Part 5

772 153 42
                                    


"--- Baik, sampai disana materi untuk hari ini. Apa ada yang ingin ditanyakan?" Gue memandang para siswa dari ujung kiri ke ujung kanan. Dari yang paling depan dan ke yang paling belakang. Tapi respon mereka bikin gue pengen banting meja rasanya.

Ada yang pura-pura baca buku, ada diem aja, dan ada juga yang kayak mikir. Entah mikir apa, tapi gue yakin mereka bukan mikirin materi yang gue ajarin barusan.

"Kalo gitu Ibu aja yang nanya ke kalian."

Hahahaha...ini nih salah satu senjata Guru yang ampuh kalo lagu dicuekin murid di kelas pas lagi KBM. Mampus lu tong! Lagian udah dikasih kesempatan buat nanya, malah gak digunain baik-baik.

"Dayat! Coba jelaskan lagi apa yang tadi saya sampaikan secara ringkas!" Titah gue pada salah satu siswa yang duduk ditengah.

"Se---sek--sekarang Bu?" Tanyanya ragu.

Gue melotot denger pertanyaan Dayat, "taun depan!" Sahut gue.

"Oh masih lama dong Bu." Balesnya sambil tersenyum lebar.

"Heh kamu itu ya!" Sentak gue.

Dayat menegakkan posisi duduknya dan menjawab pertanyaan gue walau dengan terbata-bata kayak balita yang baru belajar ngomong.

"Oke, terima kasih." Ujar gue begitu murid cowok itu selesai ngejawab. Dayat cuman ngangguk sambil nunduk, entah masih takut atau karena apa.

"Ya udah, karena jam kita sudah habis saya permisi ya. Assalamualaikum." Pamit gue sambil membawa buku dan laptop.

"Hari ini gak ada tugas Bu?" Pertanyaan tersebut menghentikan langkah kaki gue yang mau keluar kelas.

Serentak semua siswa dikelas langsung menatap ke objek yang tadi bertanya. Dan tatapan mereka menyiratkan satu hal yang sama, kesel.

Gue tersenyum, "hari ini enggak dulu ya. Kalian juga pasti dapet banyak tugas kan dari guru-guru lain? So, untuk materi kali ini saya gak akan ngasih kalian tugas. Saya pamit ya."

Begitu keluar kelas gue cuman bisa menggeleng. Dinamika di kelas kayaknya bakal terus gitu ya?

Ada tipe yang pendiem, aktif, tukang bolos, yang rajin, sampe yang ambisnya kadang suka over power.

"Ibu Wendy." Beberapa murid yang ketemu gue masang senyum sambil nyium tangan. Ini emang lagi jam istirahat sih, dan jarak dari kelas yang tadi gue isi ke ruang guru cukup jauh.

Jadi wajar kalo gue ketemu banyak murid di lorong

"Eh Bu Wendy, ayo makan Bu." Baru aja masuk ke ruang guru, Bu Tiffany langsung ngajak gue buat makan.

Gue tersenyum lalu meletakkan buku serta laptop di meja gue. "Iya Bu, silahkan."

Bu Tiffany ini salah satu guru senior favoritnya gue. Selain baik hati pake banget, doi juga ramah, cantik, dan senyumnya adem banget.

"Ayo, nanti jam istirahatnya keburu beres." Ajaknya sekali lagi yang kini menyodorkan sebuah piring ke gue.

Gue tersenyum dan menerima piring tersebut lalu mengambil nasi serta lauk pauk yang tersedia di meja depan.

"Hah? Abang?" Gue yang baru makan dua suap, sedikit kaget karena Abang gue nelpon. Gak biasa banget dia nelpon gue.

Well, Abang gue ini baru aja pulang dari Banjarmasin karena ada kerjaan disana dan dari kemaren udah beres.

"Assalamualaikum, kenapa bang?" Tanya gue.

"Wa'alaikumsalam, kamu masih di sekolah Wen?"

"Iya, ini lagi istirahat. Kenapa emang?"

Love Is The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang