" Padahal aku juga ingin pergi " Seruku kesal " Hmph apa-apaan Gojou itu menyebalkan sekali " gerutuku
Ya aku tengah merajuk sambil memeluk boneka yang unik-ralat aneh. Sedikitpun tidak imut pemberian Yaga-sensei.
" Hora aku hanya pergi sebentar " seru Gojou menekan-nekan pipiku " Sebegitu kesepiannya kah kau jauh dari ku Yukari? "
" Hmph aku tidak peduli dengan mu. Gojou bodoh wlek " seruku menjulurkan lidahku
Laki-laki surai putih itu menghela nafas sejenak. Dengan seulas senyum yang menakutkan dia menarik pipiku.
"Kalau kau tidak peduli dengan ku kenapa kau tetap ingin ikut Yu-ka-ri "
"Berisik Gojou bodoh aku hanya ingin pergi dengan Geto-san " gumamku tidak jelas.
Setelah puas mencubit pipiku nan malang Gojou pun mengeliat malas. Lalu mengacak-acak rambut coklat ku dengan seulas senyum. Yang membuatku makin kesal.
"Bukannya aku tak mau mengajakmu tapi aku tidak butuh beban tambah " serunya tertawa.
" Menyebalkan " Teriakku melempar boneka unik tadi.
Namun boneka itu sedikitpun tidak menyentuh Gojou-san. Spontan aku berjalan mundur saking takutnya. Menjerit-jerit di ikuti degup jantung yang tak karuan.
"A-apa itu? Ja-jangan mendekat " teriakku seperti tikus yang terpojok
Nafasku kian memburu saat pemuda itu melangkah mendekat. Rasanya nafasku terhenti beberapa detik. Ku tutup mataku. Hanya bisa pasrah karena dibelakang ku adalah dinding.
" Tidak ada yang perlu di takutkan " serunya menepuk rambutku.
Akupun menoleh pada pemuda surai putih dengan kacamata hitam itu sampai tertadah. Jika di ingat-ingat lagi aku tidak pernah melihat Gojou-san tanpa kacamata hitamnya.
" Eh"
" Lihat " serunya mengenggam tanganku. " Jadilah gadis baik selama aku pergi oke " entah kenapa Gojou-san sekilas terlihat seperti kakak laki-laki bagiku
Aku berdiri di ambang pintu sambil memeluk boneka unik tadi. Gojou-san melambai dengan wajah konyolnya sedangkan Geto-san hanya tersenyum. Tanpa berkata apapun padaku.
Mereka berdua di beri misi untuk mengawal seorang gadis selama beberapa hari. Sebenarnya aku masih tidak terima ular itu enak-enakan di lindungi Geto-san sedangkan aku harus belajar dengan guru sadis di rumah.
" Berani-beraninya kucing pencuri itu memonopoli Geto-san " Gumamku teringat perkataan Gojou-san saat makan malam kemarin.
Sebagai bentuk protes akupun menyelinap keluar dari kediaman keluarga Gojou.
Gaun Hijau sebatas lutut dengan renda putih nan manis tas mungil di pundak kananku kaus kaki putih dan sepatu hijau gelap.
Aku memeluk erat boneka pemberian Yaga-sensei. Saat sekumpulan om-om mengerubungiku
" Kau imut ya. Mau permen? " seru salah seorang om itu menyodorkan beberapa permen.
" Pe-permen " seruku hendak mengambilnya.
Namun urung saat mendengar seseorang memanggil namaku. Akupun langsung berlarian menghampiri nya.
" Tch " seru mereka kesal.
Laki-laki itu mengusap kepalaku. Aku juga cukup dekat dengan beliau. Aku hanya kebingungan saat melihat om-om tadi lari ketakutan.
" Kenapa ya? " gumamku.
" Apa yang kau lakukan sendirian seperti ini Yukari? " serunya membuatku seketika berkeringat dingin
" A-aku hanya-itu " Gumamku gelagapan.
Beliau hanya tersenyum saat melihat tatapan memelas ku. Tanpa berkata apapun beliau pun membawaku bersamanya.
" Baiklah hanya kali ini saja oke Yukari " serunya mengacak-acak rambutku
" Aku sayang Yaga-sensei " seruku spontan memeluknya.
Beliau membawaku ke cafe dan membiarkan aku memesan apapun yang aku suka. Beliau tersenyum sambil bertopang dagu melihatku menyantap pancake dengan banyak krim serta sirup maple.
" Apa kah enak? " tanya Yaga-sensei tersenyum
Aku mengangguk senang hingga sepenuhnya lupa dengan tata krama makan yang di ajarkan Matou-sensei.
" Terserah saja hari ini adalah hari tanpa memikirkan hal sulit " seruku mengangkat sendok itu ke udara.
Laki-laki 30 tahunan itu menyesap kopi. Sambil sesekali melirik ke luar. Aku yang penasaran pun ikut melihat ke arah ekor matanya.
" Makin hari makin banyak saja kutukan yang berkeliaran " Gumamnya
Aku pun menarik lengan bajunya dengan tangan yang gemeteran. Dadaku sesak seketika. Ya aku masih trauma dengan makhluk aneh dan suara mendengung mengganggu mereka.
" Menakutkan " gumamku nyaris menangis.
" Tidak apa-apa mereka sudah pergi " Gumamnya menepuk-nepuk pelan kepalaku.
Setelah seharian menemaniku berkeliling kota Yaga-sensei pun mengantarku pulang.
" Yaga-sensei apa aku bisa mengendalikan energi kutukanku? "Gumamku malu.
" Untuk apa kau mempelajari energi kutukan itu. Untuk apa kau bertarung ? Jika kau sudah menemukan jawabannya datanglah ke tempatku " serunya jongkok sambil memegang kedua lenganku.
" Baik " reflek keluar dari mulutmu
Sepeninggal Yaga-sensei aku di sambut hangat oleh Matou-sensei. Wanita kimono hitam itu tersenyum sambil memainkan penggaris kayu itu.
" Selamat datang Fumikage-sama. Kelihatan nya anda sangat bersenang-senang hari ini " serunya menakutkan.
Aku hanya tersenyum seraya menelan ludah beberapa kali sebelum di hukum habis-habisan oleh guru iblis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I can Into Your World
FanfictionYukari menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam gubuk gelap bersama mahkluk yang di namakan Kutukan . Sampai akhirnya datang 2 orang Shaman yang membawanya ke Tokyo.