Tidak Ada lagi Malam Dingin

531 81 3
                                    


" Anak SD mana yang kalian culik " Seru gadis surai coklat pendek itu mendekat.

" Bukan begitu Shoko. Aku pengawas nya " Seru Gojou-san

Gadis itu melihat aku yang sedang duduk di pangkuan Geto-san dan Gojou-san bergantian. Aku memperhatikan nya sejak penasaran dengan kata apa yang akan dia ucapkan.

" Kurasa Geto yang lebih pantasnya di banding kau Gojou " Gumamnya " Tapi ya terserah juga "

Seketika tawaku pecah. Cepat-cepat aku menutup mulutku saat pandangan tertuju padaku. Terlihat raut tersinggung di wajah pemuda surai putih itu. Berbeda dengan Geto-san yang ikut tersenyum sambil menepuk pelan rambut ku.

" Tidak boleh seperti itu Yukari " Tegur nya.

" Ya, maaf Geto-san "

" Hei harusnya permintaan maaf itu untukku Yu-ka-ri " Omel Gojou-san menarik pipiku lumayan kuat.

Meskipun sekolah tapi muridnya sedikit-koreksi sangat sedikit. Ya muridnya bisa di hitung jari.

" Gojou-san biarkan aku meriasnya astaga kau mirip sekali dengan  boneka Yukari-chan " Seru Utahime-san langsung menculik ku

Laki-laki itu melambai dengan seulas senyum tak berdosa. Ya Gojou-san puas melihat raut putus asa ku.

" Hati-hati " Serunya

Aku berakhir di bawa ke tempat apalah itu. Mereka menyuci rambutku sampai tiga kali lebih lalu rangkaian kegiatan melelahkan lainnya.

" Apa aku harus melakukan hal ini " Seruku jengkel.

Mereka hanya tersenyum sambil terus memotong rambutku.

Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan aku terkejut melihat gadis mungil dengan gaun pink dengan bandana hitam berpita besar.

" Tunggu sebentar apa itu aku? " Tanyaku polos

" Kyaaaa kau manis sekali Yukari" Seru Utahime-san histeris.

Tak puas dengan hanya itu aku pun di paksa terus berganti seluruh pakaian yang di borong Utahime-san tadi. Ya kau bisa bayangkan berapa banyak belanjanya perempuan terlebih saat beli pakaian.

" Aah semuanya manis dan cocok denganmu Yukari " Serunya sibuk memotret ku dari berbagai sudut.

Geto-san hanya tersenyum melihat aku yang berjalan sempoyongan setelah di seret Utahime-san kesana-sini seharian

" Terimakasih kerja kerasnya Yukari " Serunya menepuk-nepuk pelan rambut coklat ku yang di spiral kan

" Haaaaaah sungguh aku lelah sekali " Gumamku duduk di samping laki-laki yang rambutnya di ikat sekilas mirip sanggul mini.

Laki-laki itu tertawa pelan sambil tetap membelai kepalaku. Entahlah aku merasa seperti Geto-san adalah kakak laki-laki ku.

" Nee Geto-san kenapa bukan kau saja yang mengawasi ku? " Gumamku menarik lengan seragamnya.

Belum sempat Geto-san berkata apapun si kacamata hitam itu seenaknya menyela seolah tak berdosa.

" Apa kau lupa apa yang mereka katakan Yukari " Serunya setelah meneguk teh botol itu

Aku hanya terdiam saat ingat kejadian tadi pagi. Maksud ku bukankah masalah itu terlalu berat untuk gadis 12 tahun seperti ku.

" Tidak dengar. " Seruku berpaling dari Gojou-san " Aku benci Gojou wlek " Seruku menjulurkan lidah mungilku.

" Bocah ini " Serunya menarik kedua pipiku kesal. " Sudahlah ayo pulang "

Aku bersikukuh menolak bahkan sampai membuat bekas di lengan seragam Geto-san. Alih-alih marah laki-laki itu malah menasehati dengan seulas senyum bersahabat.

" Tidak mau. Aku masih ingin bersama Geto-san " Rengek ku.

" Tidak boleh egois seperti itu Yukari. Kita bisa main lagi besok "

Aku hanya mengangguk patuh sambil menahan sisa air mataku. Dan tanpa aba-aba Gojou-san membawaku seperti memikul beban di pundaknya.

" Kau ini memang merepotkan ya Yukari " Gumamnya malas.

" Berisik " Gerutuku kesal.

*****

Tanpa kusadari aku bangun di kamar luas dengan futon nan nyaman dan hangat. Air mataku mengalir membasahi punggung tangan ku.

" Kenapa aku menangis? " Seruku mengusap air mata namun malah makin deras keluarnya.

Dan ya tentu saja aku masih di ganggu kutukan. Sebenarnya mereka tidak menghilang lebih tepatnya terabaikan saat aku bersama orang lain.

" Apakah aku tidak akan bisa tidur lagi malam ini? " Seruku menoleh pada beberapa kutukan itu

Aku berjalan keluar dari kamar itu dan mendapati lorong panjang dengan banyak pintu di kanan-kirinya. Aku yang kebingungan hanya bisa terduduk sambil memeluk kakiku di dekat pintu kamar itu.

" Apa yang kau lakukan Yukari? " Seru laki-laki itu jongkok menatap ku

Aku perlahan menoleh padanya dengan enggan menarik lengan Yukata putihnya. Bicara tidak jelas karena malu.

" Bisakah aku tidur bersamamu? Bukan berarti aku mau atau apa- " Gumamku memerah.

Laki-laki itu hanya mengela nafas dan berjalan menjauh. Anehnya aku malah mengikuti nya walaupun dia tidak berkata apapun.

" Pokoknya jangan ngompol ya Yukari " Ledeknya mengambil satu lagi futon yang di bentangkan di sampingnya.

Walaupun enggan aku langsung masuk ke futon nya dan memeluk erat pinggang berharap bisa tidur nyenyak malam ini. Perlahan suara menggangu itu mulai tidak terdengar membuatku mengencangkan pelukanku.

" Dasar padahal sudah ku siapkan futon satu lagi " Serunya sayup-sayup sampai ke telingaku.

If I can Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang