Part 30, Kehilangan Selamanya

41 8 18
                                    

"Udah jadi mantan, keliatan lucu kalo masih kepo sama hal pribadinya, jadi makin keliatan masih sukanya."

🍃

Ketika kamu bangun tidur, apa yang kamu harapkan? Kebahagiaan? Hari yang lebih baik? Hari yang menyenangkan? Tentunya hal yang menyenangkan bukan? Tidak ada seorang pun yang menginginkan ketika bangun malah menemukan bahwa satu dari bagian terpentingnya meninggalkannya. Sama seperti Bintang, namun sepertinya takdir berkata lain.

Ketika bangun, awal Bintang merasa kesal karena Aidan membangunkannya dengan terus- menerus mengetuk pintunya tanpa berhenti. Ia kesal saat teringat hari kemarin, namun ketika membuka pintu, raut panik dari Aidan membuat Bintang ikut panik. Kemudian penjelasan selanjutnya membiat lutut Bintang bergetar, ia hampir ambruk ke lantai, tapi gagal karena Aidan langsung menangkap Bintang. Aidan langsung mendekap Bintang dengan kuat, memberinya pelukan penyemangkat. Lagi, Bintang menangis 2 hari ini.

"Rehan udah nyusul, kamu siap-siap, Aku tunggu," terang Aidan ketika Bintang mulai tenang. Bintang langsung mengangguk dan Aidan memberinya tepukan di puncak kepala dan tak lupa memberinya senyuman semangat. Aidan tau sangat berat bagi Bintang ketika harus kehilangan satu lagi bagian terpenting dalam hidupnya. Meski Aidan tidak pernah dekat dengan Bani, namun Aidan tau Bintang sangat menyanyangi Ayahnya itu. Bintang sangat ingin dekat dengan Ayahnya, tapi sepertinya kesempatan itu sudah hilang. Mau bagaimanapun, meski antara Bintang dan Ayahnya tidak pernah dekat, seorang Ayah tetap menjadi superhero bagi Anak perempuannya.

Tak butuh waktu lama bagi Bintang untuk bersiap- siap. Bintang mandi dengan keadaan masih menangis. Ia tidak memikirkan apapun, ia hanya perlu mandi, berganti pakaian lalu turun untuk menemui Aidan. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, tapi Bintang harus merasakan yang namanya kehilangan. Sekarang Bintang tau mengapa sejak semalam Adrian tak terlihat dan tak membalas pesannya sama sekali. Bintang menunggui Ayahnya, namun mengapa Adrian tidak memberitahu Bintang? Ayahnya sakit? Mengapa Bintang tidak tau?

Ketika Bintang turun, Bintang menemukan Aidan tengah berbincang dengan beberapa tetangganya. Rumah Bintang masih sepi, hanya ada Bi Yuni. Kata Aidan, Mama dan Papa Rehan tengah dalam perjalanan pulang sehabis dari rumah sakit untuk mengurus keperluan yang ada di rumah Bintang dan Bintang berencana untuk menyusul langsung di rumah sakit. Awalnya Bintang sedikit kecewa saat tau bahwa Mama dan Papa Rehan saja tau Ayahnya sakit, tapi Bintang yang anaknya malah tidak tau?

Aidan menoleh ketika tau kedatangan Bintang. Ia langsung merangkul Bintang dari samping. Setelah itu, Aidan berpamitan pada beberapa tetangga untuk menyusul di rumah sakit. Bintang hanya diam, tidak mampu bersuara, ia hanya sesekali mengangguk ketika mendapatkan ucapan bela sungkawa dari para tetangganya yang tengah mengatur kursi di rumah Bintang.
Perlu 30 menit perjalanan untuk sampai di rumah sakit. Rumah sakit itu dekat dengan rumah sewaan Ayah Bintang, mungkin hanya perlu 10 menit perjalanan. Ketika sampai di lorong rumah sakit, Adrian ternyata sudah menunggunya. Adrian langsung memeluk Bintang saat Bintang datang. Tangis Bintang kembali pecah saat itu juga. Beberapa kali Adrian mengusap punggung Bintang yang sesenggukan.

"Maaf," ucap Adrian disela pelukan mereka. Bintang tau arti maaf itu. Bintang membalas dengan anggukan. Bintang tidak ingin protes atau menghakimi Abangnya, hanya dengan melihat mata merah Adrian saja kemarahan Bintang langsung lenyap. "Abang mau kabarin pas pagi tadi, tapi terlambat."

Bintang lagi- lagi mengangguk. Ia ikut menepuk- nepuk punggung Adrian untuk memberi semangat. Saat ini baik Bintang maupun Adrian tak punya waktu untuk saling menyalahkan, mereka hanya perlu saling menguatkan dan tabah. Bintang tau betul, setelah ini akan ada banyak hal yang mesti ditanggung oleh Abangnya.

🍃🍃

Mobil ambulans sampai di rumah Bintang ketika pukul 9 pagi. Bintang dan Adrian tentunya ikut masuk di dalam ambulans, sementara Aidan dan Rehan mengikuti dari belakang. Bintang terus menangis saat dalam perjalanan dan Adrian selalu menepuk- nepuk pundak Bintang untuk menguatkan. Adrian tidak menangis, namun matanya memerah. Bintang tau Adrian tengah menahan tangisnya.

Bie Barbie (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang