Part 7
Pintu mobil berwarna kuning itu terbuka.
Menampilkan sosok lelaki berpenampilan formal dengan rambut rapi tertata. Dan untuk sejenak, ia rapikan kembali stelan pakaianya. Sebelum berjalan memasuki restoran mahal yang jarang dimasukinya. Namun, langkahnya urung saat kecelakaan tiba-tiba terjadi di depan mata. Tepat di depan pintu restoran yang sedang lengang.
Ah, dingin
Udara malam ini terasa dingin sekali.
Kakinya yang hendak beranjak pun terhenti.
Alasan pertama, karena udara di tempat ini sangat dingin. Meskipun musim panas sudah tiba, tapi suhu tempat ini masih membuatnya sulit beradaptasi.
Ini memang bukan daerah asalnya.
Ia hanya pendatang, dan datang hanya sejenak untuk menetap.
Sama seperti saat ini ketika ia mengunjungi sebuah restoran mewah. Namun rupanya, kunjungannya mendapat tragedi kecil.
Bunyi benturan cukup keras dari sepasang mobil mengagetkan beberapa orang melintas. Caden—lelaki itu segera mengedarkan pandangan ke sekitar. Melihat seorang penjaga pintu dan valet yang panik mencari pertolongan. Sangat berbeda dengan dirinya yang hanya geleng geleng kepala. Menganggap kejadian barusan hanya kecelakaan kecil biasa.
Sebuah mobil berwarna hitam yang sebagai korban masih terdiam di hadapannya. Tak tampak siapapun ingin keluar meski samar samar Caden melihat sang pengemudi, merupakan seorang wanita yang menunjukkan pergerakan di balik kaca hitam. Dan sebuah mobil lain yang ada di belakangnya menjadi penyebab utama kecelakaan. Masih tetap berdiam, sosok pelaku tak kunjung turun. Dan akhirnya, Caden memutuskan melihat sendiri keadaan si wanita karena posisinya yang terdekat.
"Apa kau tidak apa?" sahut Caden memanggil. Ia ketuk pintu kaca beberapa kali, sembari membesit hidung karena udara dingin tak biasa ia alami. Tapi beberapa saat kemudian, pertanyaannya tak kunjung terespon. "Nona..." panggil Caden sekali lagi. Dan akhirnya panggilan itu terjawab, si wanita menurunkan kaca, namun begitu kaca diturunkan alangkah terkejutnya Caden melihat siapa yang ada di dalam sana.
Ohana?
"Aku baik baik saja, bisa tolong panggilkan anak itu kemari? Aku lupa membawanya."
Suara wanita itu terdengar tak begitu jelas. Namun Caden masih menangkap maksudnya. Begitupun dengan pandangan wanita itu yang Caden yakin buram. Wanita itu menyerngit, berusaha menatapnya. Dan bau wine tercium keras dari mulutnya.
Lalu Caden melirik sekilas ke belakang, menatap anak lelaki yang juga tengah melihat ke arahnya. Kemudian ia alihkan lagi pandangannya pada Ohana.
"Ohana? Kau ... Ohana, bukan?" tanyanya untuk memastikan. Mungkin juga ia salah orang.
Ohana balas menatap dengan kernyitan dalam. "Aku Ohana, kau siapa?"
"Kau tidak mengingatku?" Dan sekali lagi Ohana menatap Caden lekat. "Caden Orlando, apa kau sudah ingat?" Namun Caden tak kunjung mendapat jawaban, karena detik itu juga Ohana kehilangan kesadaran.
Caden menghela napas panjang.
Ia cukup terkejut dengan apa yang terjadi malam ini.
Ohana, salah satu teman wanitanya.
Entahlah ... Caden tak dapat mengelompokkan Ohana sebagai apa. Ia masih mengingat Ohana karena dengan gadis itu ia mengalami kencan paling singkat. Gadis muda yang dulu dikenalnya bertahun tahun lalu. Dan dalam waktu yang tak mungkin bisa dilupakan.
Melihat lekat wajah yang terlelap, Caden pikir Ohana tak banyak berubah. Masih berkulit seputih salju dengan wajah tegas nan dewasa, dan masih terlihat begitu cantik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You [END]
RomanceBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...