Karena Kau Pantas Ku Perjuangankan

137 26 0
                                    

Tak terhitung banyaknya kutukan, roh terkutuk ataupun Shaman yang ku lawan untuk bisa sampai di ruang arsip terlarang Markas Jujutsu.

"Sepertinya prioritas ku sudah berubah tanpa kusadari" gumamku membaca cepat dokumen tersebut

"Maksudmu kau menyukai ku, Yukari?" godanya

"Tidak sedikitpun, aku hanya butuh kekuatan mu untuk mengejar Geto-san atau siapapun itu" seruku melangkahi mayat Shaman

Tentu saja aku tidak bisa memasuki ruangan itu tanpa pertumpahan darah.

"Kau begitu tenang walaupun baru membunuh orang" gumam Gojou-san.

"Tidak ada waktu untuk emosional sekarang Gojou-san"

Dia tidak bicara apapun lagi setelah itu entahlah aku terlalu sibuk mencari cara untuk membuka segel nya.

Aku bergegas pergi dari sana saat jimat yang ku taruh 200 Meter dari ruang arsip itu meledak.

"Sialan" seru ku langsung memasukan beberapa dokumen kedalam ransel.

"Sepertinya kau kedatangan banyak tamu Yukari" serunya

"Tanpa kau  bilang pun aku juga tahu Gojou-san" seruku melompat keluar jendela

Pecahan dari kaca mengenai Shaman yang menunggu ku di luar. Jika boleh jujur aku sudah tidak ada bedanya dengan penjahat saat ini.

"Sepertinya arsip lebih penting dari pada memurnikan kutukan sekarang" seruku setelah lolos dari kejaran mereka.

"Kau tahu bagaimana kolotnya para orang tua itukan" timpal Gojou-san "

Setelah sekian lama akhirnya aku berhasil menemukan petunjuk untuk membuka segel Gojou-san. Hanya saja butuh lebih dari satu Shaman tingkat 1 untuk membuka nya.

"Ada apa Yukari" seru Gojou-san setelah mendengar ku teriak.

"Setidaknya 3 Shaman tingkat 1 untuk melakukan ritual pembukaan segel dengan tingkat keberhasilan 20%" seruku

"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang Yukari" serunya tenang.

Aku seketika membentaknya. Semua emosi yang kukira telah mati tertumpah. Semuanya bercampur aduk

"Entahlah aku sudah tidak tahu harus bagaimana" seruku mengusap air mataku.

Sementara itu Okkotsu yang memurnikan kutukan tak sengaja menemukan ku menangis di gang sempit dan gelap.

"Fumikage-sensei" serunya mendekat. "Apakah itu benar kau"

Aku langsung melempar arsip dan segel Gojou-san kearahnya. Sepertinya sudah saatnya aku menyerah. Maksudku aku sekarang musuh Shaman dan Kutukan.

"Lakukan sesukamu. Aku susah tidak peduli lagi" seruku kesal.

"Hei kau tidak cocok menjadi wanita lemah tak berdaya" seru Gojou-san

"Terserah, aku sudah melakukan semuanya. Tapi apa, butuh 3 Shaman tingkat 1 untuk ritual dengan tingkat keberhasilan 20%. Dan aku di cap penghianat. Murid-murid ku mati sia-sia karena membantuku" seruku kembali emosional

"Setidaknya kau sudah memiliki 2 Shaman tingkat 1 sekarang" seru Okkotsu "Jika tidak ada Gojou-sensei saat itu mungkin aku sudah lama di eksekusi"

Pemuda itu menggenggam tanganku. Betapa menyedihkan nya aku hingga harus di semangati muridku sendiri.

"Maaf Okkotsu kau melihat sisi menyedihkan ku" seruku mengusap air mataku.

"Hei Yuuta apa yang kau lakukan pada Yukari?" Oceh Gojou-san

Setelah itu kamipun pergi ketempat Utahime-san. Sejujurnya aku ragu akan berhasil.

"Tidak ada habisnya" seru Utahime-san menghidupkan lampu.

Wanita itu diam mematung sejenak saat melihatku dan Okkotsu ada di rumahnya.

"Utahime-san" seruku ragu.

Wanita itu langsung memelukku erat. Bisa kurasakan cairan bening membasahi pundakku. Sekarang malah aku yang diam mematung saking kagetnya.

"Syukurlah kau baik-baik saja Yukari-chan" serunya "Maaf aku tidak bisa melakukan apapun untukmu saat itu"

"Kukira kau sudah tidak peduli denganku Utahime-san" seruku tersenyum kecut

Setelah menjelaskan situasinya Utahime-san dengan senang hati membantuku.

"Kali ini aku janji tidak akan mengabaikanmu Yukari-chan".

Belakangan ini aku menemukan jari Sukuna saat memurnikan Kutukan tingkat 1 diantara gerombolan kutukan. Jujur saja aku nyaris mati saat itu.

"Aku tahu kau akan datang Ryoumen Sukuna" seruku

"Jadilah gadis baik dan cepat serahkan jari itu padaku" katanya seketika melesat ke depanku.

Sebenarnya ini rencana nekad. Aku hanya berharap masih ada Itadori Yuuji yang tersisa di dalam sana.

"Ini adalah jari terakhir" seruku "Biarkan aku bicara dengan Itadori" seruku meski gemetaran

Seulas senyum congkak terpampang di bibirnya. Dia bisa saja merebut jari ke 20 nya itu. Namun raja kutukan itu tidak melakukan nya. Dia sepenuhnya meremehkan ku.

"Kozo kau dengar itu Guru tercintamu ingin bicara" serunya

Aku tidak peduli harus bicara berapa kali agar kata-kataku tersampaikan padanya. Ku remas bajunya, bersandar di dadanya namun yang kulihat masihlah wajah angkuh dengan tato.

"Ku mohon Itadori sekali ini saja" gumamku.

"Apa kau sudah puas." ledeknya mengambil jari terakhir itu dari ku

Beberapa saat setelah dia memakan jari terakhir tersebut aku merasakan tepukan pelan di kepalaku

"Maaf aku melarikan diri Fumikage-sensei" serunya mengusap kepalaku.

"Aku sungguh menyedihkan" seruku pelan.

If I can Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang