Part 32, Perjuangan

40 6 31
                                    

"Arti bucin dan alay itu beda-beda bagi banyak orang. Yang menurut kamu terlalu berlebihan justru bisa saja membuat orang lain bahagia, yang penting gak ngerugiin aja kayak sampe ngorbanin banyak hal."

🍃

Arkana benar- benar melakukan apa yang diucapkan. Setiap malam, Arkana selalu datang untuk mengantarkan bunga untuk Bintang. Meskipun tengah sibuk, Arkana tak pernah ketinggalan untuk mengantarkan bunga baik seharipun. Katanya, sebelum tryout, ia harus berhasil agar seterusnya ia akan fokus dengan segala tryout atau ujian.

Ketika sibuk, Arkana akan langsung pulang setelah mengantarkan bunga. Ketika senggang, ia selalu menyempatkan waktu untuk mengobrol atau melakukan duet lagu dengan Bintang. Mabar juga pernah. Rehan dan Adrian pun sering kali ikut.

Tiga hari berjalan, Adrian masih menganggap wajar dan Arkana hanya berniat untuk bertamu kemudian menjelang hari keempat, Adrian mulai curiga dan bertanya- tanya. Rehan yang tau langsung menjelaskan seraya mengejek, membuat Bintang berdecak lalu beranjak pergi karena malas digoda.

Bunga yang dibawa oleh Arkana merupakan bunga mawar palsu atau plastik. Dan di setiap bunga, selalu ada tempelan Bintang kecil dibagian pita. Bintang selalu mencabut Bintang itu kemudian ditempelkan ke dinding kamarnya, sementara bunganya Bintang atur di dalam vas karena bunga itu memang bunga palsu kemudian ia taruh di meja ruang tengah, tempat Bintang dan Adrian selalu menonton tv.

"Jangan mau diterima, bunga palsu, cintanya juga pasti palsu," Celetuk Adrian yang melihat kedatangan Arkana dengan tujuan yang sama. Karena ketika Arkana datang, Bintang dan Adrian memang tengah berada di ruang tamu, mempelajari perkantoran Almarhum Ayah mereka bersama Om Ganang, Papa Rehan. Ganang yang melihat pun hanya diam saja karena menurutnya itu merupakan masalah anak muda.

"Jangan diliat palsu atau enggaknya, tapi diliat waktunya. Bunga palsu tahan lama, kalo yang asli cepet layu," balas Arkana seraya menyerahkan bunga plastik itu kepada Bintang yang berada di depannya, tepatnya di depan pintu menyambut Arkana, sementara Adrian dan Om Ganang masih duduk di kursinya.

"Tergantung lo rawatnya, bodoh!" Maki Adrian tak tau tempat. Bintang yang mendengar pun langsung menoleh kearah Adrian yang berucap tanpa dosa di depan Om Ganang, kemudian pandangan Bintang beralih pada Om Ganang yang berada di kursi samping Adrian. Om Ganang hanya tersenyum simpul kala Bintang memberikan raut tak enaknya.

"Yaudah, gue pamit. Kayaknya lo sibuk," Pamit Arkana. "Besok gue bawain yang asli!" Tambah Arkana kemudian dengan suara yang sengaja ia besarkan, kemudian Arkana melirik kearah Papa Rehan dan tersenyum manis kearahnya. Arkana tentu saja mengenal Papa Rehan karena sering juga bertamu di rumah Rehan.

"Pacar?" tanya Ganang saat setelah Bintang kembali duduk di samping Adrian. Bintang yang ditanya sontak melotot kemudian menggeleng dengan cepat.

"Bukan, Om."

"Lagi proses PDKT, Om. Bucin dan Alay kan, Om? Tiap hari dateng bawa bunga begitu," sahut Adrian yang membuat bibir Bintang mengerucut.

"Enggak juga. Kalo menurut Om, arti bucin dan alay itu beda- beda bagi banyak orang. Yang menurut kamu terlalu berlebihan justru bisa aja membuat orang lain bahagia, yang penting gak ngerugiin aja kayak sampe ngorbanin banyak hal," terang Ganang.

Penjelasan dari Ganang sontak membuat Bintang tersenyum sumringah. Ia langsung menoleh kearah Adrian kemudian menjulurkan lidahnya dengan maksud mengejek Adrian dan merasa menang karena telah dibela oleh Ganang.

Ganang yang melihat langsung geleng- geleng. Ia sedikit senang melihat Adrian dan Bintang ketika bersama meskipun kadang berdebat di depannya. Menurut Ganang, itu terlihat lucu dan sedikit menghibur. Perdebatan antara Kakak- Adik seperti Adrian dan Bintang tidak pernah ia lihat dirumahnya karena Rehan yang anak tunggal, yang ia lihat justru perdebatan Istrinya dan Anaknya.

Bie Barbie (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang