Kejamnya Takdir

161 24 0
                                    

Seorang laki-laki dengan long coat coklat tua tengah di kawal beberapa petugas keamanan menuju sebuah ruangan.

Setelah melalui rangakaian pemeriksaan barulah dia di perbolehkan memasuki ruangan transparan yang di monitoring 24 jam.

"Darimana saja kau Ibuki-san?" seru wanita surai coklat berantakan itu.Ya itu aku.

"Maaf Fumikage-san ada sedikit masalah saat mencari kayu bakar " serunya

"Oke yang penting kau baik-baik saja" seruku

Di saat aku berbalik. Laki-laki surai hitam itu terduduk lemas. Meski bagaimana pun dia tak tega melihatku seperti ini.

"Gojou-sensei masih di segel, murid-muridnya tewas.Dan Geto Suguru alasan dia menjadi Shaman masih berkeliaran di luar sana menyebar kekacauan" seru Ibuki-san

Aku keheranan melihat Ibuki-san yang begitu putus asa. Ku tepuk pundaknya dengan seulas senyum

"Tenanglah semua akan baik-baik saja"gumamku santai.

Namun tiba-tiba sepotong ingatan-kurasa. Maki sekarat berlumur darah di pangkuan ku.

"Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja sensei"serunya

" Sudah berhenti bicara. Kau bisa kembali mengoceh setelah ini"

"Kurasa sudah tidak ada setelah ini untukku Fumikage-sensei" serunya sebelum meregang nyawa.

Kepalaku di penuhi kilas balik kejadian sebenarnya 3 bulan lalu. Aku telah menuntun para muridku ke dalam misi bunuh dirinya yang tak membuahkan apapun. Akulah penyebab mereka mati.

Karena begitu emosional kekuatan kutukan ku lepas kendali. Mengamuk menghancurkan  ruangan transparan tersebut.

"Katakan padaku dimana aku membuat kesalahan hingga berakhirnya seperti ini " Teriakku

Tak butuh waktu lama bangunan atau lebih tepatnya penjara Khusus Shaman telah berubah jadi puing-puing.

"Pantas saja indah semuanya ternyata hanya khayalan ku. Tidak mungkin Gojou-san seperti itu" seruku tertawa lesuh.

Laki-laki itu mendekat dan mendekapku erat. Dia mengusap lembut rambut coklat panjang ku.

"Kenapa semua ini terjadi padaku Ibuki-san?" rengekku

"Entahlah aku juga ingin tahu Fumikage-san" serunya menahan tangis

"Nee Hakuzo apa aku boleh mati saja?" serunya

Tepat setelah itu aku terlelap di pelukannya. Dekapannya kian erat. Cairan bening mulai membanjiri tepi matanya.

"Tolong jangan tinggalkan aku juga Yukari" bisiknya terisak-isak.

Namun markas Jujutsu tidak memberi kami waktu untuk bersantai. Ibuki-san membaringkan ku di atas puing bangunan.

Dia pun membuka sarung katananya. Rasa bersalah karena tidak bisa melindungi muridku. Membuat tekad Ibuki-san bulat. Tak peduli dia akan hidup ataupun mati hari ini.

"Maaf Fumikage-san padahal aku yang meminta kau untuk tidak meninggalkan ku" serunya

Dia langsung menerjang rombongan Shaman tanpa mempedulikan dirinya. Dia terus melawan seperti orang kesurupan meskipun sia-sia.

"Aku akan menyusulmu Chika" serunya di penuhi darah dan luka di mana-mana

Namun seketika terjadi ledakan energi kutukan nan menyapu bersih musuh . Aku Benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan Dunia Jujutsu nan memuakkan ini.

"Non Shaman, Shaman, kutukan? Apapun itu akan ku hancurkan semua yang menghalangi ku" seruku di kuasai amarah

Sekitar 200 Meter dari puing tadi aku melihat beberapa kutukan tingkat rendah berkeliaran. langsung ku murnikan dalam sekejap.

"Apa yang kau pikirkan Ibuki-san. Bagaimana mungkin Shaman tingkat semi 1 sepertimu bisa melawan Shaman sebanyak itu sendirian?" seruku memapahnya berjalan

"Maaf Fumikage-san, aku sedikit terbawa suasana. Lagipula itu juga impian laki-laki loh" serunya terengah-engah

Untuk sementara kami berencana menuju Osaka. Sepanjang perjalanan yang terlihat hanyalah bangkai kendaraan dan bangungan terbengkalai serta kutukan berkeliaran.

"Sudah tidak ada bedanya dengan neraka" seruku kembali ke jalanan

Di saat yang kacau seperti ini hanya dua yang tak berubah di pikiran ku. Menghancurkan segel Gojou-san dan mengejar Geto-san

"Benar-benar terjebak loop yang menyebalkan"

Saat aku pergi mencari persediaan di mall.Lagi pula uang sudah tidak ada artinya sekarang. Perlahan peradaban mulai hancur karena teror Kutukan.

"Sekarang aku mengerti kenapa kau ingin membuat dunia hanya untuk Shaman. Geto-san" seruku mengambil beberapa obat dan mengisi kotak P3K.

"Apakah Gajimu begitu kurang hingga mencuri Onna."seru pemuda surai pink itu entah kapan ada di hadapanku.

" Ita- apa maumu Sukuna?"seruku menyadari beberapa tato di wajah dan tubuhnya.

"Tidak ada. Hanya kebetulan bertemu" serunya "Oh iya Kozo (Itadori Yuuji) benar-benar depresi setelah misi nekadmu Onna." serunya menghilang di telan gelapnya malam

"Tanpa kau bilang pun aku tahu" gumamku mencengkeram lengan kiriku agar berhenti gemetaran.

Diapun pergi setelah membisikkan kata-kata itu padaku. Cengirannya kian lebar saat melihat sorot mataku berubah.

"Jangan bertingkah seperti korban. Kau juga licik seperti ku " kata-kata yang di bisikan Sukuna masih terngiang-ngiang di kepala ku.

If I can Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang