Part 10, Brilian Arkana Syarief

50 13 23
                                    

Part terpanjang btw
Jangan bosen-bosen
Jangan lupa vote atau komentarrr
Selamat Membaca♥️
Enjoyy!!

----

"Luka diciptakan tidak untuk membuat seseorang menjadi pemurung atau penyendiri, tapi luka diciptakan untuk membuat seseorang bersikap tegar dan mengambil pelajaran didalamnya. Luka itu baik, jangan disuudzon i terus"

🍃

Pulang sekolah.
Bintang menatap jengah pemandangan di depannya sekarang ini. Pemandangan kedua cowok yang tengah adu mulut. Hampir sepuluh menit mereka beradu mulut tapi tak kunjung menemukan titik terang.

Bintang yang tadinya ikut menyuarakan pendapat kini mulai ogah berkomentar karena pendapatnya hanya disetujui oleh salah satu pihak. Jika Rehan pro maka Arka kontra, begitu pula sebaliknya. Bintang yang terlanjur bosan pun langsung jongkok kemudian mendongak menatap kedua cowok itu sambil bertopang dagu.

"Kita udah janjian dari tadi, jadi Bintang bareng gue. Kita mau latihan." Arkana tak mau kalah. Alasan yang sudah terdengar sebanyak tiga kali di telinga Bintang.

"Udah gue bilang. Dia berangkat bareng gue, jadi pulangnya juga bareng. Itu namanya gentle." Itu malah alasan yang sudah empat kali Rehan pakai. Oh ada satu tambahan kalimat 'Itu namanya gentle' , itu alasan baru.

"Permisi, gue boleh tidur disini dulu gak?" Bintang membuka suara karena sudah terlanjur bosan dengan keadaan. Juga dari arah lorong kelas dapat Bintang lihat segerombolan cowok-cowok berjalan kearah tempat mereka berdebat, parkiran.

Keduanya menoleh terlihat kaget, sepertinya mereka baru menyadari akan posisi jongkok Bintang.

"Lah, lo ngapain jongkok disitu? Kayak orang mau boker aja," Ejek Rehan dengan tawanya. Bintang mendengus melihat Rehan tertawa tanpa dosa.

"Gue bareng lo aja, Re. Itu cowok-cowok kayaknya mau kesini" Bintang langsung berdiri dan menarik tangan Rehan. Bukan Bintang takut pada gerombolan cowok itu, hanya saja Bintang takut mereka berpikir macam-macam karena gerombolan cowok-cowok itu merupakan teman OSIS Arkana.

"Lo bareng Arka aja deh. Gue mau bareng sama Aline," ucap Rehan tanpa dosa. Bintang melotot kesal dengan perubahan Rehan yang tiba-tiba.

"KENAPA GAK DARI TADIII!!" balas Bintang kesal.

"Kalo mereka liat gue bareng Arka gimana?" tanya Bintang.

"Kenapa emangnya?" tanya balik Arkana dengan satu alis terangkat. Satu kesimpulan yang mampu membuat Bintang gagal fokus. Manis.

"Takut bakal dikira macem-macem. Mereka anak OSIS takut ngomong sama Renata."

"Santai aja. Gue udah ngomong sama Renata kok," jawabnya yang dibalas Bintang dengan senyum simpul.

"Ayo," katanya yang sudah mulai menaiki motornya. Bintang mengikuti naik ke motor besarnya yang berwarna merah, hitam dan sedikit corak putih, hampir menyerupai punya Rehan. Bintang dapat menyimpulkan bahwa mereka punya selera yang sama.

"Hati-hati di jalan. Kalian diluar rumah dulu sampe gue dateng baru masuk!" perintah Rehan seraya melambai. Kening Bintang berkerut mendengar perkataan Rehan. Kenapa tidak boleh masuk rumah dan harus menunggu Rehan? Padahal saat ia tadi meminta ijin pada Adrian, Adrian membolehkan tanpa menyebutkan peraturan, karena biasanya perintah Rehan itu berasal dari Adrian.

"Lah, emang kenapa?" tanya Bintang.

"Terus lo mau berduaan sama cowok di rumah gitu? Bi Yuni lagi pergi kan?"

Bie Barbie (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang