Selamat Ulang Tahun

208 32 0
                                    

Gojou-san menoleh padaku. Laki-laki surai putih itu melambai singkat. Rambut Putihnya di sisir cukup klimis. Tuksedo coklat gelap dengan kemeja belang coklat susu-putih, dasi putih dan tak lupa kacamata hitamnya.

"Yo" serunya "Kalau begitu ayo kita pergi Yukari" serunya tanpa mengomentari penampilan ku.

Walaupun umurku 22 tahun tetap saja menyebalkan jika sudah berjam-jam menghabiskan waktu untuk terlihat cantik tapi di abaikan.

"Ada apa?" serunya menoleh

Aku hanya bisa memalingkan wajahku namun tetap menggandeng lengan Gojou-san.

"Gojou-san bodoh" gerutuku kesal

"Kau bilang sesuatu Yukari?"

"Bukan apa-apa"

Kami sekarang dalam perjalanan ke pertemuan rutin para Shaman di Okinawa. Saat menoleh keluar terlihat salah satu pantai menawan pulau selatan yang di sinari cahaya rembulan.

"Pantai yang indah"

"Kau bukan anak SD yang darmawisata Yukari" ledeknya sesekali melirikku.

"Tanpa kau bilang pun aku juga tahu Gojou-san"

Dia malah tertawa dan sedikit memacu mobil rental tersebut. Begitu sampai di tempat pertemuan. Gojou-san membiarkan aku menggandeng lengan nya.

Biasanya aku akan gugup dengan situasi seperti ini. Namun aku masih merasa kosong setelah beberapa bulan terakhir. Ya setelah Gojou-san membunuh Geto-san.

"Kupikur kau akan gugup" seru Gojou-san melirikku

"Biasanya iya tapi tidak untuk sekarang kurasa"

Aku sebenarnya sadar sedang di perhatikan sedari tadi. Namun hanya bisa tersenyum seolah tidak tahu apapun. Tak peduli sudah berlalu 10 tahun. Bagi mereka dosaku seperti terjadi kemarin.

"Seperti biasanya mereka kolot ya" gumamku mencengkram erat lengan Gojou-san

"Apakah kau begitu takut jauh dariku Yukari?" katanya

Seketika aku menjaga jarak. Terlebih saat senyuman Gojou-san kian menjengkelkan.

Awalnya aku menjadi Shaman selain karena para petinggi. Juga kerena aku ingin mencari Geto-san. Aku masih tidak percaya laki-laki yang sudah ku anggap kakak tega membantai satu desa non shaman.

"Ternyata kau bisa juga mengasuh Gojou" seru Ieri-san

"Tidak. Kau salah besar Ieri-san. Dia benar-benar yang terburuk" selaku

"Apa maksudmu Yu-ka-ri-chan?" seru Gojou-san seketika menggendongku di pundak nya seperti dulu.

"Lihat, terburuk bukan." keluhku kesal bercampur malu "Turunkan aku Gojou-san."

"Seperti biasanya Yukari semangat ya. Tanpa sadar sudah seberat ini saja. Sungguh waktu cepat berlalu ya" ocehnya berpura-pura jadi ayahku.

"Jangan bilang aku berat dasar laki-laki terburuk" omelku setelah diturunkan nya.

Meskipun kepribadiannya buruk. Tak sedikit wanita yang memimpikannya. Jujur aku merasa sedikit bangga dekat dengan Gojou-san tanpa banyak usaha.

"Satoru, aku menyayangi mu" seruku seketika memeluk erat lengannya.

Cengiranku kian lebar saat melihat beberapa wanita mengutukku. Entahlah rasanya cukup menyenangkan. Sepertinya kepribadiannya juga menular padaku.

"Kenapa tiba-tiba bertingkah seperti adik perempuanku, hah Yukari ?" serunya tersenyum

"Bukan apa-apa" sahutku tenang.

"Eeeh padahal akan menarik jika melihatmu memanggilku Onni-chan"

Akupun langsung pergi tanpa mempedulikan ocehannya. Meskipun terlihat tak peduli. Sebenarnya aku bersusah payah menyembunyikan raut tersipuku.

"Astaga apa yang aku pikirkan" gerutuku

Hembusan angin yang bercampur aroma khas laut mengalihkan perhatianku. Tanpa sadar airmataku bergulir jatuh.

"Nee Geto-san apa kau ingat janji kita dulu. Suatu hari akan kepantai" seruku lirih

Aku tidak peduli lagi dengan pemampilanku sekarang. Sesak di dadaku kian berkecamuk. Di saat aku nyaris lepas kendali laki-laki itu muncul.

Dia melambai dengan seulas senyum. Perlahan tangannya mendekat lalu menepuk pelan kepalaku. Semua emosiku tertumpahkan

"Ada apa Yukari? Padahal sebentar lagi ulang tahunmu kenapa menangis seperti ini?" serunya mengusap airmataku.

"Geto-san" seruku tertegun. "Geto-san, Geto-san, Geto-san" ulangku memeluk erat laki-laki ponytail itu.

"Lihat pandangan indah seperti ini harusnya bisa menghilangkan kesedihan mu kan" laki-laki itu menunjuk laut.

"Indahnya"

"Ayo lihat lebih dekat" bisiknya di telingaku

"Ya Geto-san" patuh.

"Dan tenggelamlah Yukari"

Begitu sadar tepat di belakangku sebuah ombak besar datang. Saat mencoba bergerak kakiku tidak bisa di gerakan seolah tertanam di sana. Kurasa karena masih memakai heels.

"Selamat tinggal Yukari" serunya begitu puas melihatku yang hanya bisa pasrah.

Aku terus memanggil namanya hingga akhirnya teriak dan sadar sedang ada di dalam kamar hotelku. Utahime yang sedari tadi terlihat menahan luapan airmatanya langsung memelukku erat dan mengomeliku.

"Sungguh apa yang kau pikirkan Yukari-chan"

"Maaf tapi Utahime-san bagaimana bisa aku ada di sini? Di mana dia?" seruku panik.

Wanita itupun menjelasakan bahwa aku pingsan di pinggir pantai. Dengan keadaan basah kuyup. Dan Gojou-san dengan inisiatif nya memberiku nafas buatan.

"Aah jadi begitu" seruku memegang kepalaku. "Mau bagaimana lagi itu keadaan darurat"

Setelah Utahime pergi diapun masuk laki-laki surai putih yang selama ini menjadi pengawasku. Meski menjengkelkan tapi dia penyelamat hidupku.

"Eeeh ku pikir akan melihat raut meronamu setelah apa yang Iori katakan" serunya

"Aku sudah 22 tahun jadi berhentilah memperlakukan ku seperti anak kecil Gojou-san"

Seketika dia mengangkat daguku untuk beradu pandang dengannya. Meski memakai kacamata hitamnya. Aku masih bisa melihat sepasang iris biru nan mempesona itu.

"Salah loh Yukari, umurmu sekarang 23 tahun" serunya

Tepat saat Gojou-san mengatakan hal itu jam di dinding menunjukan tengah malam. Jujur saja aku berdebar saat ini. Kepalaku tidak bisa berpikir jernih.

"Selamat ulang tahun Yukari" serunya kian mendekat.

Aku spontan memejamkan mataku dengan panas yang menjalar di pipi. Aku tidak melawan meskipun melawan juga percuma. Aku mencoba mengintip namun tidak terjadi apapun.

"Ada apa Yukari?" Serunya heran

"Bu-bukan apa-apa" elakku

"Apa kau berfikir aku akan menciummu? Aaah sungguh fantasi yang nakal" serunya mengejekku.

"Gojou Bodoh. Aku benci kau. Pergi sana" usirku melemparnya bantal

Dia malah tertawa sembari menghindari bantal yang ku lembar dengan lihai.

If I can Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang