Stressed out

4.2K 417 21
                                    

Minggu berlalu kaya biasanya, gak ada perubahan sama rutinitas New yang masih sibuk dengan skripsinya dan gak kerasa udah tujuh bulan dia berkutat ngerjain tugas akhir itu.

Hari ini, selepas jam makan siang New ada jadwal bimbingan sama pak Tha. Btw udah sebulan lebih New baru ketemu lagi sama dosen itu buat bimbingan skripsinya.

Jujur, New males banget ketemu pak Tha, karena sejarah bimbingan dirinya dengan dosen itu gak ada yang berjalan baik. Kali ini pun sama, New lagi-lagi dimarahi karena banyak kesalahan dalam penulisan bab empatnya.

Padahal New udah setengah mampus mengikuti dan menulis apa yang dianjurkan dosennya itu. Akhirnya, selama bimbingan New cuman bisa diam menahan kekesalannya.

Sepertinya apa yang dia lakukan selalu aja salah, belum pernah New ngerasa se-frustasi ini hanya karena sebuah tugas akhir.

Kalau lagi kaya gini, kadang terlintas keinginan New buat balik jadi diri dia yang cuek dan menikmati hidup kaya dulu. Beruntung tekad New untuk berubah jauh lebih kuat, dia coba mengalihkan pikiran negatif itu dari kepalanya.

Ditambah lagi New sekarang udah menemukan keinginannya; menjadi anak yang dapat dibanggakan oleh orang tua nya dan juga menjadi pasangan yang layak bersanding dengan Tay.

New yang ngerasa cukup stres pun menegakkan tububuhnya dan menarik nafas dalam-dalam. Dia mutusin pulang ke apartemen dengan sangat gak semangat.

"Woii! New!" panggil Krist yang sama aja baru selesai bimbingan sama Tay. Dia ngeliat New yang jalan dengan menunduk lesu. New dengan malas ngangkat kepalanya dan menoleh ke sumber suara.

"Ikut gue yuk ke 3meena, gue traktir lo makanan manis, mau gak? Nanti Gun mau nyusul juga katanya." Sebagai sobat, Krist bisa liat wajah lesu New sekarang.

"Boleh deh." jawab New yang nada suaranya gak kedengeran antusias dan mengekori Krist dibelakang.

"Cheer up dong! Mana senyumnya?" Goda Krist.

Sesampainya di 3meena, Krist coba cairin suasana dan bikin New senyum tapi sayang sobatnya itu cuman ngerespon dengan lirikan mata. Krist gak pernah terbiasa liat New begini.

"Ayok keluarin semua yang lo rasain ke gue New." kali ini Krist ngomong dengan nada yang serius. Mereka lagi nunggu pesenan datang.

"Eh New!" sapa Gun begitu dia duduk di depan New.

"Nih gue bawain sesuatu buat penyemangat lo, hadiah dari kita." Gun langsung aja memberikan totebag yang dia bawa pada New.

"Apaan nih?"

"Lo liat aja isinya, siapa tau lo suka." Jawab Gun dengan senyum menyeringai. New pun menurut dan membuka isi totebag tersebut.

"WHAT THE FUVK GUN?!!" Teriak New gak percaya. Teriakannya itu membuat orang-orang yang ada meja sekitar mereka pun melihat padanya.

"Maaf.." ucap New pada orang-orang tersebut lalu melihat pada Gun dan menarik kerah leher bajunya pelan, "bisa jelasin maksud lo kasih ginian itu apa?"

Gun tersenyum lalu coba lepasin tangan New. "Buat penyemangat kan gue bilang. Siapa tau abis make ginian lo jadi cheer up lagi." jawabnya dengan ngibasin tangan.

"Kalian berdua rencanain hal ini?" Tanya New melihat pada Gun dan Krist bergantian.

"Idenya Gun, tapi gue pikir lo juga bakal suka jadi ya..."

Blank Space 2nd EditionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang