9. Jam Kosong

47 13 10
                                    

"Cinta ya emang gitu. Dimanisin dikit langsung melayang, senyum-senyum gak jelas. Dasar!"

***

Jam kosong itu seperti surga dunia bagi siswa yang jenuh akan runtutan pelajaran dari pagi sampai sore. Mendengarkan pengumuman adanya jam kosong layaknya angin segar bagi mereka. Sorakan seruan penuh semangat terdengar setelah pengumuman diumumkan oleh Arkana, ketua kelas. Warga kelas XI IPS 1 berseru begitu juga Keyla dan Syila, kecuali Bintang yang trauma akan jam istirahat dan jam kosong. Syila yang masih semangatnya langsung mengambil camilan sisa istirahatnya untuk dibawa ke bangku Bintang dan Keyla kemudian menggeser kursinya mendekati Bintang dan Keyla.

"Bu Rini emang the best banget sih, tau aja kalo kita butuh santai." Syila meluruskan tangannya untuk peregangan otot tangannya yang pegal menulis.

"Kalo gue sih lebih suka pelajaran," balas Bintang yang langsung mendapatkan pelirikan tak suka dari Syila.

"Gak asik lo!" Dengus Syila.

"Eh, bie!" Secepat kilat ekspresi wajah Syila yang tadinya malas kini berubah penuh semangat. "Gue liat akhir-akhir ini lo barengan terus sama Rehan."

"Gue gak mau tapi Abang lagi sibuk," balas Bintang. "Gue juga udah ngerasa gak enak sama Aline."

"Yaelah omongan si curut Arka mah gak usah lo masukin hati." Syila berdecak malas kemudian melirik ke belakang dan tak sengaja bertatapan dengan Arkana. Syila langsung memberi pelototan tajam, sementara Arkana mengabaikan begitu saja.

"Bukan Arka sih, tapi ngehindari masalah dan omongan jelek juga."

"Lo hidup gak dari mereka sih." Keyla ikut berbicara. "Tapi Syila gak lagi bahas lo sama Rehan, dia mau nanyain Abang lo aslinya."

"HEH!" Syila tak terima langsung menonjok pelan Keyla. 

"Dia kemarin curhat gak bisa liat Abang lo semingguan ini karena gak anter jemput lo," cepu Keyla.

Bintang langsung melirik Syila memastikan dan yang Bintang lihat justru cengiran Syila.

"Katanya lo udah gak tertarik sama Bang Adrian lagi," Bintang menatap Syila ingin marah tapi juga kasian.

Syila balas menatap Bintang kali ini memasang wajah memelas.

"Abang lo peletnya kuat banget, Bie," melasnya.

"Lo yang lemah!" Bantah Bintang.

"Seriusan. Abang lo kemana?" tanya Syila kali ini tanpa malu.

"Akhir-akhir ini emang keliatan sibuk sih. Berangkat pagi pulang malem terus," jawab Bintang. Sejujurnya ia juga merindukan Abangnya juga.

"Lo yakin?" tanya Syila sedikit tak yakin. "Apa jangan-jangan... Abang lo berangkat pagi buat jemput ceweknya?"

Bintang mendengus mendengar pertanyaan Syila. Adrian? Menjemput pacarnya?

"Tampang Abang gue ada tampang mau direpotin demi pacar?" tanya balik Bintang. Adrian itu mempunyai prinsip kuat. Ia mempunyai pacar seperti hanya untuk status semata. Pacar tidak boleh menuntut dan meminta, tapi anehnya, pacar dari Adrian selalu betah dan mau dengan Adrian seperti Syila yang hampir 3 tahun mengejar Adrian.

"Yaa... Siapa tau Abang lo udah nemu yang serius dan bikin nyaman dia." balas Syila yang sejujurnya tidak yakin dan tidak rela.

"Lo rela?" Keyla yang sejak tadi diam ikut bertanya. Syila terlihat meringis lalu menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Bintang dan Keyla langsung paham jawaban Syila setelah melihat tingkah sahabatnya.

Bie Barbie (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang