Hei Kelemahanku

152 21 0
                                    

Setelah membasuh wajah dan menghela nafas berulang kali barulah aku lega.

"Fumikage-sensei" Terdengar panggilan dari luar toilet bangunan terbengkalai itu.

Setelah beberapa kali melihat pantulan wajahku di cermin barulah aku menyahuti panggil tersebut.

"Ya" Seruku

Terlihat semuanya sudah menunggu ku untuk melanjutkan perjalanan. Kami saling menatap pasti satu sama lain.

"Ayo kita pergi" Seru Gojou-san

Akhirnya kami berhasil melacak Geto-san atau siapapun parasit yang menggunakan tubuh Geto-san.

"Tidak salah lagi di sanalah Geto Suguru berada" Seru Utahime-san.

Sebuah kediaman rumah Jepang yang megah. Semakin dekat semakin banyak kutukan yang berkeliaran.

Kami terus di hadang kutukan. Meskipun memiliki Shaman terkuat seperti hal ini cukup menghambat pergerakan kami.

"Pergilah Sensei" Seru Itadori menahan kutukan sebisanya.

Satu persatu dari kami tinggal agar yang lain tetap bisa melanjutkan perjalanan.

"Hei bukankah kau yang terkuat Gojou-san? " Seruku meledakkan jimat tak jauh dari punggung nya.

"Apa yang kau incar Yukari? " Serunya.

"Ada kutukan di belakang mu" Seruku tetap tenang.

"Bisakah kalian tunda saja itu" Kata Utahime-san

Seolah tidak ada habisnya kutukan terus menghalangi jalan. Terlebih setelah kami memasuki gerbang rumah.

Dengan cepat aku menempelkan jimat di beberapa kutukan yang meledak beberapa saat setelah ku lewati.

Gojou-san pun akhirnya melepaskan penutup matanya. Dia menggunakan perluasan wilayah nya

Lalu mengeluarkan sejenis bola ungu cukup besar. Yang mana bola itu langsung melenyapkan objek yang ada di sepanjang jalur.

"Seperti biasanya energi kutukan mu mengerikan ya Satoru" Seru laki-laki dengan pakaian pendeta kuil itu berjalan mendekat.

"Kau" Teriak Gojou-san penuh amarah.


Entah berapa kali aku membulatkan tekadku untuk mengakhiri semua ini. Namun saat aku melihatnya berdiri di hadapan ku semuanya lenyap tak berjejak.

"Geto-san" Seruku tak sanggup mengarahkan jimatku padanya.

"Apa yang kau pikirankan Yukari-chan? Dia bukan Geto Suguru" Seru Utahime-san yang cukup kewalahan.

"Itu benar Yukari-chan. Jika kau tidak membunuhku makan murid-murid tercinta mu akan mati" Serunya meledek ku.

Tak lama setelah itu Gojou-san pun mulai mengeluarkan banyak bola ungu yang daya hancurnya di luar nalar sembarangan. Ya Gojou-san mulai hilang kendali.

"Gojou-san" Seruku melihat raut sedih di wajahnya

Rumah tersebut perlahan runtuh di tengah pertarungan sengit antara Gojou-san dan Geto-san. Geto-san tertawa puas begitu menikmati adrenalin yang di rasakan nya.

"Ya begitu Satoru teruslah mengamuk" Katanya kembali memprovokasi Gojou-san.

Menyadari bahaya kedua murid dan temanku langsung menyelamatkan diri mereka. Meski Utahime-san sempat mengajakku juga.

"Ayo Yukari-chan sudah tidak aman berada di sini" Bujuknya

"Tidak Utahime-san aku akan baik-baik saja " Seruku mendorong wanita itu

Balok kayu yang sedari dari longgar akhirnya jatuh memisahkan aku dan Utahime-san. Debu dari serpihan kayu cukup menyesakkan dan mengganggu penglihatan ku

"Yukari-chan, Yukari-chan jangan melakukan hal nekad seperti itu" Seru Utahime-san dari balik reruntuhan.

"Tenang saja aku kan menyelesaikan nya secepatnya mungkin" Seruku melawan beberapa kutukan sekaligus

Makhluk menjijikkan yang tercipta dari perasaan perasaan negatif manusia. Suara-suara yang terdengar seperti dengungan menyebalkan.

"Sudah kuduga kalian memasang harus di murnikan terlebih dahulu"

Aku melawan kutukan-kutukan itu sambil mengarahkan jimat ku ke Geto-san.

Meskipun sempat meleset beberapa kali karena ganguan kutukan. Bidikan terakhir berhasil mengenainya. Jimat tersebut menempel di lengannya.

Sebelum laki-laki itu sempat membuangnya. Jimat tersebut langsung meledak yang membuat dia terpental.

"Aku sudah melakukan nya kah? Geto-san"

Kesadaran ku pun perlahan menghilang akibatnya terlalu banyak menghirup debu dari reruntuhan. Dan juga tenaga yang terkuras melawan kutukan-kutukan di sekitar ku.

Meski samar aku melihat Geto-san tersenyum dengan darah di tepi bibirnya seolah berkata terimakasih.

"Maaf Utahime-san seperti aku hanya sampai di sini saja" Seruku mulai di kerubungi kutukan.

Mereka menarik-narik seluruh anggota badanku. Namun perlahan rasa sakit itu hilang dan gelap.

If I can Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang