Tahun demi tahun ku habiskan untuk mencari keberadaan Geto-san. Aku membuang masa mudaku demi bisa bertemu dengannya lagi.
"Sejak kapan kau menjadi gadis anti sosial seperti ini Yukari" Gumam Gojou-san mengusikku yang sedang membaca buku.
"Tolong berhentilah bercanda Gojou-sensei" seruku membuatnya mematung sejenak
Ya tepat tahun keduaku di SMK Jujutsu Prefektur Tokyo. Gojou-san menjadi wali kelasku. Sekarang aku mengerti kenapa akhir-akhir ini sering melihat senyum mencurigakan nya.
"Ya benar, sudah sepantasnya seorang guru membimbing muridnya agar menjadi pribadi yang lebih baik" serunya dengan pasti.
"Aku tidak ingin mendengarnya dari mu" Kataku menghela nafas.
Di luar kepribadiannya, Gojou-san sosok yang kompeten sebagai Shaman. Malahan dia adalah Shaman terkuat.
"Nee Gojou-san bukankah kelas terlalu luas untuk tiga orang siswa" seruku
"Bukan Gojou-san tapi Gojou-sensei. Aku sekarang gurumu lho Yukari" serunya
Cengiran nya kian lebar saat aku dengan enggan mengikuti perkataan nya. Sungguh aku heran bagaimana bisa orang seperti nya jadi Guru.
"Bukankah ruangan kelas terlalu luas untuk 3 orang siswa Gojou-sensei?" ulangku
"Jangan mempermasalahkan hal sepele Yukari" sahutnya mengacak-acak rambut coklatku
"Berhentilah bercanda Guru gagal" ku tepis tangannya
Perhatian ku teralihkan pada laki-laki surai hitam sebaya dengan ku. Dia pengguna pedang tahun kedua SMK Jujutsu Tokyo. Ya teman seangkatan sekaligus sekelasku .
"Fumikage-san" serunya.
"Ada apa Hakuzo? Jangan-jangan pernyataan cinta kah?" sela Gojou-san
Seketika wajah Ibuki-san berubah menjadi merah. Perkataannya pun jadi berantakan.
"Lihat apa yang kau lakukan" seruku "Jangan pedulikan dia Ibuki-san"
Di saat aku di sibukkan oleh Ibuki-san. Satu lagi teman sekelas ku Tsubaki Chika mengajak Gojou-san bicara. Entahlah itu juga bukan urusanku.
"Nee, kenapa Gojou-sensei selalu bersama Fumikage-san? Padahal dia bukan siapa-siapa mu" serunya seimut mungkin
Aku tidak mengerti bisa-bisanya dia membicarakan orang yang tepat di sebelah nya. Ya walaupun aku juga sedikit penasaran dengan jawaban Gojou-san.
"Dengar ya Chika, Yukari bukan siapa-siapaku, bukan begitu. Dia hanya bocah bermasalah yang selalu ku urus" serunya tersenyum melirikku.
"Apa itu? Aku tidak mengerti" serunya semanja mungkin "
"Ekhm bukankah sudah saatnya kita pergi semuanya" seruku menerebos jarak di antara mereka.
Meskipun sudah setahun lebih sekelas dengan mereka. Aku masih belum akrab terlebih dengan Tsubaki-san. Entahlah dari awal kami sudah bertolak belakang.
"Kari-Yukari" seru Gojou-san melambaikan tangan "Apa kau mendengar kan ku?"
"Sungguh, tidak bisa di percaya siswa teladan melamun di tengah misi" celoteh Tsubaki-san
Aku menghela nafas sejenak. Berpura-pura tidak mendengar perkataan Tsubaki-san.
"Kalau begitu ayo cepat kita murnikan Vila itu" seruku
Ibuki-san mengeluarkan pedangnya. Tsubaki-san menyebarkan beberapa boneka kutukan berbentuk seperti burung-kurasa.
Sebenarnya aku saja sudah cukup untuk memurnikan Vila itu hingga tidak ada yang tersisa.
Ya kurang lebih begitulah energi kutukan yang membuatku nyaris di eksekusi dulu.
"Tolong jangan membuat tempat ini rata dengan tanah Fumikage-san" Seru Tsubaki-san
"Tidak perlu khawatir Tsubaki-san. Hal itu tidak akan terjadi"
"Sejak kapan kalian jadi akrab begini Chika, Fumikage-san?" timpal Ibuki-san memasang kuda-kuda.
Pemuda itu seketika diam saat aku menoleh dengan tatap tajam padanya. Entahlah yang ada dipikirin ku sekarang adalah secepatnya mendapat izin Yaga-san untuk ikut mencari Geto-san.
"Kenapa aku tidak boleh ikut mencari Geto-san? Padahal aku sudah bisa mengontrol energi kutukan ku" gerutuku sambil mengeluarkan beberapa jimat.
"Tapi kau masih bergantung dengan jimat bukan Yukari" seru Gojou-san
Laki-laki berkacamata hitam itu menepuk-nepuk pelan rambutku. Entahlah dia selalu memperlakukan ku seperti anak kecil.
"Berhenti mempermaikan ku Gojou bodoh" seruku kesal. "Aku harus secepatnya di akui markas Jujutsu" bentakku.
Aku langsung pergi ke villa tersebut dengan emosi yang tidak terkendali. Aku sedikitpun tidak menghiraukan panggilan Tsubaki-san.
"Fumikage-san, hei aku bicara padamu" serunya kesal.
Seketika jimat yang ada di tanganku di penuhi energi kutukan. Jimat itu melayang di udara. Saat ku jentikkan jariku jimat tadi meledak di ikuti api keunguan yang membakar habis kutukan di sekitar itu.
"Lagi-lagi Fumikage-san yang memurnikan semuanya" seru Ibuki-san maklum
******
Sepulang nya Gojou-san mengajakku ke tempat makanan cepat saji. Dia meminum colanya tanpa menghiraukan ku.
"Jika tidak ada yang penting aku pulang Gojou-san" seruku bangkit dari tempat dudukku
"Ternyata kau memang susah berkomunikasi dengan sebayamu."
"Lalu kenapa? Aku tidak ada waktu untuk hal sepele seperti itu" sela ku kesal
Seketika sorot matanya berubah serius. Aku bisa merasakan tekanan dari sepasang bola mata biru itu.
"Karena itulah para orang tua bangka tidak mengizinkan kau ikut mencari Suguru"
![](https://img.wattpad.com/cover/268534444-288-k186415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If I can Into Your World
FanfictionYukari menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam gubuk gelap bersama mahkluk yang di namakan Kutukan . Sampai akhirnya datang 2 orang Shaman yang membawanya ke Tokyo.