Ch. 23: si jenius

2.5K 418 47
                                    

"Sebenarnya, apa yang kau sembunyikan, (Y/N)?"

"Menurutmu?"

"Tatapanmu sangat misterius. Walaupun kau selalu tersenyum, aku tidak tahu apa yang kau pikirkan" Vincent berujar serius.

"Hahaha Vincent, aku tidak tahu kau sangat memperhatikanku~ terima kasih, tapi aku tidak memerlukan mata elangmu itu" (Y/N) menautkan jari-jemarinya sembari menyungging senyum miring.

"Ap-" perkataan Vincent dipotong (Y/N) cepat, "Vincent. Jika aku mengatakan aku sudah mati.. apa kau akan percaya?"

"H-hah?! Jangan bicara yang tidak masuk akal!" Vincent merasa kalau dia mendengarkan omong kosong.

"Pfft- aku hanya bertanya, dasar baperan. Bagaimana jawabanmu?" (Y/N) menaikkan kedua alisnya.

"Aku tidak akan percaya karena itu sama sekali tidak logis dan sangat tidak masuk akal. Buktinya kau ada dihadapanku dan bisa disentuh" jawab Vincent menegaskan.

"Begitu ya.." (Y/N) mengalihkan pandangan ke arah jendela.

"Ya, itu memang tidak logis" (Y/N) mengambil cangkir tadi dan meminum teh.

"Apa respon Emma dkk seperti ini juga????!" Tanya (Y/N) dibenaknya.

"Jawab pertanyaanku (Y/N)! Jangan mengalihkan topik!" Vincent teringat niat awalnya.

(Y/N) tertawa kecil dan menoleh pada Vincent. "Nee Vincent, aku akan mengatakan ini, kuharap kau berjanji agar tidak membeberkannya kepada siapapun termasuk Norman"

"Cukup kita, Author, Reader dan tuhan yang tahu" batin (Y/N) solimi.

"Sepertinya ini topik yang sangat rahasia" pikir Vincent si kepala berjahit.

"Baiklah (Y/N). Aku janji tidak akan membocorkannya kepada siapapun." Ucap Vincent tajam.

(Y/N) menyipitkan matanya sebelum tersenyum lebar, "aku mengetahui segalanya" angin dari jendela yang terbuka menerpa surai (H/C) (Y/N).

Vincent membelalakkan matanya dan hampir memekik kaget jika saja (Y/N) tidak menutup mulutnya. "Jangan berteriak, kau mau menarik perhatian hah?!" (Y/N) ingin menjambak rambut Vincent seandainya dia tidak botak.

Vincent menatap (Y/N) tidak percaya. "Kau serius dengan ucapanmu?" Tanyanya memastikan.

(Y/N) mengangguk, "tentu"

"Jadi- kau mengetahui semuanya? Masa lalu dan masa depan juga?!"

(Y/N) terkekeh. "Iya dan jangan terlalu tegang haha"

Jika bisa membantah, Vincent ingin mengatakan dengan nyaring kalau perempuan didepannya sedang bercanda. Tapi, mimik yang ditunjukkan terlihat serius.

"Kau menyembunyikan ini sendirian?" Vincent tersadar, dia harus bertanya tentang kondisi (Y/N) terlebih dulu.

"He'em~"

"Kenapa tidak memberitahu mereka?" Vincent heran, kenapa orang didepannya tidak mengatakan sejujurnya saja pada semua orang?

"Kau banyak bacot!! Sana keluar! Aku mau istirahat dan ingat janjimu! Kalau tidak, kusumpal mulutmu dengan tahi sapi!" (Y/N) melempar bantal tepat diwajah Vincent yang lonjong.

Vincent meringis, "iya iya" ia pun berdiri dan memilih pergi dari sana daripada beneran disuapin tahi sapi secara paksa.

Vincent menutup pintu setelah permisi, (Y/N) kembali berbaring dan melihat ke langit-langit.

"Lega rasanya bisa mengatakan itu kepada salah satu tokoh" batin (Y/N) cengengesan bangga.

♦♦♦

Fight Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang