7. Obrolan bersama Arkana

47 15 30
                                    

Hai Hai Hai.
Arkana makin meresahkan nih..
Entah dia sadar atau gak sadar udah bikin seseorang berharap, hmmm....

Selamat Membaca..
Enjoy!
Jangan lupa vote dan komen.

"Hidup itu heterogen. Lo gak bisa nyuruh semuanya jadi homogen. Bakal Flat. Ibarat dihidup lo cuma ada 1 warna, tiap hari lo ngeliat warna itu terus. Gimana? Bosen gak? Bosen! Hidup rasanya gak ada sensasinya."

---

Setelah runtutan kejadian yang tak mengenakkan di sekolahnya dan membuat Bintang mendapatkan cup perebut. Bintang lagi-lagi memilih menyendiri. Jika tidak ada Syila atau Keyla, Bintang memilih menjauh dari keramaian seperti saat ini Bintang memilih membaca buku di pojok perpustakaan sekolahnya. Tempat sunyi yang Bintang yakini membuat Bintang tidak mendengar bisik-bisik buruk tentangnya. 

Bintang mengatur duduknya agar nyaman. Dibukanya seri buku yang sudah lama tidak ia lanjutkan membaca. Bintang tidak meneruskan membaca karena belum menemukan versi lanjutannya dan hari ini akhirnya Bintang menemukan dan itu membuat moodnya sedikit naik. Buku ditemukan saat Bintang butuh peralihan pikiran.

"Lo suka tereliye? Gue udah baca sampai buku Komet."

Bintang tersentak saat baru membaca beberapa kalimat, namun suara familiar terdengar dari sampingnya. Bintang langsung menurunkan buku yang menutupi wajahnya kemudian menoleh dan lagi-lagi dibuat tersentak saat hidungnya hendak menyentuh kulit pipi putih milik pemilik suara yang mengajak Bintang bicara.

Dia seperti tidak terpengaruh dengan kejadian barusan. Ia masih memasang wajah stay coolnya, hanya kedipan beberapa kali saja sebagai bentuk sama kagetnya dengan wajah mereka yang berdekatan. 

"LO NGAPAIN DISINI?!!" Bintang secara tidak sengaja berteriak dan memukul Arka dengan bukunya setelah kesadarannya pulih dari keterpesonaan sesaatnya.

"SIAPA YANG TERIAK?" Petugas perpustakaan langsung memberi peringatan bersamaan dengan Arkana yang memberi kode Bintang dengan jari didepan mulut.

"Lo ngapain?" Bintang mengulangi pertanyaannya kali ini dengan nada lirih.

"Ngikutin lo, gue sadar lo ngehindarin gue," jawab Arkana.

"Kalo sadar dihindari ya ngejauh bukan ngikutin," sindir Bintang kemudian kembali membuka bukunya, berusaha mengabaikan cowok jahat yang naasnya disukainya.

"Gue mau minta maaf lagi."

"Udah dimaafin silahkan pergi," balas Bintang tanpa menoleh.

"Bie," panggil Arkana yang tak dijawab Bintang.

"Bintang," panggil Arkana lagi.

"Di perpus ada larangan mengobrol." Bintang mengingatkan dengan nada datar.

"Yaudah lo ikut gue," ucap Arkana.

"Nggak, makasih."

"Gue paksa." Arkana langsung mengambil buku Bintang dan menaruhnya di meja, kemudian menarik tangan Bintang dan memaksanya untuk berdiri dan mengikutinya.

"Ar! Itu buku susah dicarinya." Balas Bintang tak rela bukunya ditinggalkan begitu saja.

"Gue punya di rumah, besok gue bawain."

Bie Barbie (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang