Aku langsung berlari menuju laki-laki jangkung surai putih menyebalkan itu. Memeluk erat tubuhnya. Jerih payahku 3 bulan ini akhirnya terbayarkan.
"Selamat datang" seruku langsung berlari ke pelukannya
"Aku pulang" serunya mengusap kepalaku. "Ngomong-ngomong kenapa ada Hakuzo disini?" serunya kembali normal.
"Lama tak bertemu Gojou-sensei" seru Ibuki-san seolah tidak melihat apapun
Seketika Gojou-san mendekapku begitu erat hingga aku bisa merasakan aroma tubuhnya memenuhi rongga hidungku.
"Asal kau tahu saja. Kau tidak akan pernah mendapatkan restuku Ibuki Hakuzo-san" serunya kembali ke mode ayah overprotective.
"Seperti biasanya Gojou-sensei benar-benar overprotective" serunya tersenyum "Tenang saja Sensei aku hanya membantu teman sekelasku. Iyakan Yukari"
"Yukari? Apa maksudnya ini?" seru Gojou-san
Sedangkan aku bersemu merah ketika sadar telah melakukan hal yang memalukan di depan teman sekelas yang pernah ku tolak dulu.
Ku benamkan wajahku di dada Gojou-san. Sedikipun aku tidak sanggup bertatap muka dengan siapapun.
*****
"Jadi benar Nanamin sudah mati" Gumamnya seolah menyadari kehadiran ku.
"Kejadian di stasiun Sibuya itu adalah awal dari kekacauan yang sesungguhnya" seruku
Aku pun menceritakan semua yang ku tahu pada Gojou-san. Laki-laki surai putih itu hanya bisa tersenyum lesuh mendengar ceritaku.
"Ah jadi begitu " serunya "Sepertinya hidup dalam pelarian juga tidak buruk" serunya tersenyum tipis.
"Tenang saja aku telah membuat penghalang yang menyembunyikan pulau ini" seruku bersandar di bahunya memandangi cakrawala.
"Mendengar ceritamu aku yakin markas Jujutsu pasti kewalahan mengurus semua kekacauan ini" serunya mengusap kepalaku.
"Gojou-sensei, Fumikage-sensei sudah saatnya mencari makanan" teriak laki-laki surai pink tersebut dari kejauhan.
Tak hanya kami, Itadori, Maki, Okkotsu, Fushiguro,Panda dan Ibuki-san juga tinggal di pulau ini. Meski terkadang aku tidak melihat Ibuki-san di mana pun belakangan ini.
Tinggal di pulau terpencil, jauh dari keramaian. Meski seadanya kami semua dapat tertawa di tengah kekacauan kutukan dunia luar.
"Fumikage-sensei" Seru Itadori menepuk pundak ku.
Meski sesaat aku bisa merasakan tekanan dari tubuh remaja surai pink pendek tersebut. Sepertinya aku memang tidak bisa terbiasa dengan murid satu itu.
"Ada apa Itadori? " seruku
"Apakah tidak masalah seperti ini? Sementara non Shaman di luar sana di bantai kutukan?" serunya polos
"Itadori kau mengerti situasi kita sekarangkan?" seruku
Dia terus mengoceh tanpa mempedulikan apapun. Ku coba menutup telinga namun suaranya masih tetap terdengar jelas. Degup jantungku pun mulai tak karuan.
Disaat aku akan teriak tiba-tiba hening sebelum akhirnya aku melihat Ryoumen Sukuna berdiri depanku dengan seulas senyum mengerikan.
"Bukankah itu tugasmu, Onna" serunya
*****
Detik berikutnya nya aku langsung terbangun. Ya terbangun dari mimpi buruk bukanlah hal yang bagus. Aku jamin itu.
" Ada apa Yukari?" seru Gojou-san yang tengah memandang bulan.
Tanpa berkata apapun aku langsung memeluknya erat. Laki-laki itu hanya menepuk punggungku pelan.
"Mimpi buruk lagi?" gumamnya "Sungguh kau memang tidak berubah ya "
"Berisik" sungutku
"Ya ya ya aku mengerti" sahutnya sedikit mengejek.
"Selamat datang Gojou-san" gumamku pelan
"Aku pulang, Yukari" sahutnya
Seulas senyum simpul mengembang di bibirku. Aku sudah cukup dengan masalah dunia Jujutsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I can Into Your World
FanfictionYukari menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam gubuk gelap bersama mahkluk yang di namakan Kutukan . Sampai akhirnya datang 2 orang Shaman yang membawanya ke Tokyo.