Extra Chapter: Missing You

4.7K 332 63
                                    

WARNING 21+
Jadi pembaca yang bijak ya cantik, ganteng💙💙

"Good morning~" sapa New dan langsung aja mengecup satu pipi Tay setelah melihat kesayangannya membuka kedua matanya.

"Tumben kamu udah bangun duluan?" Tanya Tay pada New yang sedang bersiap-siap.

"Eh jangan salah! Aku sejak di sini bangun pagi terus tau. Btw ini bukan weekend jadi aku harus siap-siap ikut dad ke kantor."

"Jadwal kamu full hari ini sampe malem?"

New diam sebentar untuk mengingat-ingat apa yang akan dilakukannya hari ini. "Sampe sore sih, kenapa?"

Tay menggelengkan kepalanya. "Saya mau minta temenin cari apartemen tapi gak papa deh saya sendiri aja."

"Eh bentar-" belum selesai New bicara, ucapannya udah dipotong oleh suara ketukan dari luar pintu kamarnya.

"New, nak Tay! Let's have breakfast!" Seru ayah New dari luar kamarnya.

"We're coming." Jawab New.

New dan Tay pun bergegas ke luar kamar menuju ruang makan setelah Tay selesai mencuci muka dan menyikat giginya.

"Aduh maaf ya om sampai repot-repot buatin sarapan." Ucap Tay setelah mendudukan dirinya di kursi.

New melihat pada Tay dengan pandangan sebal. "Ini aku yang buat tau sarapannya."

"Kapan kamu buatnya? Dari tadi kan di kamar terus." Ledek Tay pura-pura gak percaya.

Ck. New mendecihkan lidahnya. "Gak usah ngeledek."

Ayah New dan Tay pun terkekeh melihat raut wajah New. "Iya.. iya.. saya tau kok kamu yang buat sarapannya." Ucap Tay.

Sarapan yang New buat ini adalah makanan basic yang sering dirinya buat dulu saat dia dan Tay masih tinggal bersama. Jadilah Tay hafal betul dengan penampilan dan rasanya.

"Nak Tay tau gak, saya kaget banget loh waktu New pertama kali buat sarapan untuk kami berdua." Ujar ayah New.

New yang terpancing dengan perkataan sang ayah pun menjawabnya.

"Tau gak kalimat dad waktu liat sarapan bikinan aku?" Tanya New pada Tay yang menjawab dengan menggelengkan kepalanya namun udah bersiap ketawa.

"New, ini gak bahaya kan kalo dimakan?" New berucap dengan mengubah nada suaranya, mengimitasi ayahnya.

"Hahaha~" tawa Tay pecah.

"Dan setelah itu New langsung diemin saya dua hari." Ujar ayah New dengan terkekeh lalu bertanya pada Tay.

"Oiya nak Tay kapan mulai bantu di kampus nya?"

"Mulai hari Senin om. Jadi hari ini saya mau menemui Mr. Alfred dan cari apartemen yang dekat dengan kampus."

"Loh gak stay di sini aja?"

Tay menggelengkan kepalanya. "Enggak om, saya gak mau merepotkan. Ini pekerjaan dari pak rektor bukan lagi vacation." Jawab Tay sopan.

"Ya sudah gimana nak Tay aja. Kalau gitu New, kamu libur aja dulu. Temenin Tay cari apartemen."

"Boleh dad?" Tanya New antusias.

Namun Tay yang merasa gak enak pun menolaknya, karena ini kan menyangkut profesionalitas.

"Gak papa, justru biar New istirahat dulu. Dia semenjak di sini jarang mau libur meskipun weekend. Saya harus paksa dulu baru nurut."

"Dad!" Tukas New. Dia melirik pada Tay yang sedang melihat padanya.

"What? I'm telling the truth." Ucap ayah New dengan mengedikkan bahunya dan menyambungkan ucapannya.

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang