Pahlawan? Aku Tidak Berpikir Demikian

124 21 0
                                    

Ku genggam erat tangan Gojou-san. Perasaan ku benar-benar campur aduk. Jika benar adanya kekuatan dari kasih sayang. Aku akan langsung menerjang Geto-san tak peduli dia mengarahkan pisau padaku.

"Hei tenang lah" serunya tertawa.

"Sungguh bisakah kau sehari saja tidak main-main"

Perhatian langsung tertuju pada Itadori yang kembali dari mengintai area sekitar.

"Hanya kutukan tingkat rendah yang berkeliaran" Serunya

Aku menghela nafas sejenak. Setelah cukup tenang barulah aku bicara. Tentu saja tidak akan semudah itu menemukan rombongan roh terkutuk itu terlebih Geto-san.

"Baiklah kita akan istirahat di sini setelah memurnikan kutukan" Seruku

"Kita akan segera menemukan nya Yukari-chan" Seru Utahime-san menggenggam tanganku.

"Aku tahu itu" Gumamku tersenyum tipis.

Setelah memurnikan kutukan aku dan Gojou-san pun mulai menjarah bangunan terbengkalai entah itu makanan ataupun yang lainnya.

"Gojou-san" Seruku

"Ada apa Yukari?" Sahutnya "Kau ingin ciuman lagi?"godanya

Aku hanya bisa mengurut dada melihat kelakuan laki-laki jakung surai putih ini.

"Bukan itu" selaku mendorong wajahnya "Aku akan mengakhiri nya dengan tanganku sendiri" Tekadmu

Seketika dia tertawa lalu menyentil keningku. Lalu dia menatapku dengan wajah datar.

"Apa yang kau katakan gadis bermasalah" Serunya.

"Aku bisa melakukannya" Selaku

Dia seketika membentakku. Mencengkram erat kedua lenganku. Sorot matanya begitu tidak bersahabat.

"Tidak Yukari. Kau tidak mengerti apa yang kau katakan. Kau ingin aku membiarkan mu menanggung itu sendiri. Yang benar saja"

"Dan kau pikir bagaimana perasaanku saat kau melakukan nya dulu? " Seruku mulai menangis

Seketika dia berteriak hingga yang lain datang. Air mataku masih bergulir jatuh.

"Aargh kenapa sulit sekali untuk mu mengerti" Serunya tiba-tiba memelukku erat

Aku hanya diam mematung saking kaget nya. Maksudku tidak biasanya Gojou-san seperti ini.

"Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa" Gumamnya nyaris berbisik.

*****

Setelah membuatku kebingungan. Laki-laki itu malah seperti biasanya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Ada apa?" Serunya heran

"Sungguh? " Seruku menepis tangannya "Kau memang tidak pernah berubah" Kataku pergi

Aku terus berjalan sambil memurnikan kutukan yang kutemui.

"Apakah kau begitu ingin menjadi pahlawan?" Seru laki-laki surai abu-abu itu.

Roh terkutuk berupa laki-laki dengan jahitan di mana-mana. Roh terkutuk yang bisa merubah manusia menjadi monster seperti kutukan.

"Mahito" Seruku kesal

"Aku senang kau masih mengingatku Fumikage" Serunya tersenyum

Dia jongkok sambil bertopang dagu melihatku. Senyum nya kian lebar saat sadar ku akan menyerangnya.

"Aku selalu penasaran bagaimana bentuk jiwamu setelah ku sentuh Fumikage" Serunya

"Kenapa kau tidak kemari dan mencobanya" Seruku dengan beberapa jimat di tangan

Saat dia melesat seperti orang gila aku  menyerangnya dengan jimat-jimatku. Namun dia dengan lihai menghindar. Senyuman tadi berubah menjadi tawa.

"Memang harus seperti ini Fumikage" Serunya

Dia terus mengeluarkan manusia malang yang telah di ubah menjadi monster dari mulutnya.

Namun itu tidak masalah bagiku. Karena sudah banyak nyawa yang telah ku ambil sebelumnya.

"Apakah kau benar-benar manusia?" Cemooh nya

"Aku sudah tidak peduli dengan itu" Seruku tanpa ampun melenyapkan mereka.

"Te-terima kasih" Seru salah satu mantan manusia itu tepat sebelum ku lenyapkan.

Genangan darah dan mayat dari para mantan manusia berserakan di sekeliling ku. Ku lempar kepala mantan manusia yang ku genggam.

"Sekarang giliran mu Mahito" Seruku "Akan ku lenyapkan semua yang menghalangi ku" Seruku mulai lepas kendali.

"Sepertinya aku sedikit berlebihan"

Tak lama setelah ledakan energi kutukan ku datang yang lain. Mereka sempat membeku di tempat saat melihat pemandangan di sekeliling.

"Apa yang terjadi?" Seru Gojou-san

Itadori spontan mengejar Mahito bersama Okkotsu. Wajar mereka lebih mengejar musuh.

"Yukari-chan" Seru wanita itu

Aku tersenyum maklum saat melihat raut wajah mereka. Namun tiba-tiba aku di kagetkan oleh pelukan dari Utahime-san

"Apa yang kau pikirkan" Serunya begitu erat memelukku.

"Aku-"

"Kau bukan pahlawan Yukari" Seru Gojou-san mengacak-acak rambutku.

Aku tersenyum kecut. Setidaknya mereka masih menganggap ku manusia.

"Hei apa kau ingin berhenti mengejar Suguru?" Ledek nya menepuk-nepuk kepalaku.

"Tidak akan pernah" Seruku mengusap air mataku.

If I can Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang