Campur aduk

6.3K 580 21
                                    

Masih di hari yang sama. New pulang bareng Tay dari kampus, hari udah mulai sore. Untungnya hari ini Tay gak ada acara rapat dan segala macamnya, jadi dia bisa nganterin New pulang. Mereka tadi berangkat bareng juga pagi-pagi.

Sepanjang perjalanan dari kampus ke apartemen New, mereka cuman diem-dieman. Biasanya New yang lebih sering ngomong atau cerita tentang apapun yang ada dipikirannya. Sedangkan Tay cuman kasih komentar atau ketawa aja kalau cerita New ada yang lucu.

Bahkan udah sampai di apartemen juga, New cuman bilang makasih ke Tay. Biasanya nih, dia bakal nanya ke Tay mau mampir dulu apa enggak. Atau gak, New modus ngajak makan bareng- ya semacam itulah. Selama hal itu bisa nahan Tay buat lebih lama disisinya.

Tay nahan tangan New yang mau buka pintu mobil, pastinya hal ini bikin New bingung. Dia langsung aja noleh ke Tay, "kenapa-" belum juga New selesai ngomong, bibirnya udah dibungkam sama bibir Tay. Hanya ciuman lembut yang singkat.

"Katanya tadi kamu pengen cium saya." Tay mengingatkan soal ucapan New waktu di kampus yang tiba-tiba ingin menciumnya.

Muka New mendadak berubah semu merah, masih belum terbiasa sama afeksi yang Tay kasih ke dia. Hanya dengan ciuman singkat kaya gini, bisa langsung bikin New lupa kalau dia lagi ngerasa bad mood sekarang.

"Lain kali kasih aba-aba dulu kalau mau cium. Kan aku tadi lagi gak siap." New ngomel tapi seneng juga.

"Loh, tadi yang bilang pengen cium siapa?"

"Aku.. tapi- tapi kalau gini kan jadinya- argghhh gak tau lah." New sekarang ini lagi kebingungan, udah kaya anak perawan yang baru ngerasain first kiss.

"Kenapa? Mau lagi?" Tay nanya sambil senyum menggoda.

"Mau lah, yakali gak mau! Eh!" New udah gak ada urat malunya sama sekali emang, ngomongnya jujur banget. Tay cuman ketawa gemas liat New kaya gitu.

"Yaudah sini." ucap Tay masih nyerongin badannya natap ke New, kasih yang lebih muda izin buat ngelakuin sesukanya.

"Gak jadi deh." New menolak dengan nada bicara yang pelan banget. Mengingat lovely time beberapa hari yang lalu dengan Tay, dirinya mengurungkan niatnya.

"Bener nih?"

Bener lah! Bisa bahaya kalau gue engas disini. Tahan New, you can do it.

"Iya kak. Thankyou for the ride." ucap New lalu dirinya membuka pintu mobil.

"Loh? Kakak kenapa ikut turun?" tanya New heran karena liat Tay keluar dari mobilnya.

"Saya mau mampir ke apart kamu sebentar, boleh kan?"

"B-boleh banget kak." New nganggukin kepalanya lalu jalan duluan menuju kamar apartemennya.

*

*

"Kamu kenapa?" tanya Tay langsung aja setelah selesai numpang mandi di apartemen New. Gantian sama New yang udah duluan mandi.

"Kenapa apanya?" jawab New yang daritadi lagi sibuk sama handphone-nya. Dia bener gak tau kenapa Tay nanya kaya gitu.

Tay ikut duduk di sofa ruang tv, sebelahan sama New. "Kamu seharian ini jadi pendiem."

"Bagus dong, jadi aku gak ganggu kakak." New jawabnya lagi-lagi gak noleh ke Tay.

Tay mulai ngerasa kesal, karena dia paling gak suka kalau lagi ngomong serius tapi gak di perhatiin. Langsung aja Tay ambil handphone New dari si empunya. "Tolong liat ke saya kalau saya lagi bicara. Udah berapa kali saya bilang gini?" Tay posisiin badannya kearah New dan menatap pacarnya itu.

Ck, New berdecih. "Apa?" tanyanya dengan nada kedenger nyolot. Dia ikut ngeposisiin duduknya kaya Tay, jadi sekarang mereka duduk saling berhadapan, New balas menatap Tay.

"Kamu ada masalah apa sama saya?"

"Aku gak ada masalah sama kakak." ucap New singkat dan Tay cuman balas menatap New.

"Aku cuman lagi bete aja, ok? Karena aku masih harus mikirin skripsi buat diajuin ke pak Tha, minggu depan." New jawab setengah jujur. Karena memang benar, setelah judul dan objeknya ditolak- dia masih harus cari-cari objek lain buat diajuin minggu depan.

"Terus kenapa kamu sensinya ke saya?"

"Aku gak sensi ke kakak, aku-" New gak nerusin bicaranya. Karena kalau diterusin perdebatan mereka bakal lanjut.

"Aku minta maaf karena udah bikin kak Tay ngerasa gak nyaman." akhirnya New ambil jalan aman dengan minta maaf. Selain gak mau urusan jadi panjang- New juga ngerasa bersalah karena udah kesel ke Tay tanpa alasan.

"Ada lagi?"

"Apanya?"

"Ada lagi kan yang mau kamu sampaikan ke saya? Karena saya tau kamu gak akan sampai kesel kaya gitu cuman gara-gara belum dapet judul dan objek." Tay hebat banget karena udah mulai hafal sama sifat dan kelakuan New. Seperti ini contohnya, Tay tau gimana cueknya New yang gak akan sampai sensian kaya gini cuman gara-gara skripsi.

"Gak ada kak, cuma itu aja." jawab New bohong. Dia gak mau bilang jujur karena perasaannya saat ini lagi gak kondusif. Akhirnya coba ngalihin topik pembicaraan. "Mending kak Tay bantuin aku aja deh, yuk?"

Untuk sementara, mau gak mau Tay ikutin kemauan New. Walaupun dia tau kalau New masih nyembunyiin sesuatu. Tay juga tau kalau New gak bicara jujur sepenuhnya, tapi Tay coba buat gak nanya-nanya lagi dan nunggu New bicara dengan sendirinya.

tbc

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang