Monoton...
Monoton...
"Aunty?"
Lamunannya terhenti. Ohana tersentak, mengerjap cepat mendengar suara di belakangnya yang tak asing. Ohana kemudian membalik badan hingga bersitatap pada gadis kecil yang ternyata si Larimma.
"Quin? Apa yang kau lakukan di sini?"
"Membeli roti."
Quin tersenyum, mengedarkan pandangan lalu menjulurkan leher melihat sesuatu di balik punggung Ohana, tapi tak ia temukan. "Di mana Bryan, Aunty? sudah seminggu lebih aku belum melihatnya."
Menaikkan sepasang alis, Ohana langsung teringat cerita sang keponakan, ditambah fakta bahwa gadis kecil ini dalang yang menyebabkan kecelakaan waktu itu—membuat Ohana kini merasa dongkol. Quin ternyata seorang yang impulsif tak memikirkan akibat perbuatannya. Meski dampak pada tubuhnya tak terlalu parah, tapi jika Larimma itu tak melakukan Ohana pasti tidak akan bertemu lelaki itu lagi.
Ah... mengapa mengingatnya lagi Ohana? Lupakan!
"Bryan? Anak itu kembali ke Rouland. Dia tidak di sini," sahut Ohana berubah sedikit ketus.
"Mengapa ada di sana? Kupikir, Bryan akan menghabiskan waktu liburannya di South Bay."
"Entahlah..." balas Ohana lagi tidak ingin memperpanjang, ia mengedikkan bahu singkat sembari mengangsurkan langkah ke depan, antreannya bergeser.
Quin pun ikut mengangsurkan langkah berdiri di samping Ohana. Tatapan tak terima orang orang yang ada di belakangnya tak ia hiraukan, padahal benar ia mengambil antrean orang lain.
"Aunty, apa Bryan di Rouland sedang berada di kediamannya Kakek Jamond?"
"Hm, itu kau tahu."
"Kenapa?"
"Bryan harus mengikuti kakeknya."
"Ck, Bryan benar benar sialan!"
Makinya terdengar jelas, Quin menghentakkan kaki tiba tiba hingga menarik atensi setiap orang yang segera menyorotinya. Rutukannya tentu terdengar jelas oleh Ohana yang ikut melirik tak percaya.
"Quin, kau kenapa?"
"Aku tidak suka! Bryan keterlaluan!"
Astaga...bocah satu ini!
Segera melihat sekeliling di mana tatapan penasaran belum lepas pada Quin, Ohana yang tidak ingin semakin malu segera menarik Quin menepi. "Mengapa tadi kau seperti itu? Kau seorang Larimma tidak boleh bersikap seperti tadi. Apalagi di muka umum!"
"Memangnya seorang Larimma tidak boleh merasa kesal?" Quin lantas membalas tak suka, tapi melihat raut Ohana yang terkejut, ia tersadar dan berubah melunak. "Maafkan aku, Aunty. Seharusnya aku tidak seperti itu di hadapanmu. Aku hanya ingin mengeluarkan kekesalanku saja. Sudah banyak yang kukorbankan untuk berada di South Bay tapi Bryan sudah tidak di sini."
"Tapi tidak harus kau seperti itu..."
"Aku hanya kesal!"
Menghembuskan napas panjang, berusaha tidak terpancing amarah. Tetapi rasa geramnya sulit hilang karena Ohana tak ingin mengerti bagaimana perasaan seorang bocah perempuan. Ia bahkan telah kehilangan respect mengingat Quin bertujuan hanya memanfaatkan keponakannya saja. Meski Bryan juga sialan, sebenarnya Ohana tetap berpihak pada keponakannya!
Berniat tidak memperpanjang masalah dan kembali mengantre, Ohana memutar tubuh hendak melangkah. Tetapi tindakannya terhenti saat Quin menahan tangannya.
"Apa lagi?"
"Ada yang ingin kusampaikan, Aunty."
"Bryan tidak di sini, kurasa tidak ada yang perlu kita bicarakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You [END]
RomanceBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...
![Summer On You [END]](https://img.wattpad.com/cover/269066018-64-k396461.jpg)