Ektra : Semua ini hanya lah awal.

311 26 6
                                    

Butuh waktu lebih dari setahun untuk keadaan bisa kembali seperti semula.

Tidak bisa di pungkiri tragedi panjang itu memangkas 1/3 lebih populasi non Shaman. Dan lebih dari setengah populasi Shaman.

Setelah musnahnya klan Ze'in dan semua yang terjadi mau tak mau dunia Jujutsu berubah.

"Yo" Seru laki-laki jakung dengan  pemutup mata itu melambaikan tangannya.

"Dari mana saja kau Gojou-san? " Seruku

"Aku hanya pergi ke Hokkaido melihat gerombolan sapi" Serunya tanpa beban memperlihatkan foto-foto tersebut.

Seketika aku menyikut pinggang nya. Ku tatap jengkel laki-laki yang telah tinggal bersamaku 10 tahun lebih.

"Bisa-bisanya kau ke Hokkaido seolah tidak ada beban " Omelku

"Jangan marah-marah seperti itu Yukari nanti mukamu cepat keriput" Serunya mencolek pipiku.

Beberapa jimat melayang di samping ku. Laki-laki itu langsung menguapiku dengan potongan keju.

"Enak bukan jadi berhentilah marah-marah" Serunya

"Kau pikir salah siapa hah? " Gumamku setelah menelan keju nan lembut dan asin itu

Kamipun lanjut berjalan menuju kelas tahun ke 3. Meskipun sudah setahun berlalu aku tetap sedih.

"Hei bukankah kau sering menggantikan ku untuk mengajar mereka" Seru Gojou-san menepuk pelan punggung ku

"Tapi karena ku-" Seruku terdiam saat Telunjuk Gojou-san menempel di bibirku.

"Aku yakin Maki dan yang lainnya tidak akan senang guru mereka terus seperti ini"

Saat aku melangkahkan kaki kedalam kelas hanya terdapat seorang laki-laki dengan katana berpakaian putih dan sebuah boneka kutukan berwujud Panda.

"Apa yang akan kita lakukan hari ini Sensei? " Seru Panda.

Aku kembali teringat gadis ponytail berkacamata itu. Dan juga Shaman dengan kata-kata kutukan. Berbagai memori bersama mereka terputar di kepalaku.

"Ada misi pemurnian kutukan di puing-puing bangunan" Seruku.

****

Setelah Tragedi itu tidak sedikit Non Shaman yang menatap sinis Shaman. Namun ada juga yang berterimakasih.

"Karena kalian aku kehilangan pekerjaan dan istriku" Seru salah seorang tunawisma tiba-tiba menyerang ku.

Seketika Gojou-san membekuk tunawisma tersebut dengan seulas senyum mengancamnya.

"Berhentilah hidup di masa lalu hadapi kenyataan. Dan juga jangan berani menyentuh wanitaku" Serunya

Tunawisma itu kelihatan ketakutan saat Gojou-san melepaskan nya. Dia bahkan lari terbirit-birit.

"Kau hanya akan memperburuk nama Shaman " Seruku.

"Eeeh jangan berkata seperti itu Yukari-chan. Aku hanya tidak ingin kau kenapa-kenapa" Serunya kekanak-kanakan

Aku pun mempercepat langkahku. Meski sesaat terbesit di kepalaku seperti apa dunia tanpa Non Shaman yang di inginkan Geto-san.

"Nee Yukari bagaimana kalau malam ini kita makan di luar? " Serunya berhasil berjalan di samping ku.

"Lain kali saja Gojou-san" Tolak ku

Akupun mampir di minimarket  terdekat. Aku berpura-pura tidak melihat tatapan sinis beberapa Non Shaman pada kami.

"Lalu kita akan makan apa malam ini? " Seru Gojou-san menepuk bahuku.

"Sukiyaki" Seruku

Akupun mulai memasukkan beberapa sayuran kedalam keranjang. Jika Gojou-san tidak menghentikan tanganku. Mungkin Hanya akan ada sayuran saja di sukiyaki malam ini.

"Yukari" Serunya menahan tanganku. "Sayuran nya terlalu banyak"

Setelah mengembalikan kelebihan sayuran tadi kamipun lanjut mencari bahan sukiyaki yang lain.

"Seperti akan lebih menyenangkan jika menyantap Sukiyaki bersama-sama" Seru Gojou-san.

Laki-laki itu kembali asyik sendiri sambil menghubungi beberapa orang kurasa.

"Kau memang tidak pernah berubah Gojou-san" Seruku pelan.

Seketika laki-laki menoleh dan menjauhkan ponsel nya sejenak. Dia pun bertanya dengan wajah heran.

"Kau bilang sesuatu Yukari? "

"Bukan apa-apa" Seruku tersenyum

****

Sambil aku membuat kuah kaldu Sukiyaki nya. Kediaman Gojou-san sudah mulai di penuhi beberapa orang.

"Yukari-chan" Seru wanita dengan pakaian Miko itu tersenyum.

Meja lebar tersebut di penuhi oleh murid-murid kami dan juga temanku.
Meskipun beberapa diantaranya tidak sama seperti dulu bahkan tidak lagi bisa bersama kami.

"Bukankah nabenya terlalu kecil sensei? " Seru Fushiguro

"Yuuji-kun" Seru Gojou-san.

"Haik Sensei" Sahutnya

"Cepat beli tambahan bahannya" Seru Gojou-san.

Dengan bergegas pemuda itu melakukan perintah Gojou-san. Entahlah pemuda itu terlalu polos menurutku.

Suasana ini membuatku berfikir meski sejenak tidak ada yang berubah.

Tiba-tiba aku mendengar bisikan yang telah lama tidak ku dengar. Suara melengking milik Tsubaki-san.

Rongga matanya hitam pekat dengan darah yang mengalir seperti airmata. Kulitnya berubah jadi abu-abu. Tidak tak jauh bedanya dengan kutukan sekarang.

"Kau pikir semua ini sudah berakhir? " Seru gadis itu.

"Tidak bisa di maafkan " Seru Ibuki-san yang sama mengerikan nya. "Setelah membuatku mengorbankan nyawaku untukmu. Bagaimana bisa kau hidup bahagia seperti ini" Serunya mencekikku.

"Maaf, maaf ku mohon maafkan aku" Seruku menangis.

Pandangan ku kian buram karena air mata. Meskipun itu hanya lah imajinasi ku. Namun hal itu mengingatkan bahwa semuanya tak lagi sama.

"Maafkan aku" Seruku membuat semua mata tertuju padaku.

"Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu sensei? " Seru Itadori polos.

"Karena aku-" Seruku terdiam saat Gojou-san menyuapiku tahu.

"Sudahlah makan saja Yukari" Serunya. "Dasar gadis bermasalah" Bisiknya sambil menepuk rambutku.

Aku tersenyum kecut sambil mengangguk pelan. Sedangkan yang lain tersenyum maklum.

"Ternyata aku memang gadis bermasalah ya" Pikirku

If I can Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang