Vihokratana family

5.3K 492 58
                                    

"Kan saya udah bilang, kalau kamu gak nyaman, jangan maksain. Saya bisa bilang kamu berhalangan hadir." ucap Tay pada New.

Mereka saat ini sedang di kamar New, menunggu yang lebih muda memilah pakaian untuk dikenakan ke makan malam keluarga besar Vihokratana. Diskusi soal makan malam ini masih belum selesai juga.

Tay keluar dari kamarnya lalu berjalan menuju lantai atas, berniat mau masuk ke kamar New. Tapi melihat sang empunya kamar lagi duduk menonton TV, Tay pun ikut duduk di sebelahnya.

"New, hari Sabtu mau ikut saya gak?"

"Kemana nih?"

"Makan malam keluarga saya."

"Lusa dong? Dadakan banget?"

Tay meringis, "Maaf saya lupa bilang dari kemarin."

"Kakak mau bawa aku makan malam keluarga? Kan aku bukan keluarga Vihokratana?"

"Ya emang bukan.. tapi ini juga bukan acara formal yang tertutup buat keluarga Vihokratana doang kok. Gawin aja ngundang temennya."

"Err- gimana ya kak.." New agak gak enak mau ngutarain penolakannya. Dan Tay langsung paham dengan raut wajah gak nyaman New.

"Kalau kamu keberatan, gak papa kok. Saya gak maksa kamu harus dateng."

"Bukan keberatan sih, tapi-"

"Biasanya kan acara keluarga tuh buat kenalin calon istri atau suami gitu kan, ya minimal pacar lah."

"Nah kakak mau kenalin aku sebagai pacar gitu?"

Tay mengernyitkan dahi. "Kalo kamu mau saya kenalin sebagai pembantu, gak masalah juga." New berdecih sebagai jawaban.

New melihat pada Tay sebentar lalu balik buat cari baju yang cocok. "Gak bisa gitu lah. Pak rektor sendiri yang minta aku dateng."

Tadinya New emang berniat buat gak dateng. Tapi setelah tau kalau bapak rektor alias bapaknya Tay minta New buat dateng. Dan itu disampaikan lewat Gawin, jadilah New mau gak mau dateng.

Selain karena New merasa malu, alasan lain dia enggan untuk datang adalah karena dirinya merasa gak pantas. Apalagi mengingat pertemuan pertama New dengan pak rektor yang gak ada kesan bagus sama sekali.

"Aku tetep dateng aja. Yuk kita berangkat." ajak New pada Tay setelah dirinya udah siap. Acara dimulai jam setengah delapan malam di rumah keluarga Tay yang lokasinya gak jauh dari kampus karena masih satu daerah.

"Oiya, aku mau nanya soal ini lupa terus deh. Ibu yang aku liat di restoran waktu itu, siapanya kak Tay?" tanya New pada Tay saat mereka sedang dalam perjalanan.

"Ibu saya, kenapa?"

New gelengin kepalanya, "gak papa." Jawabnya tersenyum.

"Ibu kak Tay orangnya gimana?" New nanya lagi. Karena nervous, New jadi gak bisa berhenti ngomong. Percaya atau enggak, tangannya dingin banget sekarang ini.

"Ya kaya ibu pada umumnya aja, baik dan sayang sama anak-anaknya. Kamu kenapa sih? Kok kaya orang ketakutan gitu?" Tay ngeliat ke New sekilas.

Emang! Kalau tiba-tiba kita ditanya kapan kaw- nikah gimana coba??

"New?"

"New Thitipoom!" panggil Tay kedua kalinya, karena panggilan yang pertama New sama sekali gak respon.

"Oh, iya kenapa kak?"

"Kamu gak enak badan? Kita pulang aja deh ya, jangan maksain gini." Tay menepikan mobilnya ke kiri jalan. Terlihat raut wajah Tay yang khawatir menatap New.

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang