Hidup bak Putri Kerajaan? Yang Benar saja.

492 75 2
                                    

Sinar mentari yang silau membuat ku terbangun. Tepat hadapanku berdiri seorang wanita anggun dengan Kimono hitam dengan motif bulan

" Siapa? " Seruku menguap.

Seketika dia menunjukku dengan penggaris kayu panjang ndan tak lupa tatapan tanpa belas kasih.

" Seorang gadis tidak sepantasnya menguap seperti itu Fumikage-sama "

Dia terus mengoceh sambil mukul punggung tangan ku saat aku tidak sesuai dengan harapannya.

Ya mulai hari ini dia adalah guru privat ku yang mengajarkanku dengan sangat ketat.

" Selamat Pagi Gojou-sama " Seru nya begitu hormat dengan Gojou-san begitupun yang lain.

Sifat Gojou-san sangat berbanding terbalik saat di rumah. Dia hanya diam menyantap sarapan nya dengan tenang.

" Nee Gojou aku ingin ikut ke sekolah. " Rengek ku membuat mereka menoleh dengan tatapan sinis.

" Tidak boleh kau harus belajar bersama Matou-san " Seru Gojou dingin

" Tapi Geto-san sudah berjanji akan bermain bersama ku kemarin " Rengek ku

" Ya sudah akan ku bawa Suguru kemari nanti " Serunya selesai sarapan dan berlalu pergi.

" Tapi-" Rengek ku berharap Gojou-san akan menoleh dan membawa ku

Jangan kan membawaku menoleh pun dia enggan. Aku yang kecewa langsung lari kekamar dengan berlinang air mata.

" Gojou bodoh. Aku sangat benci kau  " Teriakku kesal.

Aku tetap mengikuti pelajaran dari Matou-san tak peduli suka ataupun tidak. Tak hanya etika dan pengetahuan umum. Wanita ini mencurahkan segala pengetahuan nya padaku.

Ya dia mendidik ku untuk bisa mengerjakan  pekerjaan rumah dengan terampil, namun juga dengan wawasan yang luas.

" Apkah tidak terlalu cepat untukku mempelajari ini? " Seru ku berpaling saat sedang membersihan ikan utuh.

" Seorang wanita akan gagal jika dia tidak bisa memasak. Karena masakan rumah lah yang membuat keluarga betah " Omel nya begitu cekatan membersihkan ikan yang sudah bertumpuk.

" Tapi aku masih-" Seruku tanpa sengaja menjatuhkan ikan tadi ke mangkuk  bekas cucian ikan tadi.

Aku spontan berteriak saat terkena cipratan air mangkuk itu. Amis luar biasa membuatku bergegas menuju wastafel dan muntah. Rasanya seolah semua isi perutku keluar saat itu.

" Apa ini bau sekali " Keluhku mencuci tangan ku dengan air mengalir

Wanita itu bertopang di ambang pintu dengan tangan di lipat kepada menatap ku. Belum sempat ku mengeluh dia langsung menyuruhku kembali ke dapur.

" Tapi Sensei-" Rengek ku.

" Cepat ke dapur. Ikan-ikan itu tidak bisa membersihkan dirinya sendiri " Seru nya

Tak hanya itu entah berapa kali tangan ku teriris dan terkena cipratan minyak saat memasukkan ikan tadi ke wajan. Dan tak lupa mata yang kian perih saat tangan yang memotong bawang malah kugunakan untuk mengusap air mata.

" Masih harus banyak belajar " Seru Matou-sensei mengulas hasil masakan ku.

" Sudah pasti begitu aku kan masih 12 tahun " Gerutuku menyembunyikan kedua tangan yang di penuhi plester.

" Umur tidak ada hubungan nya. Seorang perempuan sudah sewajarnya belajar melakukan ini dari kecil " Seru Matou-sensei menyicipi masakan berantakan itu.

Seketika sumpit itu terjatuh dari tangannya. Wanita itu terbatuk-batuk.  Namun dia tetap saja mengkritik ku entahlah seperti nya guru satu ini senang jika belum mengritik ku.

" Astaga Fumikage-sama bagaimana bisa mengerikan seperti ini apa saja yang kau masukan? " Serunya masih batuk-batuk.

" Bagaimana bisa aku langsung bisa memasak jika tidak di ajarkan baik-baik " Teriakku kesal.

Sebuah tamparan mendarat dipipiku. Wanita kimono hitam itu menatapku sinis walaupun masih batuk-batuk.

" Berapa kali saya harus bilang seorang perempuan tidak boleh meninggikan suaranya sembarangan "  Serunya

Aku memegang pipiku dan tanpa ku sadari air mataku berlinang jatuh. Perlahan kenangan lama membanjiri ingataanku. Ah pantas saja aku tidak asing tenyata dulu aku sudah sering di tampar Ibuku yang malu memiliki anak tidak normal seperti ku.

" Ya maaf Sensei " Seruku membawa hidangan itu dengan linangan air mata.

Seketika tangan itu mengambil napa yang berisi masakan gagal ku. Saat menoleh aku mendapati laki-laki surai hitam itu tersenyum sambil mengusap air mata ku.

"Geto-san " Tangisku kembali pecah

" Ya ampun kau ini manja sekali ya Yukari " Serunya menepuk-nepuk punggung ku.

Gojou pun mendekat dan mencicipi masakan gagal ku. Dia seketika terbatuk-batuk lalu tertawa. Di meledek masak ku.

" Huah mengerikan sekali " Serunya menekankan pipiku. "Kau membuat racun ya Yukari "

" Berisik " Seruku kesal. "Geto-san tidak usah memakannya " Cegat ku

Dia tetap tersenyum walaupun aku tahu rasanya pasti mengerikan. Dari tampilan nya saja sudah tidak meyakinkan.

" Lain kali kau pasti berhasil Yukari " Serunya mengusap kepala ku.

Entah kenapa aku makin bersemangat untuk terus belajar. Namun suasana seketika dirusak wanita 24 tahunan itu.

"Mohon maaf Gojou-sama. Anda sampai menyantap makan tidak layak itu. Biarkan saya memasak makan malam sebagai permintaan maaf " Seru Matou-sensei membungkuk.

Gojou-san tidak menanggapi serius perkataan Matou-san. Dia pun mengajak kami makan di restoran keluarga.

" Ya lain kali saja Matou-san. " Serunya tanpa menoleh. " Nee Suguru bagaimana jika kita makan di restoran keluarga. " Serunya benar-benar mengabaikan guru privat ku.

If I can Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang