Mahasiswa

4.8K 542 73
                                    

New jalan dengan nafas terengah-engah karena seharian ini dibikin bolak-balik lari dari gedung bahasa - gedung rektorat - balik ke gedung bahasa lagi. 

Capek banget jadi mahasiswa akhir, ngejar-ngejar dosen pembimbing sampai kaya gini. Hari ini New berniat buat bimbingan sama pak Tha, tapi seperti biasa, chat New cuman dibaca aja dari tadi pagi. Akhirnya New nekad buat datengin beliau ke kampus.

Tapi, karena New gak tau pasti pak Tha ada dimana, jadilah New nanya jadwal ngajar pak Tha ke prodi. New dapet informasi katanya pak Tha lagi ada rapat dosen di lantai lima, tapi pas disamperin ternyata rapatnya udah selesai.

New pun nanya ke dosen lain yang masih ada di ruang rapat dan bilang kalau pak Tha ke gedung rektorat, dan lagi-lagi New coba samperin tapi tetep gak ketemu. Sampai akhirnya pak Tha bales chat New dan bilang kalau dia ada di ruang dosen gedung fakultas bahasa. New pengen nangis aja rasanya kalau lagi begini.

"Kan saya udah bilang, kamu berhenti aja dari asdos." ucap Tay yang ngeliat wajah New berubah merah karena panas-panasan, keringat bercucuran disekitar dahinya. Mereka janjian ketemuan di 3meena buat makan siang bareng sekalian mau kasih tugas asdos ke New.

"Kita mau bahas ini lagi? Minggu lalu aku udah bilang enggak kan." jawab New sangsi. New tetep kekeuh buat jadi asdos Tay. Ini juga yang bikin mereka berdua berdebat minggu kemarin waktu Tay bilang Lee Thanat yang bakal gantiin New.

"Kamu berhenti aja jadi asdos saya."

"Terus siapa yang bantuin kak Tay kalau lagi hectic gitu?"

"Paling Lee Thanat yang gantiin kamu."

Karena kaget, New langsung aja nyemburin minuman coklat itu dari mulutnya. "Excuse me??!!" tanyanya gak percaya sama apa yang dia denger.

"Kak Tay serius mau jadiin Lee Thanat pengganti aku?"

Tay menganggukan kepala, "kan dia mahasiswa bimbingan saya, jadi bisa sekalian ngerjain tugas asdos juga."

"Kalau gitu aku gak mau berhenti."

"Kamu masih cemburu sama Lee?" tebak Tay.

"Ya menurut kakak aja?" nada suara New udah gak nyantai.

"Saya udah bilang kan, Lee itu cuman mahasiswa bimbingan saya." jelas Tay lagi.

"Kalau aku bilang gak mau, ya enggak." tegas New final. Tay gak jawab apa-apa karena dia tau watak keras kepalanya New yang gak akan ngerubah keputusannya.

"Fine." ucap Tay yang lagi-lagi ngalah. Dia cuman ngerasa kasian aja liat New yang keliatan capek banget. Tay juga khawatir kalau New sampai sakit dan pingsan lagi.

"Aku bukan gak percaya sama kak Tay, tapi aku ngerasa gak suka aja bayangin si Lee itu modusin kakak." New coba jelasin kenapa dia bersikeras nolak ide Tay.

"Apa bedanya kamu sama anak teknik itu? Dia juga masih suka modus kan ke kamu, berkedok mau jadi teman baik?" tanya Tay dengan nada suara gak santai. Tay liat sendiri dua hari lalu New makan siang berdua sama Vee dan keliatan akrab banget.

"Jelas beda lah! Kak Vee itu emang murni mau temenan sama aku. Kalau soal makan siang dua hari lalu, wajar kan makan bareng temen sendiri?" New balesnya juga ikut gak santai.

"Kak Tay gak pernah tuh marah kalau aku makan berdua Krist atau Gun aja."

"Karena mereka gak ada perasaan sama kamu, jadi saya gak ngerasa khawatir. Sedangkan anak teknik itu, dia punya sejarah suka sama kamu."

"Tapi kak Vee bilang kalau dia udah move on dan cuman mau berteman baik sama aku."

"Terus kamu percaya gitu aja sama omongan dia?"

"Iya aku percaya!" tegas New final.

"Kalau kak Tay masih mau berdebat, kita lanjutin nanti. Aku harus pergi sekarang buat tutorin Kayavine."

"Seenggaknya makan dua-tiga suapan buat isi perut kamu. Itu makanan kamu belom disentuh sama sekali." Tay nunjuk ke piring New yang masih penuh karena sibuk debat. Kalau Tay sih udah mau habis karena dia makan sambil debat.

Tay sama New tuh unik, meskipun mereka baru aja berdebat atau bertengkar, tapi mereka gak masa bodoh satu sama lain. Kaya tadi contohnya, Tay tetep perhatian dan minta New buat makan. Begitu pun New, meskipun kesel- dia berusaha buat gak cuekin Tay.

New menurut dan makan tiga suapan nasi buat ngisi perutnya. Setelah itu dia pergi ke perpustakaan pusat kampusnya buat tutorin Kayavine yang kelasnya mulai minggu ini. Dia juga nurut buat pulang duluan tapi ke apartemen Tay setelah sesi tutornya usai.


*


*

Menjelang petang, Tay baru aja sampai di apartemen miliknya. Diliatnya New yang ketiduran di atas sofa dengan televisi yang menyala. Di meja penuh sama buku-buku New dan satu laptopnya.

Pelan-pelan Tay mematikan televisi, lalu naik keatas buat ambil selimut di lemari kamarnya. Setelah itu turun ke bawah buat selimutin New yang tidur cuman pakai celana pendek dan atasan kaos hitam tipis.

Setelah selimutin New- Tay jalan ke kamar mandi buat bersihin badannya. Bahkan sampai dia selesai mandi pun, New masih belum bangun. Tay tadinya mau masak buat makan malam tapi akhirnya mutusin buat order online karena gak mau berisik dan bikin New bangun.

Jujur Tay khawatir banget sama New yang gak pernah multitasking kaya gini. Selain ngerjain skripsinya, New masih harus jalanin tugasnya jadi asdos. Ditambah lagi jadi tutor buat anak FE itu, Kayavine. Dan Tay tau banget gimana capeknya punya kerjaan banyak di satu waktu, karena dia sendiri juga masih ngerasain sampai sekarang.

"Loh, kak Tay pulang dari jam berapa?" tanya New yang kebangun karena denger suara pintu kebuka. Dia ngeliat Tay yang abis dari luar tapi dengan baju santai.

"Tadi jam enam. Nih makan dulu, saya udah order online buat makan malam." ajak Tay sambil dia menata makanan diatas meja makan.

"Kok gak bangunin aku? Sekarang udah jam tujuh lebih." New nyamperin Tay ke meja makan, dan duduk di salah satu kursi.

"Kamu keliatan capek banget soalnya, saya gak mau ganggu istirahat kamu."

"Oiya, tadi sampai apart kamu pasti gak langsung makan lagi kan?" Tay keinget soal New yang makan tiga suapan aja tadi siang.

New cuman cengengesan karena dia beneran lupa. Saking fokusnya sama skripsi dan cari materi buat tutorin Kayavine, jadi lupa kalau dia belum lanjut makan siang.

Ck. Tay berdecih, udah hafal sama kebiasaan New yang lupa buat jaga kesehatannya sendiri.

"Iya maaf, namanya orang lupa kan gak inget." jawab New setengah bercanda dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.

"New…" panggil Tay pelan, dan yang dipanggil langsung berhenti makan lalu ngeliat ke Tay. New agak takut kalau Tay bakalan marah karena dibecandain.

"Let's live together." ucap Tay.

Klontang

Saking kagetnya, sendok makan yang New pegang sampai jatoh ke bawah. "Gimana kak?"


Tbc

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang