Setelah dua bulan lebih berada di kediaman besar ini. Aku mulai terbiasa dengan lingkungan ini. Ya setidaknya aku tidak lagi tersesat. Atau pun di marahi karena sembarangan memasuki ruangan.
" Pantas saja Gojou tidak betah. Di sini sangat membosankan " Gumamku bertopang dagu menatap ke kolam ikan koi.
" Fumikage-sama " Tegur guru privat ku memukul dengan penggaris kayu seperti biasanya.
" Ya maaf Sensei " Seruku kembali masuk ke mengerjakan ulangan yang dia berikan tadi.
Saat sedang tenang begitu tiba-tiba di kagetkan kelakuan pemilik rumah yang jahil. Ya laki-laki surai putih itu berbicara nyaris berbisik dekat telingaku.
" Yukari ayo kita melihat bunga sakura " Serunya
Aku yang kaget spontan melempar lembar jawaban berserta soalnya. Seketika aku memukul-mukul laki-laki usil itu.
" Apa-apaan kau ini. Moo Gojou bodoh " Seruku kesal.
Tak lama berselang terlihat Geto-san dengan keranjang piknik. Seperti yang sudah-sudah aku pun mengabaikan Gojou-san dan bergegas menghampiri Geto-san.
" Nee Geto-san tidak biasakan aku tinggal bersamamu? " Pintaku seimut mungkin.
Seketika pemuda surai hitam itu mengangkat ku setinggi mungkin. Dia malah tersenyum saat melihat raut panikku.
" Ge-Geto-san " Seruku panik.
" Kau sungguh manis Yukari " Serunya kembali menurunkan ku.
Tanpa mendengarkan ocehan Gojou-san. Akupun langsung mengekori Geto-san berjalan menuju taman Sakura.
Sepanjang jalan aku mendapati bunga sakura bermekaran. Biasanya aku hanya bisa mengagumi keindahan sakura dari balik celah gubuk ku. Tanpa sadar air mataku pun keluar karena haru.
" Nee Yukari. Kenapa kau menangis? Kau menangis kan Yukari. Nee Yukari " Seru Gojou-san menekan-nekan pipiku.
" Berisik " Gumamku mengusap air mataku
Taman sudah di penuhi orang-orang yang ingin menikmati bunga sakura sebelum berguguran. Aku tersenyum saat melihat Ieri-san tengah minum teh bersama yang lainnya.
" Kerja bagus Shoko tempat ini benar-benar sempurna. " Seru Gojou-san kembali mengoceh.
Kamipun menikmati bekal sambil menatap bunga Sakura. Aku masih tidak percaya bisa melihat bunga sakura bersama orang lain seperti ini. Entahlah rasanya seperti mimpi.
Mereka pun membahas tentang makanan dan memasak. Mendengar hal itu aku pun teringat bagaiamana masakanku dan mengurungkan niatku untuk ikut membahas itu bersama mereka.
" Biar ku beritahu. Sebaiknya jangan biarkan Yukari di dapur. " Timpal Gojou
Seketika mereka menoleh padaku. Mereka pun menungguku bicara. Aku pun bicara terbata-bata kerena gugup. Kurasa sekarang Gojou sedang tersenyum puas.
" A-aku masih be-belajar memasak " Seruku nyaris berbisik.
" Benarkah aku ingin mencoba masakan Yukari-chan " Seru Utahime-san
" Oi, oi, oi apa kau tidak mendengar perkataan ku barusan.? " Seru Gojou-san
" Apa yang kau bicarakan tidak sopan sekali " Sembur gadis itu sinis pada Gojou-san
Walaupun sedikit tidak nyaman namun keadaan seperti ini berharga bagiku-sangat.
" Ada apa Yukari? " Gumam laki-laki surai hitam itu.
" Apa kah aku benar-benar di izinkan merasakan semua ini Geto-san? " Gumamku
Seketika dia mendekapku erat-erat. Mengusap punggung ku. Akupun makin membenamkan wajahku di dadanya. Apakah seperti ini rasanya punya Kakak laki-laki yang penyayang?
" Kau tidak membutuhkan izin siapapun untuk bahagia Yukari " Serunya pelan.
" Sungguh? " Seruku penuh harap.
" Kau bisa melakukan apapun . Dan pergi kemanapun yang kau mau " Tuturnya tersenyum.
" Kalau begitu selanjutnya aku ingin kepantai tidak bisa? " Gumamku polos.
" Ya tentu saja " Serunya
Aku mengacungkan jari kelingking ku padanya. Pemuda itu mengaitkan jari kelingking sambil mengucapakan janji kelingking bersamaku. Kamipun tersenyum.
*****
Sepulang piknik sambil melihat bunga sakura yang ada di pinggir jalan. Tanpa sadar aku terpisah dari yang lain. Aku terus melihat sekeliling namun nihil. Rasanya seolah mereka juga meningalkanku.
" Gojou? Geto-san? Ieri-san? " Seruku ketakutan dan mulai berkaca-kaca " Jangan tinggalkan aku sendiri " Gumamku akhirnya menangis
Sialnya lagi suara mereka kembali menggema di kepalaku. Suara mengganggu yang entah apa artinya. Rasanya seperti ada lalat di dekat telingamu.
" Berisik " Teriakku lagi-lagi merasakan sejenis energi keluar dariku.
" Aaah apa yang kau pikirkan Yukari" Seru Gojou-san
Pemuda surai putih itu hanya menjentikkan jari seketika energi itu lenyap. Bersamaan dengan kutukan-kutukan tadi.
" Apa yang baru saja terjadi? " Kataku heran.
Aku membeku di tempat. Pikiran ku masih shock untuk mencerna kejadian tadi. Detik itu juga aku menyadari betapa asingnya dunia Jujutsu bagiku.
" Ada apa Yukari wajahmu pucat loh " Seru laki-laki dengan kacamata hitam itu.
Dia melambaikan tangan sebelum seulas senyuman mengambang di bibirnya.
" Atau jangan-jangan kau masih takut dengan kutukan " Cengiran nya makin menyebalkan.
" Apa yang kau katakan? Yang benar saja. " Bantah ku walaupun gemetaran
" Ya kalau begitu tolong urus yang tersisa di belakang mu itu " Serunya menujuk bahuku
Seketika aku teriak dan memeluk erat lengannya sambil memintanya melenyapkan kutukan itu. Tawanya pun pecah saat melihat raut wajahku yang telah di permainkan nya.
"Itu bohong Gojou, aku sebenarnya takut dengan kutukan. Murnikan cepat murnikan " Seruku ketakutan
" Ternyata kau memang anak kecil ya Yukari " Seru Gojou-san setelah tertawa.
" Moo dasar Gojou bodoh " Seruku memukul-mukuli pinggangnya
" Satoru, Yukari cepatlah kemari " Seru Geto dan yang lain melambai
Selayaknya bunga sakura yang pasti akan gugur nantinya. Begitupun saat-saat seperti ini yang tidak mungkin terjadi selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I can Into Your World
FanfictionYukari menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam gubuk gelap bersama mahkluk yang di namakan Kutukan . Sampai akhirnya datang 2 orang Shaman yang membawanya ke Tokyo.