"Bagaimana dengan tempat tinggal?" tanya Ohana setelah memasukkan potongan melon ke mulut Caden.
"Terserah mau tinggal di mana, di apartemenku atau di sini juga tidak apa."
"Tapi Bryan sering mengejek apartemen ini tua!"
"Lalu kau ingin kita membeli rumah baru?"
"Biayanya pasti mahal, apalagi ini Vallebourgh, belum lagi biaya perawatannya. Aku tidak minta pesta pernikahan kita akan mewah, tapi kehidupan ke depan memerlukan biaya. Kurasa untuk tahun awal tidak masalah untuk tinggal di sini atau apartemenmu."
Sejak tadi keduanya tengah sibuk membicarakan rencana masa depan, baik itu tentang pernikahan, dan lain lainnya.
Ya, meski tadi malam Caden sudah melamar Ohana dan pembicaraan ini terasa terlalu cepat, keduanya bahkan belum mempertemukan kedua pihak keluarga. Namun ini tidak mengherankan karena Caden dan Ohana tidak ingin menunda nunda.
Dan rasanya Ohana sudah yakin akan salah satu keputusannya, membeli rumah baru bukan hal tepat saat ini meski ia sudah memiliki tabungan, itu untuk masa depan atau nanti saat memiliki anak. Tapi teringat satu hal penting lagi, Ohana segera meminta kepastian.
"Tunggu, Caden, selanjutnya kau menetap dan tinggal di sini kan? Di Vallebourgh?" Ia letakkan garpu kembali ke piring masih dalam posisi duduk, ia menatap wajah Caden di pangkuannya dengan pendar serius. "Aku mau saja tinggal di Spennia, tapi kau tahu pekerjaanku tak bisa ditinggalkan di sini. Aku seorang pengabdi negara."
Caden mengangguk. "Iya aku tahu, dan aku yang mengalah. Kita akan tinggal di Vallebourgh."
"Benarkah?"
"Iya." Caden mengulum bibirnya. "Tapi sebenarnya, aku sudah memiliki rencana. Apa kau mau mendengarnya?"
Ohana mengangguk. "Katakanlah."
Sebelum bercerita Caden berdehem canggung. Ia memperbaiki posisi, menegakkan tubuhnya dari pembaringan di pangkuan Ohana. "Aku memiliki tabungan, tapi untuk membeli rumah di kota sepertinya masih belum cukup. Aku berencana kita pindah ke pinggiran kota saja," akunya. "Dan sejujurnya, aku juga kurang cocok tinggal di pusat, aku lebih suka wilayah yang masih alami lalu mendirikan klinikku di sana."
Ohana tak berkedip menatap Caden. "Rencana itu ... aku tidak keberatan."
"Jadi kau mau tinggal bersamaku di tempat seperti itu?"
"Di mana suamiku tinggal tentu aku harus ikut," kediknya ringan.
Ohana memberi senyum menenangkan, Caden ikut tersenyum mendekati tubuh Ohana, kedua bibir bertemu untuk beberapa saat.
"Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Caden lagi. "Daerah hijau hanya ada di pinggiran kota. Kita akan pindah ke sana."
"Asalkan masih di negara Vallebourgh maka tak masalah. Aku tinggal ajukan surat pindah."
Namun dahi Caden mengerut tak paham. Setahu Caden seorang pengabdi negara tidak bisa seenak hati untuk berpindah tugas. "Bagaimana caramu mengajukan surat pindah?" tanyanya penasaran. "Itu tidak akan mudah."
"Iya, bagi orang lain akan sulit, tapi untukku tidak akan sulit." Ohana menatap yakin Caden, lalu terkekeh geli saat tahu ada kerutan di dahi kekasihnya. "Astaga, baiklah aku jelaskan. Aku, calon istrimu ini, memiliki koneksi yang luar biasa, mengangkat jabatanku saat ini saja orang itu bisa. Dan orang itu adalah ayah kandungku sendiri, kau mengerti? Memang sedikit licik."
Caden mulai mengendurkan wajahnya. "Kau belum menceritakan tentang keluargamu, Sergeant..."
Sejak dulu Caden memang tak banyak tahu tentang Ohana, yang Caden tahu hanya nama, atau sedikit sifat Ohana setelah memperhatikannya. Bahkan sampai saat ini Caden belum tahu nama belakangnya. Lagi pula, karena sudah tertarik, maka apapun akan Caden lakukan untuk mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You [END]
Lãng mạnBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...
![Summer On You [END]](https://img.wattpad.com/cover/269066018-64-k396461.jpg)