Ohana berjalan pelan dengan pandangan lurus ke depan, tapi pikiran melayang akan keanehan yang baru didapatinya.
Ternyata, Dr. Lawrence saat itu tengah mengidap kanker otak stadium akhir, dan beliau menolak diajak pulang karena tahu umurnya tak lama lagi.
Caden saat itu melakukan operasi tanpa tahu siapa orangnya, dan niat lelaki itu hanya ingin menolong. Namun mengapa Caden lantas didakwa karena operasi tanpa izin? Dituduh membunuh karena infeksi akibat operasi, ditambah dengan dakwaan lain yang bukan Caden yang bersalah, kematian David adalah kecelakaan tapi Caden juga yang menjadi tersangka pembunuhan teman sendiri? Ini suatu keanehan, Ohana menggeleng pelan.
Bunyi getar di saku menyentaknya, Ohana segera mengambil gawai yang ternyata Caden yang menghubungi.
"Hallo?" serunya mengangkat panggilan.
"Kau sedang apa?"
Ohana mengerjap pelan, terdiam beberapa saat menyadari tengah berada di lorong rumah sakit. Dan pandangannya jatuh pada lobi di ujung sana, ia kembali berjalan. "Aku berada di rumah sakit, ada apa?"
"Tidak ada apa apa. Ngomong ngomong, siapa yang sakit?"
"Pe-bukan, maksudku teman Bryan, kami menjenguknya."
Caden tak membalas, Ohana mengedarkan pandangan, hingga tatapannya bertemu dengan Bryan yang sedang menuju ke arahnya. "Kau sedang di mana? Untuk apa menghubungiku?"
"Apa salah menghubungi kekasih sendiri?" kekeh Caden di seberang. "Aku sedang kesepian menunggu seseorang, sebab itu aku menghubungimu."
"Berarti kau menghubungiku hanya karena butuh." Ohana memutar bola mata, mencibir. "Carilah temanmu yang bernama Emma untuk berbagi kesepian."
"Sergeant..."
"Aku bukan Sergeant lagi."
"Baiklah, sekarang apa pangkatmu?"
Ohana melihat Bryan sudah berjarak tiga langkah di depannya, ia memunggunginya. "Caden, nanti aku akan menghubungimu lagi. Aku sedang berada di luar dan Bryan di dekatku. Ini tidak nyaman," tutupnya segera memutus panggilan.
Jujur saja, saat ini Ohana mulai bingung. Hatinya kembali tak enak dan kenyamanan lantas terenggut. Mendapati fakta selama ini Caden terpenjara membuatnya tak tenang, ditambah fakta yang baru yang diketahui membuat Ohana gila memikirkannya.
"Aunty, dari tadi aku mencarimu. Aunty dari mana saja?"
Bryan telah tiba di balik punggungnya. Ohana membalik tubuh cepat. "Ah, kau sudah selesai? Bagaimana keadaan penjagamu? Aku tadi hanya mengangkat panggilan sambil berjalan jalan."
"Gerald baik baik saja, tapi luka bakarnya lumayan parah," Bryan melirik jam di tangan, "setelah ini aku harus ke Rouland, bisa Aunty mengantarku? Sopir yang menjemput akan terlambat aku malas menunggunya."
"... maaf, aku tidak bisa," aku Ohana cepat. "Aku tiba tiba ada urusan penting, Bryan," ujarnya melangkah keluar diikuti Bryan di belakang. Keduanya tiba di depan pintu masuk. Ohana langsung mendapatkan taxi tak jauh dari sana. "Naiklah!"
"Aunty terburu buru sekali. Apa urusannya sangat mendesak?"
"Benar, maka cepat masuk."
Bryan menurut.
Setelah kepergian Bryan Ohana melangkah ke mobilnya, tapi bukannya duduk di belakang kemudi, ia justru membuka pintu belakang untuk mengambil berkas yang kemarin Kenny berikan. Ohana kembali mengkaji, mungkin ada yang terlewat olehnya dan benar saja, sesuatu hal baru ditemukan, bukti bukti yang memberatkan Caden membuatnya menyerngit aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You [END]
RomanceBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...
![Summer On You [END]](https://img.wattpad.com/cover/269066018-64-k396461.jpg)