"Tingkat kekepoan sahabat yang melebihi Dora memang terkadang membuat kita kesal, tapi dibalik itu, kita tau kalo mereka peduli."
***
SIANG HARI. Siang hari merupakan keadaan di mana matahari memancarkan panasnya dengan begitu terik. Keadaan di mana matahari tepat berada di atas ubun-ubun kepala manusia. Dengan keadaan seperti itu, manusia yang dasarnya lemah iman itu mudah sekali terpancing amarah. ibarat kata sumbu yang diberi api. Seperti halnya Bintang saat ini. Datang ke sekolah untuk mengikuti kegiatan rutin pramuka siang-siang dengan kondisi perut lapar dan ingin segera diberi makanan oleh mbak-mbak yang berada di kantin sekolahnya, namun baru setengah porsi termakan, seseorang menyalakan sumbu api dalam diri Bintang.
Bunyi suara sepatu yang dibuat berjalan tak santai terdengar di sepanjang koridor. Raut muka masam terlihat membuat seseorang yang melihat tak berani untuk sekedar menyapa. Bintang berjalan menuju kelasnya dengan tak sabaran tanpa melihat sekitarnya. Orang-orang yang mengenalkan melihat Bintang berjalan dengan pandangan berbagai macam, tak sedikit yang berbisik setelah dilewati oleh Bintang. Bintang yang dulunya takut-takut dengan pandangan orang entah kenapa sekarang ini berani bahkan tak peduli dengan mereka.
Sesampainya di kelas.
BRAKK!!!!
Bintang melempar tasnya ke arah meja dengan kasar. Nafasnya naik turun bersamaan dengan emosinya yang terus naik. Tatapannya menajam kearah depan. Tak lama kemudian, air matanya turun. Ternyata ia tidak sekuat itu. Bintang yang tadinya berdiri langsung berjongkok. Tangannya terlipat di atas lutut untuk menutupi tangisnya. Pertahanan Bintang pecah.
"Bie?" Suara yang tak asing memanggil Bintang dengan lembut.
"Lo kenapa?"
Bintang mendongak. Dua sahabatnya terlihat ikut berjongkok di depannya.
"Sebel." Bintang berkata dengan mulut manyunnya yang lucu.
"AAAA CUP CUP, BARBIE LUCU GUE NANGISSS.." Syila kembali pada nada suaranya yang tak bisa pelan.
"Ajak duduk dulu, pegel jongkok tau gak!" Keyla si mulut pedas yang hanya ditujukan kepada Syila.
"Iyeee.. Ayo duduk-duduk." Syila langsung mengarahkan Bintang untuk duduk.
Bintang yang sedikit tenang langsung mengikuti arahan Syila untuk duduk di kursinya yang terletak di depan.
"Kenapa?" Keyla yang bertanya setelah mereka duduk di kursi.
Bintang diam sedikit menimbang-nimbang.
"Nanti aja ya? Gue ngantuk, capek habis marah-marah."
"Bie, jangan biasain tidur kalo lagi ada masalah. Kita selalu dengerin lo." Keyla sedikit marah dengan penolakan Bintang. Karena Keyla tau Bintang tidak akan menceritakannya.
"Bentar aja, nanti cerita kok."
"Bie.."
"Serius."
"Yaudah kita tinggal ya."
Keyla akhirnya mengalah kemudian menarik Syila untuk menjauh. Ya, seperti itulah Bintang ketika ada masalah.
Bintang mengangguk lalu bersiap untuk tidur dengan melipat tangannya dan mengarahkan wajahnya menghadap bawah. Lagi-lagi air mata Bintang turun saat mengingat kejadian barusan di kantin. Lama menangis, akhirnya Bintang benar-benar tertidur.
***
Di kantin sebelumnya.
Awalnya Bintang makan sendirian di Kantin. Ia tadi berangkat bersama Rehan, tetangganya sekaligus sahabat kecilnya, tapi Rehan meninggalkannya bersama teman cowoknya. Katanya menyusul tapi lama sampai-sampai didahului oleh 3 teman cewek sekelasnya. Awalnya pun Bintang juga diam tidak menyahut obrolan mereka, tapi kemudian obrolan mereka menuju kearah lain yang berhubungan dengan Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bie Barbie (REVISI)
Fiksi RemajaStart : 15 February 2021 Finish : 15 Mei 2022 Tentang Bintang, yang berkali-kali dipatahkan, dan mencoba bangkit, sesuai dengan arti namanya. Enjoy!! Langsung tambahin di Perpus atau daftar bacaan kalian. #2 - Inspiratif #1 - Tumbuh #1 - Menjadi...