alasan kamu terlalu baik buat aku. Halah terlalu baik pantatmu.

"jangan-jangan pernah lebih juga ya lo?" curiga lita

"lebih gimana misalnya?" tanya haruto balik dengan wajah tenangnya

Tanpa bicara lita menunjuk bibirnya,

"elah kayak lo gak pernah ajaa, udah ah diem gue mau menikmati makanan di depan gue"

"GAK- ya pernah sih tapi kan itu tidak sengaja" ya ketidaksengajaan yang membuat lita candu mungkin.

"kalo gitu gak jadi ah, gausah deketin anya lo. Awas kalo sampe berani deket sama anya, gue aduin bunda lo masih suka balapan"

"najis ngadu, lagian gue balapan juga mematuhi keselamatan kak, kalo menang juga lumayan kan bisa traktir lo?" tanya haruto

Iya juga. Traktiran haruto kadang lebih memuaskan daripada uang jajan yang orang tua lita berikan padanya. Toh lita tidak serius kok, hanya memastikan bahwa anya tak akan tersentuh oleh haruto. Cukup lita saja yang menumpuk dosa jalur pacaran, anya sahabatnya jangan.





»»»★★«««

"pagi anya sayangg" sapa lita ketika ia memasuki kelas mereka.

"pagiii curut gue"

"heh sialan, cantik-cantik lo panggil curut. Orang secantik lisa blackpink loh ini,"

Ya ya terserahnya saja. Anya saja yang jisoo bilang mirip rose blackpink tidak pernah sombong seperti lita. Ah kenarsisannya ini akan membuat dirinya tak berbeda jauh dengan lita.

Berhubung 5 menit lagi istirahat, lita mengajak anya ke kantin lebih awal karena gurunya tiba-tiba terserang demam saat akan berangkat sekolah, menyebabkan lita menari kegirangan karena gurunya adalah guru matematika.

"nya, gue mau nanya" ucap lita dengan menyuapkan bakso ke mulutnya

"hmm, kalo makan jngan ngomong dulu bisa gak? Keselek tau rasa" jawab anya

"lo ada deket sama orang gak?" tanya lita berhati-hati, ia takut anya kembali mengingat kenangan buruknya

"ada, ini gue deket sama lo" jawab anya acuh

Sabar lita, sabar namanya juga anya - lita

"gue serius anya, lo gak ada niat buat pacaran lagi?"

"untuk saat ini engga, gue lagi fokus sama masa depan gak sempet ngurusin begituan"

"begituan begituan, lo mah nya kebiasaan meremehkan gini. Ntar kalo sampe kolot lo gak ada yang macarin baru tau rasa"

"yaudah, gue nikah aja. Gausah sibuk-sibuk pacaran kalo akhirnya bakal ada kata putus, mending nikah aja"

Tidak ada gunanya berdebat dengan anya seperti ini. Biarkan saja, mungkin anya memang belum memikirkan tentang pacar lagi saat ini. Mau seganteng, sebaik, sepintar apapun laki-laki yang bergerak mendekatinya, semuanya hanya berakhir dengan mundur memperjuangkannya.

Karena anya menutup pintu itu, menutup pintu yang sempat dibuka lebar mengharapkan seseorang yang bahkan tak akan pernah kembali, datang untuk memasukinya.

"kak, gue ikut makan ya meja lain penuh" ucap seseorang dengan santainya duduk di samping anya meletakkan mangkuk mie ayamnya di meja.

Sedangkan anya terkejut saat ia tiba-tiba duduk di sampingnya, hingga membuatnya sedikit risih karena kursi mereka terlampau dekat hingga anya dengan mudah mencium parfum yang orang itu gunakan.

"siapa?" anya bertanya tanpa suara pada lita

"oh kenalin kak, gue haruto. Haruto andhra arion" ia tanpa ragu berbalik ke arah anya dan menjulurkan tangannya

Tatapan dingin yang ia pernah lihat sebelumnya, anya sangat tidak asing dengan itu.

"lo? Anak yang kesiangan kemarin kan?" anya bertanya memastikan

Ah bagaimana bisa, oh dia bukannya perempuan menyebalkan yang mencegat dia di gerbang kemarin?

"gue anya, lo gak kesiangan kan hari ini?"

"iya engga"

"iya atau engga?"

"engga, gua gak kesiangan" sungut haruto

"dih ngegas" anya tertawa garing saat melihat adik kelasnya terlihat kesal saat menyauti pertanyaannya. Namun tak lama terlihat lita menyumpahi orang di sampingnya

"haruto, alin nyariin lo tuh" ucap seorang siswi berbicara padanya

"okee, kak taa, anya gue duluan" pamit haruto

"heh anya anya, kakak!" koreksi lita, namun haruto tak peduli dan meninggalkan mangkuk bekas mie ayamnya di sana

"gelo, kemarinnya lagi asti kemarin alya lah sekarang siapa juga alin?" gumam lita cukup keras membuat anya tersenyum

"hati-hati ya nya"

Ucapan lita sangat serius hingga membuat anya cukup terkejut dengan maksud dari ucapannya barusan

"kenapa taa?"

"hati-hati sama arion, jangan sampe jatuh sama dia buayanya melebihi kelas kakap gak tau dah kelas apaan nyebutnya"

"arion?"

"itu bocah, ah haruto maksudnya. Panggilan dia kalo di rumah arion"

Anya menganggukkan kepalnya seolah mengerti dengan penjelasan lita. Ia tak perlu khawatir, anya sudah ahli menolak pesona lelaki. Minatnya sudah mati, bersamanya.







»»»★★«««

"jadi dia anya yang lo maksud kak?" tanya haruto pada lita yang kebetulan baru saja sampai dirumahnya

Rumah lita maksudnya, haruto memang sudah sedari kecil tinggal dengan keluarga lita. Orang tua haruto juga mempunyai rumah, bahkan lebih megah dari rumah lita. Namun karena ia sudah terbiasa di sini, jadinya ia meminta izin orang tuanya dan juga orang tua lita agar mengizinkannya tinggal di sini. Orang tua lita dengan senang hati mengizinkan, meskipun orang tuanya sempat menolak akhirnya mereka setuju.

Haruto bukan anak broken home hanya karena ia tidak ingin tinggal dengan orang tuanya. Mereka jelas baik-baik saja, sering melalui kebersamaan sebagai sebuah keluarga. Ia hanya, ingin mencoba untuk tidak merepotkan orang tuanya. Dan gantinya ia merepotkan orang tua lita, tapi mereka sendiri tak merasa di repotkan oleh haruto. Justru mereka sering kali lebih menganggap haruto sebagai anaknya daripada lita.

"iyaa. Inget! Jangan deketin dia" setelah itu lita berlalu meninggalkan haruto yang penasaran dengan alasan lita melarangnya mendekati anya.

Tapi tak lama ia menggelengkan kepalanya, baiklah kalau lita melarangnya masih banyak perempuan yang akan membuka hati untuknya. Sejak kapan haruto andhra arion penasaran dengan satu orang perempuan.







»★━━━━━༻✿༺━━━━━★«
Monday, January 18st 2021

- isna_nisaa -

Comρlicαtҽd✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang