-trente-et-un

340 80 71
                                    

Tiertta sedikit berlari karena ia baru saja menyelesaikan kelasnya, ternyata lebih terlambat dari perkiraannya. Sedangkan ia berjanji menemui anya jam 11 namun ini sudah menunjukkan pukul 12. Mau ditaruh di mana mukanya ini, bisa-bisanya ia membuat anya menunggu.

"Hei" sapanya saat memasuki kafe terdekat kampus mereka dan menemukan anya tengah menunduk, menelungkupkan wajah di antara lengannya.

"Anya" panggilnya lagi

"Hm? Oh hai kak" balasnya. Namun senyum tiertta memudar saat melihat penampilan anya saat ini.

"Kamu gak apa-apa?"

"Saya? Gak apa-apa kak, memangnya ada apa ya?" Tanya anya heran karena tiertta menatapnya tak biasa.

"Maaf, wajah kamu pucat anya. Kamu gak tidur semalam?"Anya dengan cepat membuka ponselnya dan membuka kameranya.

Bam, wajahnya terlalu pucat untuk seseorang yang berstatus hidup, bayangan hitam di bawah matanya juga tidak terlihat baik-baik saja. Pantas saja kepalanya seperti akan pecah karena rasa pusing yang luar biasa ini.

"Maaf kak, aduh saya jadi gak enak nemuin kak tiertta dengan keadaan kayak ini"

"Kamu udah makan?" Anya membulatkan matanya, dan menggeleng.

"Kalo gitu kenapa cuma pesen minum, pesen makan ya sekalian saya juga mau pesen"

"Gak usah kak"

"Gak ada penolakan, soalnya kalo kamu pingsan nanti saya yang repot terus saya juga gak bisa kalo harus angkat kamu" entah anya harus senang karena tiertta tak berani menyentuhnya entah ia harus marah karena ia seperti menganggap anya berat.

"Ya udah boleh deh kalo gitu"

Selagi menunggu pesanan mereka datang, baik anya maupun tiertta tak ada yang mulai berbicara. Tiertta tentu saja tidak ingin apa yang hendak ia ungkapkan pada anya membuat anya pergi dan tidak jadi mengisi perutnya padahal keadaannya saja sudah seperti ini.

Sedangkan anya sendiri larut dalam pikirannya. Mengingat niatnya bercerita dan mengeluh mengenai kanaya pada haruto harus ia tahan dan kini ia ditambah oleh keraguan haruto padanya.

Astaga. Memikirkan kanaya tak menyentuh sedikit pun susu yang sudah ia buat dan hanya membaca note kecil yang sudah ia tulis benar-benar luar biasa membuatnya pusing tujuh keliling. Dan lagi, haruto yang mendadak meragukannya entah karena alasan apa ikut serta merta menambah kerja otaknya berpikir apa lagi hal salah yang sudah ia lakukan. Inilah alasan anya tidak tidur semalaman bahkan melewatkan sarapannya.

"Loh? Makanannya udah dateng?" Tanya anya pada tiertta.

"Kamu udah selesai?" Tanya tiertta balik.

"Selesai?"

"Ini udah 5 menit yang lalu datang. Dan kamu udah selesai ngelamunnya?"

"Maaf, saya-"

"Mikirin apa? Ada masalah lagi sama pacar kamu?" Kekeh tiertta

"Saya boleh tanya sesuatu kak?", Tiertta yang semula santai tiba-tiba memasang raut serius saat anya mengungkapkan dirinya ingin bertanya sesuatu pada tiertta.

Comρlicαtҽd✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang