Happy Reading ✨️
***
Adam meraba-raba kasur sebelahnya dengan kedua mata yang tertutup, seketika itu ia langsung membuka mata tatkala tempat di sebelahnya telah kosong melompong. Tak ada Cira di sampingnya dan ke mana wanita itu pergi?
Tidak ingin berpikiran negatif dulu, Adam memutuskan ke kamar mandi hanya untuk membasuh wajah dan menyikat gigi. Hari libur ini justru membuat manusia malas seperti Adam akan semakin malas. Bangun siang, tidak mandi, dan langsung sarapan yang terbilang sangat telat. Memang begitulah orang malas di hari libur.
Adam turun ke bawah setelah memastikan kondisinya tidak seburuk saat bangun tidur tadi. Kepalanya celingukan begitu sampai di bawah, ia mencari keberadaan anak dan istrinya yang tidak ada. Saat suara berisik terdengar dari dapur, Adam pun memutuskan untuk ke sana, siapa tahu orang yang dicarinya sedang berada di dapur.
Tebakannya benar, Cira memang berada di dapur, posisi wanita itu membelakanginya karena sedang mencuci beberapa piring dan alat makan yang lainnya. Adam menghampiri sang istri, akan tetapi ketika mulutnya baru saja terbuka untuk memanggil istrinya, Cira telah lebih dulu bersuara.
“Om udah bangun?” tanya wanita itu tanpa membalik tubuh.
“Hmm,” gumam Adam sebagai jawaban atas pertanyaan Cira. “Saya—“
“Sarapannya udah aku siapin, Om bisa langsung makan. Kalau nggak suka sama menunya tinggal bilang, nanti aku buat yang baru.”
Adam menoleh ke arah meja makan, melihat menu apa yang telah Cira siapkan untuk sarapannya di jam sepuluh ini. “Nggak perlu,” ucapnya.
Tanpa disadari oleh pria itu, Cira menganggukkan kepala dan kembali melanjutkan kegiatan mencucinya. Sementara Adam mulai memakan sarapan yang telah dibuat oleh sang istri, sesekali matanya mencuri pandang ke arah Cira yang sibuk dengan kegiatannya.
Entah mengapa Adam merasa kalau Cira sedang menjauhinya, terhitung sejak kemarin pagi setelah malamnya mereka menghabiskan waktu untuk bercinta. Memikirkan kegiatan menyenangkan itu mengakibatkan Adam tersedak oleh makanan yang tengah dimakannya.
Pria itu terbatuk-batuk, sesekali ia memukul dadanya. Saat suami sedang tersiksa seperti ini yang dilakukan Cira hanya tak acuh, lebih memilih menyibukkan diri membilas piring-piring yang telah diberi sabun. Cira tak peduli jikalau Adam langsung meninggal di tempat karena tersedak makanan. Lagi pula apa yang dilakukan Adam sampai dia tersedak seperti itu? Apa karena sedang memikirkan Saras?
Cira mencengkeram erat piring yang tengah dibilasnya, dadanya bergemuruh hebat saat membayangkan sang suami yang begitu mencintai mantan istrinya, apa lagi sampai tersedak makanan ketika memikirkan sang mantan.
“Airnya mana, Ci?” tanya Adam sedikit terbata.
“Ada di sebelah Om. Cepetan minum air, nanti keburu mati gara-gara keselek.”
Adam menyempatkan diri menatap tajam serta penuh permusuhan kepada Cira. Bisa-bisanya Cira berkata seperti itu. Bagaimana jika ia benar-benar mati lalu Cira menjadi janda dan yang lebih parahnya wanita itu berniat menguasai seluruh kekayaan Zhafir? Jangan harap! Tak akan Adam biarkan itu terjadi!
Enak saja!
Setelah meneguk satu gelas penuh air putih, Adam kembali melanjutkan sesi sarapannya. Tak lama kemudian, datanglah Zaky dari pintu depan dengan tangan kanannya yang membawa kantong plastik berwarna putih. Bocah itu menghampiri Cira, tapi sebelumnya ia menyempat menyapa sang Daddy yang berada di meja makan.
“Good morning, Dad,” sapa Zaky.
“Too,” balas Adam singkat.
Zaky mengangkat bahu acuh atas respons yang Adam berikan, bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman yang diperuntukkan kepada Cira. Ia menarik ujung daster yang mommy-nya kenakan. “Mom, aku butuh mangkok dan sendok.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angry Husband [Completed - Revisi]
عاطفية[Yuk, follow dulu akun ini sebelum membaca] * Sequel 'Gavin Is My Husband' * Disarankan untuk membaca 'Gavin Is My Husband' terlebih dahulu. 📢 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗲𝗺𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗿𝘂𝗽𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁�...