Happy Reading ✨️
***
Adult content only available at KaryaKarsa 21+
***
Cira menarik selimut yang melorot dan memperlihatkan sebagian payudaranya. Wanita itu sangat lelah, seluruh tubuhnya serasa remuk redam akibat ulah Adam yang saat ini tertidur nyenyak di sebelahnya dengan posisi tengkurap.Pria itu tampak pulas dalam tidurnya, jika Cira lihat dengan mata memicing dan mendekat pada wajah sang suami, di sana terpasang sebuah garis tipis membentuk senyuman. Sialan, Adam puas dan malah ia yang tewas. Kurang ajar memang.
Apa semua suami seperti Adam ini? Tak memedulikan istrinya sehabis sesi percintaan dan lebih memilih tidur untuk memulihkan tenaganya.
Sekali lagi Cira melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam pagi. Jika dihitung-hitung, ia baru saja memejamkan matanya sekitar satu jam-an. Sekarang, ia harus berlomba dengan waktu. Hari ini Cira akan tetap berangkat ke sekolah seorang diri tanpa diantar oleh Adam. Cira juga tak memedulikan rasa sakit di area pangkal pahanya. Mungkin sedikit berendam di air hangat akan mengurangi rasa sakitnya.
“Ssshhh ... ngilu banget, asu!” lirih Cira sedikit mengumpat, sedangkan matanya mendelik ke arah Adam yang tampak pulas.
Perlahan-lahan, wanita itu mulai membuka selimut yang menutupi tubuh telanjangnya, lalu bergerak secepat yang ia bisa menuju ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sia percintaan yang masih menempel pada tubuhnya, sekaligus mandi junub. Meski waktunya sangat terbatas, Cira tetap akan membersihkan tubuhnya hingga bersih.
Setengah jam yang digunakan Cira untuk beres-beres, kini ia telah rapi dengan seragam sekolahnya dan jangan lupakan tas ransel yang sudah bertengger indah di punggungnya. Sebelum benar-benar keluar dari kamar, Cira mencuri pandang kepada sang suami yang masih berada dalam posisi sebelumnya.
“Nyenyak banget tidurnya si bandot tua pemarah satu ini,” ujar Cira menggelengkan kepala. Kakinya melangkah mendekati ranjang, diciumnya bahu telanjang Adam dan mengelus rambut lebat prianya. “Aku berangkat. Nggak ada sarapan untuk pagi ini, Om. Maaf, aku buru-buru soalnya, takut telat.”
Tiga jam setelah keberangkatan Cira ke sekolah menggunakan taksi online yang sudah wanita itu pesan, Adam mulai mengerang, perlahan mata tajamnya terbuka dan mengerjap-ngerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melewati jendela kamar yang tirainya sudah terbuka.
“Semalem damai banget tidurnya,” gumam Adam yang semakin bergelung di balik selimut tebal. Mata yang tadinya akan kembali terpejam dan melanjutkan tidurnya hingga benar-benar tak lagi merasakan kantuk, mendadak terbuka lebar bahkan hampir melotot saat mengingat sesuatu.
“Cira!” panggilnya dengan suara keras setengah berteriak. “Cira, kamu di mana?” Adam mengumpat ketika dirinya bangun dengan tiba-tiba dan itu menyebabkan kepalanya pusing. Ia pun meringis sembari memegang sebagian kepalanya.
“Damn it! Jam berapa sekarang?!” Belum reda kepalanya yang terasa pusing akibat gerakan tiba-tibanya, Adam malah dibuat panik saat cahaya matahari semakin naik ke atas. Sepertinya sekarang sudah tidak se-pagi yang ia kira.
Saking paniknya, Adam mencari keberadaan ponselnya yang entah ke mana untuk melihat waktu. Padahal, jam dinding dengan ukuran yang lumayan besar terpampang jelas di dalam kamar itu, tidak mungkin Adam tidak melihatnya, mustahil.
Adam tak memedulikan tubuh telanjangnya yang bergerak ke sana kemari mencari benda pipih yang tak kunjung ketemu. Hingga suara yang terdengar samar pun menyapa telinganya. Adam melangkah ke asal di mana suara itu berada, tangannya bergerak memindahkan tas dan jas yang meredam suara seperti deringan ponsel.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Angry Husband [Completed - Revisi]
Romantizm[Yuk, follow dulu akun ini sebelum membaca] * Sequel 'Gavin Is My Husband' * Disarankan untuk membaca 'Gavin Is My Husband' terlebih dahulu. 📢 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗺𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁�...