Ch. 24: beban jatuh sakit

2.5K 391 75
                                    

(Y/N) P.O.V-

Sedikit lagi..

Sentuhan terakhir dan

SELESAI!

Aku menghela nafas lega, akhirnya aku menyelesaikan obat yang kubuat dengan ngebut!

Aku mengucek mataku yang sedikit berat lalu menengok kearah jam dinding.

Jam 5 ya..

Haha jam 5..

HAH?! JAM 5?!!! WATDEPAK GUA BELUM TIDUR ANJENG UDAH SUBUH AJA!

Aku gelagapan membereskan peralatan lab ku. Semua obat yang kubuat sisa dicetak saja! Pasti tidak memakan waktu yang lama.

Sekarang aku harus pergi dari sini dan pura-pura tidur dikamar sebelum seseorang menemukanku!

Ugh

Tiba-tiba, pandanganku memburam dan kepalaku sakit sekali. Akhir-akhir ini aku sering merasakan pusing.

Badanku juga sangat panas..

Tapi! Dibandingkan itu, aku harus ke kamar dulu! Nanti ada yang tahu kalau aku begadang lagi! Mampus!!!

Aku berjalan sempoyongan dengan tangan memegang dinding sebagai alat bantu.

Bruk!

Kakiku mati rasa lagi HELP!

Aku jatuh terduduk, siku kiriku sedikit lecet karena bergesekan dengan permukaan dinding.

Penglihatanku menggelap..

Aku merasa terbakar..

Siapapun.. tolong aku

Cklek

Sayup-sayup aku mendengar ganggang pintu ditarik dari luar.

Aku ketahuan..

Mampus aku

Tapi, bodo amatlah. Aku gak peduli, kepalaku sangat sakit.

Setelah itu, aku tidak melihat apapun lagi.

(Y/N) P.O.V end-

Seorang cowok emo melebarkan matanya menatap perempuan yang tergeletak pingsan dilantai.

"(Y/N)!!" Ray panik, dia langsung mengecek suhu badan gadis berumur belasan tahun itu.

"Pa-panas sekali" monolog Ray, ia celingak-celinguk ke sekitar koridor dekat lab tapi tak menemukan siapapun, akhirnya Ray menggendong (Y/N) ala bridal style.

Ray berjalan cepat menuju ruang kesehatan walaupun tahu tidak ada siapapun disana. Seenggaknya dia bisa memberikan pertolongan pertama pada sang empu.

"Sial, aku terbangun untuk ke toilet. Saat lewat lab kukira kenapa lampu masih menyala, ternyata (Y/N) tidak kembali ke kamarnya!" Kesal Ray dalam hati.

Didepan ruang kesehatan, kesabaran Ray makin diuji begitu tahu ruangan tersebut dikunci.

Ray menunduk, memperhatikan (Y/N) yang mulai bernafas tersenggal-senggal dan suhu tubuhnya semakin memanas seperti sehabis meminum obat perangsang.g

Ray tidak tahu harus kemana, menyelamatkan (Y/N) adalah prioritasnya. Ray bergegas pergi ke ruangan Norman.

Walaupun yakin kalau Norman sedang istirahat, Ray tetap mengetuk pintunya, tak peduli Norman akan terganggu.

TOK TOK TOK!

Ray mengetuk keras sehingga suara yang dikeluarkan berbunyi nyaring.

Norman terbangun dari tidur lelapnya dan membuka pintu dengan mata mengantuk.

Fight Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang