"Kau masih di sini, Nona Adelard?"
Ini merupakan hari yang baru untuk Ohana.
Di mana kehidupan tenangnya kembali setelah sang keponakan mengusiknya.
Seminggu lalu, Ohana sudah mengembalikan Bryan pada Vivian. Mau tak mau bocah itu pun menurut, karena Damien juga menginginkan cucunya mengikutinya ke salah satu pabrik Jamond.
Selama tiga tahun ini, Bryan itu memang disibukkan dengan agenda mengikuti Damien. Seperti mendatangi pabrik, ladang anggur, gedung pusat Jamond, bahkan belajar tentang berbisnis. Tapi lupakan bagian akhir, menurut Ohana Bryan tak perlu belajar sebab bocah itu sudah pandai bernegosiasi bahkan mengintimidasi. Bryan itu adalah cucu emas keluarga Jamond, karena sejak dini keponakannya dipersiapkan menjadi penerus selanjutnya. Dan Ohana yakin saat Damien turun tahta, kepemimpinan akan langsung diserahkan pada keponakannya itu.
Well.... Yeah...
Sebaiknya mulai sekarang Ohana melupakan tentang Bryan!
Sebab tak ada guna mengingat bocah bedebah itu.
Apalagi, perbuatan yang seminggu lalu diperbuat si Jamond.
Ditambah lagi membawa nama Bryan, membuat Ohana jadi teringat sosok lelaki masa lalunya.
Baiklah... Sudah saatnya ia kembali membuka lembaran baru, seperti memberikan senyum terindahnya untuk Tuan Easton yang tadi bertanya.
"Hai Tuan, bagaimana kabarmu? kurasa kita sudah lama tidak bertemu."
Kedua sudut bibir Ohana melengkung ke atas. Tanggapannya seakan ia dan Tuan Easton adalah teman akrab yang saling bertukar sapa. Tentu... Ia dan Tuan Easton saling mengenal, hanya saja sapaan ramah bukan salah satu sifatnya.
"Seperti yang kau lihat aku sehat." Tuan Easton yang duduk di bangku tepi jalan, melipat korannya. Lalu ia letakkan koran itu di samping cangkir teh yang isinya hampir habis. "Kau tampak sehat, Ann."
"Benarkah?"
"Hm, senyummu terlihat dibanding beberapa tahun belakangan, aku sampai tidak mengenalimu. Biasanya kan, wajahmu muram."
Senyuman tadi seketika luntur di wajah Ohana, sekaligus kedua sudut bibirnya menyusut membentuk garis. "Kau terlalu jujur, Tuan!"
Tuan Easton tertawa, mantan angkatan bersenjata yang pensiun beberapa tahun lalu itu menepuk bangkunya yang kosong dua kali. "Duduk, Ann. Aku suka mood mu baik. Kau akan mudah diajak berbincang." Ia menggeser tempat duduknya bersemangat, hingga bangku tersedia luas untuk Ohana.
Namun Ohana tetaplah Ohana, ia akan menolak.
Bertahun tahun sifat basa basi tak pernah lagi muncul, dan keadaan ini hanya kejadian tak terduga saja. Ohana hanya sedikit senang, karena keponakannya tidak lagi mengganggunya.
Dan satu lagi, ia tidak ingin terjebak dengan perbincangan yang sedang Tuan Easton atur. Ohana mengerti maksud pria tua pembual itu yang sangat senang bertanya hal yang ia hindari. Pernah suatu kali ia menerima secangkir teh yang ternyata berlanjut dengan percakapan yang tak disukai. Mantan atasannya itu suka sekali menggali hal pribadi.
"Aku di sini saja, Tuan. Jadi, apa yang ingin kau katakan padaku?" Ohana melirik tanpa minat, kemudian melarikan pandangannya ke arah jam di tangannya, "sebenarnya...aku tidak banyak waktu karena toko roti akan dibuka, tentu akan ada antrean panjang."
"Kau dari dulu memang tidak sabaran." Tuan Easton terkekeh geli, bibirnya berkedut memberi cibiran. "Aku tahu kau ingin menghindariku, tapi duduklah! aku tidak akan bertanya hal aneh."
"Aku tidak percaya!"
"Astaga! Aku hanya ingin bertanya tentang kompetisi yang akan diadakan. Kudengar Vallebourgh mengirimkan utusan banyak tahun ini. Apa itu benar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You [END]
RomanceBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...
![Summer On You [END]](https://img.wattpad.com/cover/269066018-64-k396461.jpg)