Bad luck

4.1K 443 17
                                    

New lagi ada di kampus mau ketemu pak Off yang meminta New untuk menemuinya. Hal ini disampaikan melalui Gun kemarin.

"New! Lo besok diminta ketemu kak Off di ruang dosen." Ucap Gun saat mereka kebetulan siang ini lagi ada di kampus.

"Anjir? Gue bikin salah apaan?" Tanya New yang emang masih takut sama Off.

Gun pun menepuk bahu New, "gak ada. Kak Off katanya mau minta tolong lo sesuatu, kayanya sih soal jadi translator gitu. Lebih jelasnya lagi, lo diminta temuin dia besok jam sembilan."

"Tapi gak usah lo terima kalau misalkan jadwal lo udah penuh, jangan dipaksain."

"Well, udah padet sih tapi boleh deh gue mau coba."

"Lo baik-baik aja kan New?" Tanya Gun memastikan keadaan sobatnya itu dan New hanya membalas dengan senyuman yang gak jelas itu pertanda baik atau buruk.

"Thanks ya infonya. Gue cabut duluan..." jawab New lalu berjalan menjauh dari Gun.

"Permisi pak." New tersenyum kaku menyapa Off. "Teman saya bilang kalau saya perlu menemui bapak." ucapnya lagi.

"Ohiya! Langsung aja deh. Kamu mau coba jadi freelance translator? Di kantor penerbitan milik adik saya."

"Ketentuannya bagimana ya pak kira-kira?"

"Paling kamu terjemahin dokumen atau materi-materi gitu. Untuk pengerjaannya cukup dari rumah aja, lewat email. Gimana kira-kira? Bisa?"

"Boleh pak, saya ingin mencobanya."

"Ok, nanti saya beritahu adik saya untuk menghubungi kamu."

"Baik pak, terimakasih."

"Bentar deh.." Off menahan New yang udah mau beranjak pergi.

"Iya kenapa pak?"

"Kamu tau ada apa sama Tay?" Tanya Off berbisik.

New terdiam sejenak. Dirinya dan Tay belum berkomunikasi lagi sejak pertengkarannya via telepon tiga hari yang lalu. Jadi New gak tau pasti jawaban dari pertanyaan pak Off.

"Maaf pak, saya tidak tau." Jawab New pelan. Itu yang jadi pertanyaan gue belakangan ini.

"Loh? Kalian kan tinggal bareng?" Tanya Off lagi masih dengan memelankan suaranya.

"Iya. Tapi sudah tiga hari saya pulang ke Bintaro dan belum kembali ke apartemen lagi." New pun jadi ikut berbisik menjawab.

"Kalian? Dua bucin yang sehari aja gak ketemu udah kaya orang demam sampe panas dingin, dan sekarang udah gak ketemu selama tiga hari?!" Lagi-lagi Off berbisik pelan. Dia gak percaya sama apa yang didengernya tadi. New kebingungan mau jawab apa karena gak tau itu sebuah pujian atau ejekan. Akhirnya New cuman bisa menganggukan kepala.

"Ya udah. Kamu boleh kembali. Terimakasih udah menyempatkan datang." Jawab Off lalu mempersilakan New keluar dari ruang dosen.


*

*


Menjelang makan siang, New berjalan masuk ke gedung teknik. Dia keinget belum mengembalikan jaket milik Plapodd yang waktu itu dia pinjem. Berhubung New males buat pulang ke Pondok Indah, jadinya dia ngembaliin di kampus aja.

"Pantesan gue cari-cari nih jaket tapi gak ada di rumah, ternyata selama ini ada di lo?!" Podd keluar dari ruang dosen terus ngajak New ke depan gedung fakultas teknik buat cari tempat duduk.

"Kan waktu itu gue udah bilang pinjem, lo aja yang gak nyimak. Ngebucin mulu sih!" gak tau diri emang, udah minjem nyolot lagi.

"Berisik! Lo sendiri juga bucin!" Plapodd gak mau kalah.

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang